Konsep Pertukaran Sosial Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Lahatol: studi tentang pelaksanaan budaya Lahatol di Desa Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku T2 752009013 BAB II

10 BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Pertukaran Sosial

Peter M. Blau mengembangkan teori pertukaran sosial dengan memusatkan perhatian pada struktur sosial yang lebih luas yang beradasar pada analisis terhadap hubungan-hubungan antar individu. Oleh karena itu, jika Homans bertolak dari petukaran sosial berskala micro atau hubungan antar individu, maka Blau lebih tertarik pada skala macro atau hubungan pada struktur sosial yang kompleks seperti kelompok, organisasi atau negara. Artinya Blau ingin menegaskan bahwa setiap proses pertukaran tidak hanya berakhir pada hubungan-hubungan individu, tetapi akan berlanjut dalam skala yang lebih besar struktur yang kompleks dan melampaui hubungan-hubungan individu. 1 Istilah “struktur mikro” digunakan untuk mengacu pada keterkaitan antar individu di dalam kelompok, sedangkan “struktur mikro” digunakan untuk menjelaskan keterkaitan antar kelompok di dalam kelompok kolektif yang besar atau kelompok kolektif besar pada kelompok lain yang lebih besar lagi. Oleh karena itu, elemen dari struktur makro bisa berupa struktur mikro atau struktur makro itu sendiri. 2 Salah satu karakteristik yang membedakan struktur makro dengan struktur mikro yaitu bahwa proses sosial pada struktur makro ditengahi oleh nilai-nilai yang berlaku. Kriteria pembeda lain yaitu bahwa struktur makro terbentuk dari kesalingterkaitan struktur 1 George Ritzer dan Goodman J. Douglas. Teori Sosiologi Modern, McGraw-Hill. Di- Indonesiakan oleh Alimandan , Jakarta: Prenada Media , 2004, 458-462. 2 Peter M. Blau Exchange and Power in Social Life, New York: John Wiley and Sons, 1964, 283 11 sosial, dimana unsur pokok dari struktur mikro, yaitu kesalingterkaitan individu pada kontak sosial secara langsung. 3 Dinamika struktur makro bergantung pada berbagai macam kesalingtergantungan antar dorongan sosial baik di dalam maupun di antara sub strukturnya. Jenis sub struktur pada sebuah komunitas dapat dibedakan sebagai berikut : Pertama, sebuah komunitas dengan populasi yang dapat dibagi menjadi golongan atau ketegori sosial sebagai dasar dari semua perlengkapan sosial, yang mengatur hubungan antar manusia dan orientasi mereka satu sama lain. kedua, komunitas dalam kolektifitas terorganisir pada wilayah tertentu, yang memiliki pemerintahan dan batas geografis yang menghindarkan mereka dari ketumpang-tindihan pada setiap komunitas, termasuk bagian kecil hingga besar dari organisasi teritorial. ketiga, kolektifitas terorganisir merupakan asosiasi orang-orang dengan organisasi sosial tersendiri, yang bisa saja terbentang dari kelompok kecil pertemanan informal hingga organisasi birokratis formal yang besar. keempat, sistem sosial yang abstrak tidak hanya terdiri dari hubungan sosial pada kebersamaan yang spesifik tetapi juga pada prinsip analitis organisasi, seperti misalnya ekonomi atau lembaga politik dari sebuah komunitas. 4 Bertolak dari empat faktor perbedaan sub struktur dalam komunitas tersebut maka Blau mendefenisikan komunitas sebagai keseluruhan yang dikoordinir dengan fitur khusus tertentu, khususnya daerah teritorial dan batas geografis yang tidak saling tumpang tindih dengan komunitas lain. 5 Meskipun proses-proses umum dari attraction tindakan; competition persaingan; integration integrasi; dan oposisi merupakan bukti dari pertukaran yang terjadi di antara macrostructure, namun Blau melihat beberapa perbedaan fundamental antara pertukaran dan aspek-aspek makrostruktur, diantaranya: 1 Dalam pertukaran yang kompleks antara macrostructure, makna “shared value” nilai-nilai bersama meningkat melalui beberapa nilai pertukaran tidak langsung di antara macrostructure yang termediasi. 3 Ibid, 331 4 Ibid, 285 5 Ibid, 285 12 2 Jaringan pertukaran di antara macrostructure dilembagakan. Meskipun pertukaran yang terjadi secara spontan adalah sebuah ciri yang selalu ada dalam kehidupan sosial, biasanya terbentuk persetujuan secara historis yang membatasi proses-proses pertukaran dasar dari attraction, competition, differentiation, integration atau bahkan pertentangan antara unit-unit kolektif. 3 Macrostructures itu sendiri adalah produk yang melebihi sekedar proses pertukaran dasar, sehingga analisis Macrostructures memerlukan analisis yang lebih dari satu level organisasi sosial. 6

2.2. Dari Pertukaran Individu ke Pertukaran Kelompok.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65