5. Tanda Tangan Elektronik dalam Arbitrase

27 input kedalam komputer sehingga menjadi gambar tanda tangan yang kemudian dilekatkan dengan suatu dokumen untuk menyatakan dokumen tersebut telah ditanda tangani. 11 Tidak jarang tanda tangan digital juga dipahami sebagai tanda tangan yang dibuat langsung di komputer menggunakan mouse sehingga berbentuk tanda tangan seperti lazimnya tanda tangan di atas kertas.

2. 5. Tanda Tangan Elektronik dalam Arbitrase

Online Kembali ke pokok permasalahan yaitu apakah tanda tangan yang dimaksud Pasal 4 Ayat 2 UU No. 30 tahun 1999 terbatas pada pengertian tanda tangan sebagai hitam di atas putih? Perlu dilihat dari pentingnya tanda tangan dalam perjanjian arbitrase. Dalam Pasal 9 Ayat 2 UU No. 30 tahun 1999 dikatakan apabila para pihak tidak menandatangani perjanjian arbitrase, maka perjanjian tersebut dibuat dalam bentuk akta notaris. Pasal ini menjelaskan tujuan tanda tangan dalam perjanjian arbitrase yaitu untuk keperluan pembuktian keotentikan perjanjian arbitrase tersebut. 12 Mark Taylor dalam tulisannya yang berjudul Uses of Encryption mengatakan bahwa: 11 Ibid, hal., 33. 12 Ibid, hal., 34. 28 Digital signatures designed in such a way that the authenticity and integrity of the data to which they are attached can be assured. In essence, the key issues for data which have been signed digitaly are: whether those data have been altered between their being signed and being read or received by the intended recipient and whether those data were actually signed by the person by whom the data purport to have been signed or whether the signature attached to them is forged in some way. Jadi, apabila keperluan tanda tangan dalam perjanjian arbitrase adalah untuk pembuktian, perlindungan keotentikan suatu dokumen yang menggunakan tanda tangan digital jauh lebih kuat. Karena sebuah tanda tangan digital memiliki karakter yang sangat unik dan telah tersandikan encrypted sehingga kemungkinan ditiru sangat kecil. Berdasarkan hal tersebut, seharusnya penggunaan tanda tangan digital dalam perjanjian arbitrase, khususnya perjanjian arbitrase online tidak usah dipermasalahkan. Justru dengan adanya tanda tangan digital seluruh data dalam proses arbitrase akan terlindung kerahasiaan dan keotentikannya, karena yang dapat membuka data tersebut hanyalah pihak yang tanda tangannya telah di- accept dalam dokumen saja yang dapat membuka dokumen. Selain harus dipenuhinya persyaratan perjanjian arbitrase sebagaimana dijelaskan sebelumnya, suatu proses arbitrase online memerlukan prosedur dan kelengkapan yang berbeda dengan proses arbitrase konvensional. 13 Sama halnya dengan arbitrase online , mediasi online dilakukan 13 Ibid, hal., 37-38. 29 melalui internet dengan menggunakan sarana komunikasi elektronik. Mediasi online secara global menggambarkan susunan strategi, gaya dan layanan yang diberikan. Secara jelas menggambarkan standar yang diakui. Institusi ini adalah online resolution dengan menggunkan standar yang ditetapkan praktik mediasi oleh American Bar Associatin ABA Society of Professionals in Dispute Resolution SPIDR. Sebagian besar dari provider mediasi online merupakan medasi fasilitaif dibandingkan dengan mediasi online evaluatif. 14 Sengketa yang terjadi dalam transaksi elektronik terutama untuk perkara yang terjadi dalam negeri, dapat diselesaikan melalui lembaga arbitrase. Karena sengketa yang terjadi dalam transaksi elektronik merupakan sengketa di bidang perniagaan dan bisnis yang memang ditegaskan dalam UU No. 30 tahun 1999. Pasal 1 UU No. 30 tahun 1999 menegaskan bahwa arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh pihak yang bersengketa. Selanjutnya dalam Pasal 5 Ayat 1 ditegaskan bahwa “sengketa di bidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang- undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa”. Selanjutnya dalam Pasal 5 Ayat 1 ditegaskan bahwa “sengketa di bidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa. Adanya kesepakatan tertulis dari para 14 Agus Raharjo, Sebuah Fenomena Dunia Maya , Bogor, Alumni, 2002, hal., 223. 30 pihak untuk menyerahkan penyelesaian sengketa yang akan ataupun yang sudah terjadi, kepada seorang atau beberapa orang pihak ketiga di luar pengadilan umum untuk mendapatkan putusan. Dengan adanya kesepakatan tertulis tersebut, berarti para pihak melepaskan haknya untuk menyelesaikan sengketa di pengadilan. Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah selama data pembuatan tanda tangan elektronik terkait hanya kepada penanda tangan, data pembuatan tanda tangan elektronik pada saat proses penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa penanda tangan, segala perubahan terhadap tanda tangan elektronik yang terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui, segala perubahan terhadap informasi elektronik yang terkait dengan tanda tangan elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui, terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa penandatangannya dan terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa penanda tangan telah memberikan persetujuan terhadap informasi elektronik yang terkait.

2. 6. Atribut Tanda Tangan

Dokumen yang terkait

Keabsahan Tanda Tangan Secara Elektronik dalam Proses Pendirian Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

0 62 142

ASPEK HUKUM TANDA TANGAN ELEKTRONIK (DIGITAL SIGNATURE) DALAM KONTRAK TRANSAKSI ELEKTRONIK (E-COMMERCE)

0 4 16

ASPEK HUKUM TANDA TANGAN ELEKTRONIK (DIGITAL SIGNATURE) DALAM KONTRAK TRANSAKSI ELEKTRONIK (E-COMMERCE)

0 7 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan E-Commerce dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik T1 312012708 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Hukum Tanda Tangan Elektronik (Digital Signature ) dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Hukum Tanda Tangan Elektronik (Digital Signature ) dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik T1 312009062 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Hukum Tanda Tangan Elektronik (Digital Signature ) dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik T1 312009062 BAB IV

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjanjian Jual Beli Melalui Internet ( E-Commerce ) Pasca Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik T1 312006040 BAB II

0 0 54

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaringan dan Informasi serta Transaksi Elektronik T1 BAB II

0 1 52

UNDANG - UNDANG INFORMASI dan TRANSAKSI ELEKTRONIK

0 0 38