13 dirasakan oleh peserta didik. Berbicara tentang kinerja
sangat erat kaitannya dengan apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Mulyasa 2007: 135-
136 mengemukakan bahwa produktivitas itu dengan tolak ukur berdasarkan tingkatannya: prestasi kerja,
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, dan unjuk kerja. Dari beberapa pengertian kinerja, maka
dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam meningkatkan produktivitas sekolah bukan semata-
mata ditunjukkan
untuk mendapatkan
hasil sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas unjuk kerja
juga penting diperhatikan.
2.1.1 Kompetensi Guru
Johnson 1974: 126 dalam Wina Sanjaya 2006:17-18
ber pendapat bahwa:”Competency as
rational performance which satisfactirily meets the objektive for a desired condition”. Menurutnya,
kompetensi merupakan
perilaku rasional
guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan
kondisi yang diharapkan. Dengan demikian, suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk
kerja yang dapat dipertanggung jawabkan rasional dalam upaya mencapai tujuan.
Untuk mencapai keberhasilan, guru harus mempunyai
kemampuan yang
baik dalam
melaksanakan tugasnya. Kemampuan tersebut harus didasarkan pada setiap kompetensi yang dimiliki.
14 Gordon 1998: 73 dalam Mulyasa 2007: 38-39
menjelaskan aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:
a Pengetahuan knowledge; yaitu kesadaran da- lam bidang kognitif, misalnya seorang guru
mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuh- an
belajar, dan
bagaimana melakukan
pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. b Pemahaman understanding;
yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan
melaksanakan
pembelajaran harus
memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan
kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran
secara efektif
dan efisien.
c Kemampuan skill; adalah suatu yang dimiliki oleh
individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
Misalnya ke-
mampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberikan kemudahan
belajar kepada peserta didik. d Nilai value; adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan
secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam
pembelajaran kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lainnya. e Sikap attitude; yaitu perasaan
senang-tidak senang, suka-tidak suka atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.
Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upahgaji, dan sebagainya.
Dari beberapa kompetensi guru diatas, dapat disimpulkan
bahwa guru
harus mempunyai
kompetensi berupa
pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap dan minat untuk mendidik anak dengan sebaik mungkin, hal ini agar peserta
didik dapat menyerap ilmu atau informasi dengan baik.
15 Menurut Muhibbin Syah 1997: 23 dalam
Pupuh Fathurrohman 2007: 35 menyatakan bahwa ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki
guru dalam upaya meningkatkan keberhasilan belajar mengajar, yaitu:
a menguasai bahan, b mengelola program belajar mengajar, c mengelola kelas, d menggunakan
media atau sumber belajar, e menguasai landasan- landasan kependidikan, f mengelola interaksi
belajar mengajar, g menilai prestasi siswa h mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan
dan
penyuluhan, i
mengenal dan
menye- lenggarakan administrasi sekolah, j memahami
prinsip-prinsip dan
menfsirkan hasil-hasil
pendidikan guna keperluan pengajaran.
Berdasarkan penjelasan
di atas
dapat disimpulkan
bahwa kompetensi
guru dapat
memberikan pandangan tersendiri bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang guru yang profesional dan
kompeten di bidang profesinya, seorang guru selain kemampuan materi, juga harus memiliki kemampuan
metode penyampaian materi dengan baik, selain itu juga seorang guru harus memiliki kemampuan
interpersonal yang baik kepada peserta didik, teman kerja dan atasankepala sekolah. Dari kompetensi
yang dimiliki dan dilaksanakan sesuai dengan aturan, maka guru akan memberikan kinerja yang baik
terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Dari
beberapa pendapat
diatas, penulis
mengkategorikan ke dalam dua kompetensi, pertama kompetensi yang menekankan pada aspek lahiriah
manusia dalam proses mencapai suatu keberhasilan,
16 kedua adalah bentuk aktualisasi kompetensi yaitu
sebagai guru
dalam mencapai
sepuluh dasar
kompetensi tersebut. Jadi dengan keenam potensi yang telah dimiliki manusia secara lahiriah tersebut
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat, seorang guru selanjutnya dapat mencapai
kesepuluh kompetensi dengan mudah untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan Wina Sanjaya 2006: 18 mengkategorikan ke dalam tiga kompetensi yaitu: kompetensi pribadi,
kompetensi profesional,
dan kompetensi
sosial kemasyarakatan.
2.1.2 Peran dan Tugas Guru