15
Dewa Ketut
Sukardi 1993:
63 menyatakan
bahwa pengambilan keputusan
karir merupakan suatu proses dimana
seseorang mengadakan suatu seleksi terhadap beberapa pilihan dalam rencana masa depan.
Munandir 1996:191 menyatakan bahwa keputusan karir yang dimaksud adalah keputusan yang diambil secara arif dan penuh telaah
serta penuh pertimbangan. Pengambilan keputusan seperti ini mutlak demi keberhasilan dalam hidupnya kelak dengan karir yang dipiilihnya
itu. Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa pengambilan keputusan karir adalah suatu proses seleksi yang dilaksanakan secara sengaja dan serius serta penuh pertimbangan demi
keberhasilan kehidupan
karirnya dimasa
yang akan
datang. Pengambilan keputusan karir disini memiliki makna bahwa setiap
individu memiliki kebingungan-kebingungan yang menyebabkan individu tersebut mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan
karir.
2. Teori Pengambilan Keputusan Karir Menurut Ginzberg
Ginzberg Munandir, 1996:92 menyatakan bahwa pemilihan pekerjaan merupakan proses pengambilan keputusan yang berlangsung
sepanjang hayat bagi mereka yang mencari banyak kepuasan dari pekerjaannya. Teori tersebut mengunagkapkan bahwa pengambilan
keputusan karir itu tidak berlangsung sekali, namun terjadi seiring
16
dengan kepuasan dalam pekerjaanya, karena setiap individu memiliki tingkat kepuasan dan target pribadi yang berbeda-beda.
Dalam pemilihan pekerjaan terdapat tahapan-tahapan yang yang dilalui oleh setiap individu. Ginzberg, Ginzburg, Axelrad, dan
Herma Munandir, 1996:90 menyatakan bahwa perkembangan dalam proses pilihhan pekerjaan mencakup tiga tahapan yang utama, yaitu:
a. Masa Fantasi 0-11 tahun, ciri utamanya adalah dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan, artinya asal pilih saja.
Pilihannya tidak didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada, tetapi pada kesan atau khayalan
belaka. Contohnya, anak lima tahun ingin menjadi tentara karena kegagahanya atau ingin menjadi dokter karena umumnya dokter itu
bermobil mewah dan berpenghasilan besar dari praktik swasta. b. Masa Tentatif 11-17 tahun, pemilihan karir orang mengalami
perkembangan. Mula-mula
pertimbangan karir
itu hanya
berdasrkan kesenangan, ketertarikan atau minat, sedangkan faktor- faktor lain tidak dipertimbangkan. Menyadari bahwa minatnya
berubah-ubah maka anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan kapasitas melakukan suatu
pekerjaan, dan apakah kapasitasnya itu cocok dengan minatnya. Tahap berikutnya, waktu anak bertambah besar, anak menyadari
bahwa didalam pekerjaan yang dilakukan orang ada kandungan nilai, yaitu nilai pribadi atau nilai kemasyarakatan.
17
c. Masa Realistik 17-20 tahuun keatas anak melakukan eksplorasi dengan
memberikan penilaian
atas pengalaman-pengalaman
kerjanya dalam kaitan denagn tuntutan sebenarnya, sebagai syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan, atau kalau tidak bekerja,
untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. W. S. Winkel dan M. M. Sri Hastuti 2005:656 menyatakan
bahwa perkembangan karir merupakan salah satu segi dari keseluruhan proses perkembangan remaja dan pilihan jabatan di masa depan
berlangsung selaras dengan perkembangan karir, namun jika proses perkembangan remaja tidak berjalan dengan baik, maka perkembangan
karir juga tidak berjalan dengan baik pula. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
karir individu memiliki tahapan-tahapan tersendiri, dan setiap tahapan memiliki ciri khas masing-masing yang berkembang mulai dari masa
individu hanya
berkhayal hingga
individu mulai
memberikan penilaian-penilaian terhadap pengalaman kerjanya
agar mampu memasuki lapangan kerja atau sekolah lanjutan. Tahapan-tahapan yang
telah dikemukakan tersebut memberikan pengertian bahwa setiap jenajang tahapan memiliki tugas perkembangan tersendiri, dan dengan
dilaluinya tahapan-tahapan
tersebut dengan
baik maka
akan berdamapak baik pula terhadap perkembangan karir individu.
18
3. Teori Pengambilan Keputusan Karir Menurut Super