b. Analisis SWOT untuk Aspek Proses
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan
eksternal aspek proses di SMAK St. Petrus maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek
proses kekuatan – kelemahan adalah 1,32. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan dari
pada faktor kelemahan sehingga sekolah bisa memanfaatkan kekuatan yang ada untuk mengatasi
kelemahan yang muncul seperti kualifikasi pendidikan guru yang baik dengan komitmen yang tinggi untuk
berubah bisa mengatasi kelemahan guru dalam mengelola PBM menjadi lebih kreatif dan inovatif.
Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek proses peluang – ancaman adalah 2,13. Ini menunjukkan
bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang
yang ada untuk mereduksi ancaman yang muncul. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMAK St.
Petrus berada pada titik 1,32 ; 2,13 berarti ada pada kuadran SO Strength – Opportunities. strategi yang
harus diterapkan pada kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif atau strategi agresif
yaitu menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan peluang dari luar.
c. Analisis SWOT untuk Aspek Output
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan
eksternal aspek output di SMAK St. Petrus maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek
output kekuatan – kelemahan adalah 2. Angka ini
64
menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih besar dari pada faktor kelemahan sehingga sekolah bisa
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang terjadi seperti dengan adanya organisasi
alumni bisa mengatasi kelemahan sekolah dalam hal mendata output yang dihasilkan. Sedangkan skor akhir
lingkungan eksternal aspek output peluang – ancaman adalah 2. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang masih
lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi
kelemahan yang muncul. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMAK St. Petrus berada pada
titik 2 ; 2 berarti ada pada posisi atau kuadran SO Strength – Opportunities yang mengindikasikan perlu
diterapkan strategi agresif yaitu menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk menangkap peluang dari
luar.
4.3.2 Rencana Strategis a. Rencana Strategis untuk Aspek Input
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO Strengths –
Oppurtunities, yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan
internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah Robbins Coulter, 2009. Berikut ini
adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di SMAK St. Petrus.
Renstra pertama, membuat program bimbingan konseling untuk mempersiapkan diri siswa. Selama ini
bimbingan konseling belum pernah dijalankan disekolah, malahan jika siswa mempunyai masalah atau keluhan,
65
cuma menyampaikan kepada wali kelas atau kepala sekolah. tidak ada guru BP yang khusus menanganinya.
Oleh karena itu Program bimbingan konseling ditujukan untuk membantu siswa dalam menghadapi masalah-
masalah maupun membantu siswa memilih jurusan bagi kelanjutan studinya sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuan dirinya, program ini bisa dilaksanakan secara terus menerus mengikuti pelaksanaan program
pendidikan di sekolah sehingga pada akhirnya bisa mengarahkan siswa dalam proses mempersiapkan diri
untuk bekerja dan berguna kelak dalam masyarakat. Renstra kedua, pengembangan fasilitas sekolah
berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai
sarana belajar siswa. Sebagai input utama dalam suatu sekolah, siswa perlu memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dan sebagai
sarana belajarnya sehingga bisa meningkatkan prestasinya disekolah. Dengan kemajuan teknologi siswa
bisa menggunakannya untuk mencari materi-materi yang diperlukan melalui internet sehingga akan semakin
memperluas wawasan berpikirnya. Untuk membantu usaha siswa sekolah perlu menfasilitasi sarana belajar
siswa yang berbasis TIK seperti internet. Renstra ketiga, mendayagunakan fasilitas sekolah
dengan membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa. Fasilitas-fasilitas yang
dimiliki sekolah bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi siswa seperti membentuk klub-
klub prestasi sehingga siswa yang mempunyai bakat
66
atau kemampuan yang lebih baik dalam bidang akademis, seni maupun olahraga, dapat diasah dan
dikembangkan kemampuannya melalui klub-klub prestasi yang dibentuk seperti klub bahasa, klub sains,
klub basket, klub bola kaki, klub seni, klub jurnalistik dan lain–lain. Klub ini dikembangkan sesuai dengan
potensi, bakat, minat dan prestasi siswa dibawah bimbingan seorang guru yang mempunyai kemampuan
pada bidang-bidang tersebut. Renstra keempat, memberdayakan guru dengan
program-program pelatihan yang berkualitas dan beasiswa studi lanjut sebagai upaya peningkatan kinerja.
kemampuan finansial sekolah yang memadai ditunjang dengan banyaknya bantuan dari donatur luar negeri bisa
dimanfaatkan untuk memberdayakan guru melalui program-program pelatihan seperti pelatihan
laboratorium dan kursus bahasa Portugues. Selain itu sekolah bisa memberikan beasiswa kepada guru yang
berprestasi. Karena dengan pendidikan dan ketrampilan yang memadai, guru bisa menyiapkan diri untuk
mendidik siswa sebagai input yang bermutu. Renstra kelima, membuka lab bahasa untuk
meningkatkan kemampuan siswa dan guru. Salah satu permasalahan yang sangat mengganggu dalam PBM
yaitu kemampuan bahasa Portugues dari siswa maupun guru yang kurang maksimal. Oleh karena itu dengan
penggadaan lab bahasa di sekolah merupakan upaya yang baik untuk meningkatkan kemampuan bahasa
Portugues bagi siswa dan guru. Renstra keenam, memberdayakan kepala sekolah
dengan pelatihan kepemimpinan dan manajerial.
67
Beberapa kelemahan yang terjadi disekolah di akibatkan karena kemampuan memimpin dan manajerial kepala
sekolah yang kurang maksimal. Oleh karena itu dengan pelatihan kepemimpinan dan manajerial yang di ikuti
kepala sekolah diharapkan kinerja kepala sekolah semakin meningkat.
b. Rencana Strategis untuk Aspek Proses