Dari Pertukaran Individu ke Pertukaran Kelompok.

12 2 Jaringan pertukaran di antara macrostructure dilembagakan. Meskipun pertukaran yang terjadi secara spontan adalah sebuah ciri yang selalu ada dalam kehidupan sosial, biasanya terbentuk persetujuan secara historis yang membatasi proses-proses pertukaran dasar dari attraction, competition, differentiation, integration atau bahkan pertentangan antara unit-unit kolektif. 3 Macrostructures itu sendiri adalah produk yang melebihi sekedar proses pertukaran dasar, sehingga analisis Macrostructures memerlukan analisis yang lebih dari satu level organisasi sosial. 6

2.2. Dari Pertukaran Individu ke Pertukaran Kelompok.

Dengan mengutip Simmel, Blau mengatakan : “interaksi sosial berhubungan dengan berbagai macam bentuk dan dapat berkembang berbagai macam keinginan individu sehingga mendorong mereka untuk mengembangkan unit sosial mereka dimana mereka dapat menyadari keinginan seperti: sensual atau ideal, awet atau sementara, sadar atau tidak sadar, secara kebetulan mendorong atau secara telelogis mengajak.“ 7 Interkasi sosial terjadi dan dapat dilihat atau diamati dalam ruang sosial dan waktu, ketika terjadi kontak sosial antara individu dalam kelompok atau dalam suatu komunitas. Karena itu, ruang sosial dan waktu menjadi sarana dalam mengamati dan melihat proses interaksi sosial, sedangkan tindakan atau aksi dari individu, memberi makna dari hubungan sosial tersebut. Dengan demikian tindakan atau aksi dapat dimaknai sebagai keadaan sosial dalam tingkat lanjut, sebagaimana bayangan dari arti 6 Jonathan H. Turner, The Structure of Sociological Theory, sixth edition, Belmont California United States: Wadsworth Publishing Company, 1997, 277 7 Peter M. Blau, Exchange and Power . . . , 12 13 subyektifitas yang berhubungan dengan keadaan tersebut oleh tindakan atau aksi individu atau beberapa individu, yang membutuhkan sikap individu lain, atau dengan kata lain, aksi berhubungan dengan penyebabnya. 8 Tindakan atau aksi sosial antar individu atau beberapa individu dalam kelompok tentu di dilatari oleh dua hal mendasar yakni: adanya nilai-nilai sosial bersama yang membentuk struktur sosial yang kompleks, dan ketertarikan sosial yang memberikan perbedaan status dalam struktur sosial. Dalam perspektif pertukaran sosial, interaksi tersebut dilatar belakangi oleh ketertarikan antara individu yang kemudian menghasilkan cost dan reward. Kekuatan dari ketertarikan sosial menyebabkan pertukaran sosial. Proses ketertarikan tersebut yang mendasari perkembangan integrasi sosial dalam kelompok. Semakin besar ketertarikan individu terhadap individu lain dan terhadap kelompok diakibatkan ketertarikan intrinsik mereka terhadap hubungan tersebut memunculkan identifikasi yang sama, maka semakin padu pula kelompok itu. 9 Ketertarikan seseorang anggota baru terhadap sebuah kelompok dikarenakan adanya kesadaran diri yang bersangkutan atau keinginan diri akan penerimaan sosial tertentu. Oleh karena setiap individu dibimbing oleh keinginan dan kesadaran akan penerimaan, maka interaksi memunculkan proses kompetitif, dan diferensiasi sosial yang berkembang dalam persaingan. Proses kompetitif dan diferensiasi ini meningkatkan kebutuhan akan ikatan sosial yang suportif. Identifikasi anggota terhadap kelompoknya melengkapi ketertarikan yang merupakan dasar solidaritas sosial. Namun melalui hubungan itu akan muncul diskriminasi dan generalisasi baik terhadap individu maupun terhadap kelompok. Oleh karean itu menurut Blau dua hal yang akan muncul adalah : 8 Ibid, 13 9 Ibid, 80 14 Pertama, diskriminasi berada diantara individu yang menarik dan orang- orang yang tidak menarik, generalisasi berasal dari pengalaman yang menyenangkan hingga harapan dimana pengalaman lain yang berhubungan dengan dia akan memuaskan juga, dan ini merupakan kedekatan intrinsik baginya. Kedua, diskriminasi berada pada orang dan obyek atau aktivitas yang menyenangkan, generalisasi dikarenakan obyek mirip dengan orang lain yang juga akan memberikan kepuasan dan kemauan ekstrinsik pada keuntungan yang didapat dari sumber manapun. 10 Hal ini kemudian pula memunculkan empat faktor penting dalam struktur sosial yaitu, integrasi, diferensiasi, organisasi, dan oposisi. Integrasi dan diferensiasi muncul dalam pertukaran sosial tanpa adanya desain yang eksplisit, sementara organisasi dan oposisi merupakan hasil usaha terorganisir yang difokuskan pada sasaran dan idelisme kolektif. 11 Pertukaran secara tidak langsung merupakan karakteristik dari struktur kompleks pada komunitas luas secara umum. Karena kontak langsung antara sebagian besar anggota pada komunitas yang luas tidaklah mungkin, namun keterkaitan diantara mereka mempersatukan mereka pada sebuah struktur sosial, melalui nilai-nilai sosial sebagai media yang memediasi hubungan dan transaksi yang tidak langsung. 12 Nilai- nilai tersebut kemudian yang memunculkan solidaritas dan integrasi sosial dalam struktur sosial maupun pada sub struktur sosial. Ketika nilai-nilai tertentu tidak dilembagakan dalam sebuah sistem sosial, hubungan pertukaran tidak akan dipertimbangkan untuk hubungan timbal balik oleh mereka yang telah menginternalisasi nilai-nilai ini. Bagi mereka yang telah menginternalisasi nilai-nilai yang tidak dilembagakan, mungkin saja ada persepsi 10 Ibid, 35 11 Integrasi dan oposisi berada pada nilai-nilai partikularistik yang menyatukan kelompok dalam dan membaginya dari kelompok luar. Diferensiasi dan legitimasi dikendalikan oleh standard universalistik yang menspesifikasi pencapaian dan kualitas yang secara umum dinilai dalam kolektivitas dibawah pertimbangan dan yang memberikan status superior pada mereka yang menunjukannya. Dua dari empat sisi struktur sosial ini dapat dicapai secara langsung dari analisa pertukaran. Ibid, 327 12 Ibid, 330 15 bahwa pertukaran yang adil telah dilanggar. Kesadaran ini akan membimbing mereka untuk menetapkan prinsip-prinsip atau nilai-nilai keadilan dalam kelompok, konsensus ini pada akhirnya melahirkan sanksi negatif terhadap mereka yang melanggar norma- norma pertukaran yang adil. 13

2.3. Memahami Pertukaran Sosial dalam Struktur Kekuasaan

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65