1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah desa merupakan unit terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat. Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat. Pemerintahan desa terdiri atas pemerintah desa kepala desa dan perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa BPD.
Tugas pemerintah desa untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat memerlukan kerjasama yang baik antara kepala desa dan pegawai.
Salah satunya dengan proses komunikasi yang baik. Kegiatan komunikasi merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk melakukan interaksi. Artinya
melalui aktivitas komunikasi itulah manusia bisa saling mengungkapkan rasa butuh dan keingintahuannya dengan cara berinteraksi. Melalui proses interaksi
komunikasi itu sendiri, karakter kepribadian manusia akan terbentuk. Proses komunikasi memerlukan adanya keterbukaan dan kerjasama yang
harmonis antara kepala desa dan pegawai, agar tujuan yang ingin dicapai oleh instansi pemerintah tersebut dapat tercapai. Komunikasi interpersonal terjadi
secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi interpersonal tatap muka memungkinkan balikan atau respon dapat diketahui dengan segera, artinya
penerima pesan dapat dengan segera memberikan tanggapan atas pesan-pesan yang telah diterima dari pengirim pesan.
Selain proses komunikasi, dari segi kepemimpinan, kepala desa dituntut memiliki persyaratan kualitas yang kuat, sebab keberhasilan suatu desa hanya
dapat dicapai melalui kepemimpinan kepala desa yang berkualitas. Kepala desa yang berkualitas yaitu kepala desa yang memiliki kemampuan dasar, kualifikasi
pribadi serta pengetahuan dan keterampilan profesional. Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Gaya kepemimpinan banyak
mempengaruhi keberhasilan seseorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya. Istilah gaya secara kasar adalah cara yang digunakan pemimpin
dalam mempengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang dilihat. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 26 November 2014, pada
komunikasi interpersonal dan gaya kepemimpinan terhadap efektivitas kerja pegawai pada Kantor Kepala Desa Caturharjo diketahui bahwa kepala desa belum
melakukan komunikasi interpersonal terhadap seluruh pegawai. Kepala desa akan melakukan komunikasi interpersonal hanya pada beberapa orang pegawai.
Komunikasi yang dilakukan kepala desa kepada seluruh pegawai hanya pada saat rapat rutin.
Berdasarkan wawancara dengan Banowo sebagai Kepala Bidang Kesejahteraan Rakyat Desa Caturharjo menjelaskan bahwa komunikasi
interpersonal yang dilakukan oleh kepala desa hanya kepada orang-orang yang sependapat dengan kepala desa. Kepala desa berkomunikasi kepada seluruh
pegawai hanya pada saat rapat rutin. Rapat rutin dilaksanakan pada hari Rabu setiap minggunya. Tidak setiap pertemuan rapat kepala desa hadir. Menurutnya,
komunikasi interpersonal akan lebih efektif apabila kepala desa sering melakukan komunikasi kepada seluruh pegawai.
Drs. Banowo juga menjelaskan bahwa kepala desa lebih sering menggunakan kekuatan atau kekerasan dalam menyelesaikan masalah.
Permasalahan tidak diselesaikan dengan cepat. Kepala desa dalam mengambil keputusan hanya mendengarkan pendapat dari orang-orang yang sependapat
dengan dirinya. Waktu pulang dan berangkat kepala desa tidak sesuai dengan jam kerja kantor kepala desa. Kepala desa hampir tidak pernah memberikan motivasi
kepada pegawai. Motivasi diberikan pada saat rapat rutin setiap minggunya, dan itupun kepala desa sering tidak hadir. Kreativitas kepala desa dianggap kurang.
Kepala desa sama sekali tidak memiliki kreativitas dalam memimpin. Berdasarkan wawancara dengan Tutik Nuryani sebagai Sekretaris Desa
Caturharjo menjelaskan bahwa kepala desa dapat menghargai pegawai, seperti memberikan penghargaan kepada pegawai. Tetapi kedisiplinan dari kepala desa
perlu ditingkatkan. Jam kerja kantor kepala desa dari pukul 07.30-15.30. Kepala desa sering datang ke kantor sekitar pukul 10. Selain itu, seorang kepala desa
seharusnya dapat mengambil keputusan dalam musyawarah secara bijaksana. Terkadang kepala desa tidak mau mendengarkan pendapat dari pegawai, jika
pendapat kepala desa dianggap benar, pendapat itu yang yang dipakai sebagai keputusan yang terbaik.
Salah satu faktor yang dipengaruhi komunikasi interpersonal dan gaya kepemimpinan kepala desa adalah efektivitas kerja pegawai. Efektivitas
merupakan unsur pokok aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila dilihat dari keberhasilan pencapaian
tujuan, maka efektivitas adalah memfokuskan pada tingkat pencapaian terhadap tujuan organisasi. Selanjutnya ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka
efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang telah dialokasikan
untuk melakukan berbagai kegiatan. Berdasarkan wawancara dengan Ir Nuki sebagai Kepala Bagian Keuangan
Desa Caturharjo bahwa kerja pegawai belum dapat dikatatakan efektif. Pegawai menyelesaikan pekerjaan belum tepat waktu. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
motivasi-motivasi yang seharusnya diberikan oleh kepala desa kepada pegawai. Efektivitas kerja akan tercipta apabila pekerjaan sesuai dengan tujuan dan
dikerjakan tepat pada waktunya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai pada Kantor
Kepala Desa Caturharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman”.
B. Identifikasi Masalah