bahwa ada pengaruh yang positif signifikan antara disiplin kerja dan pengawasan kerja terhadap efektivitas kerja pegawai pada Badan
Kepegawaian Daerah Kota Semarang, hal ini dapat diketahui dari nilai F
hitung
sebesar 65,823 F
tabel
= 3,11 pada taraf signifikan 5 0,05, dengan sumbangan dari variabel disiplin kerja dan pengawasan kerja
terhadap efektivitas kerja sebesar 61,3, sisanya sebesar 38,7 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diungkap dalam penelitain ini.
Terdapat korelasi antara variabel disiplin kerja terhadap efektivitas kerja sebesar 0,326 sedangkan untuk korelasi dari variabel pengawasan kerja
terhadap efektivitas kerja sebesar 0,253.
C. Kerangka Pikir
Tujuan sebuah instansi pemerintahan adalah melayani masyarakat. Tujuan tersebut dapat diperoleh jika efektivitas kerja pegawainya meningkat,
karena keberhasilan pelayanan sebuah instansi pemerintah dapat dilihat dari efektivitas kerja pegawainya. Tercapainya efektivitas kerja dipengaruhi oleh
komunikasi interpersonal dan gaya kepemimpinan. Komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian pesan dari
individu yang satu dengan individu yang lain secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi interpersonal dalam sebuah instansi digunakan sebagai
sarana untuk mengkomunikasikan pekerjaan dan hal-hal yang berkaitan dengan instansi.
Komunikasi interpersonal dapat mempengaruhi efektivitas kerja dalam sebuah lembaga. Kesulitan dalam sebuah pekerjaan harus dikomunikasikan
oleh pegawai kepada pimpinan. Batas waktu yang ditentukan dalam penyelesaian pekerjaan akan mempengaruhi tingkat efektivas kerja tersebut,
sehingga pekerjaan harus sering dikomunikasikan kepada pimpinan. Motivasi dan dorongan dari pimpinan kepada bawahan atas pekerjaan yang sedang
diselesaikan dapat melalui komunikasi interpersonal. Sebuah pekerjaan akan selesai dengan baik dengan adanya komunikasi interpersonal dari pimpinan
dan bawahaan. Apabila komunikasi interpersonal terjalin dengan baik makan efektivitas kerja pegawai tinggi.
Faktor lain yang mempengaruhi untuk tercapainya efektivitas kerja adalah gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan upaya seseorang
untuk menggerakan orang lain untuk bekerjasama dalam sebuah instansi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Seorang pemimpin harus dapat
menggarahkan bawahannya agar tercapainya tujuan organisasi. Gaya pemimpin berperan penting dalam tercapainya efektivitas kerja pegawai.
Pemimpin harus dapat memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat. Gaya pemimpin yang diterapkan harus dapat mengarahkan pegawai
untuk mencapai efektivitas kerja. Motivasi, dorongan, semangat harus diberikan oleh pimpinan kepada bawahannya. Pemimpin harus dapat
memperlakukan bawahannya sesuai dengan karakter dan sifat bawahan tersebut. Setiap pegawai mempunyai sikap dan sifat yang berbeda. Dengan
gaya kepemimpinan yang tepat diharapkan pegawai dapat semangat bekerja dan dapat mencapai efektivitas kerja.
Komunikasi dan gaya kepemimpinan merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja. Efektivitas dapat tercapai dengan komunikasi
interpersonal antara pimpinan dan bawahan. Kesulitan dalam pekerjaan dikomunikasikan, agar mendapat solusi dari permasalahan pekerjaan tersbut.
Motivasi, bimbingan, dorongan diberikan oleh pimpinan kepada bawahan melalui komunikasi interpersonal. Selain komunikasi interpersonal juga ada
kepemimpinan. Pemimpin yang dapat memimpin bawahan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tujuan pekerjaan dan dalam waktu
yang telah ditentukan. Tanpa sebuah gaya kepemimpinan yang baik efektivitas kerja tidak akan tercapai. Untuk mendapatkan efektivitas kerja pegawai
diperlukan komunikasi interpersonal dan gaya kepemimpinan dari pimpinan. Berdasarkan penjabaran tersebut, kerangka pikir penelitian ini adalah:
R1
Gambar 1. Kerangka Pikir
Keterangan: : Pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen
: Pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen
D. Paradigma Penelitian