Analisis Aspek Input Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rencana strategis peningkatan mutu sekolah dengan analisis Swot di SMK St. Petrus Comoro Dili Timor Leste T2 942010008 BAB IV

Tabel 4.3 Kualifikasi pendidikan guru yang mengajar Di SMAK St. Petrus Comoro Dili Tingkat Pendidikan Jumlah D3 8 Studi lanjut S1 7 S1 14 Studi Lanjut S2 4 S2 1 Total 34 Sumber: Data Sekolah Kualifikasi pendidikan guru yang mengajar di SMAK St. Petrus dimulai dari jenjang D3 sebanyak 8 orang, yang merupakan guru-guru tua yang sudah mengajar kurang lebih 20 tahun dari masa pemerintahan Portugis, Indonesia hingga sekarang. Oleh karena itu walaupun cuma memiliki jenjang pendidikan D3 namun dari segi pengalaman tidak diragukan. Guru yang sedang melanjutkan sekolah kejenjang S1 sebanyak 4 orang dan sedang dalam proses penulisan skripsi. Jenjang pendidikan S1 ada 14 orang, yang sedang melanjutkan jenjang pendidikan S2 ada 4 orang dan ada 1 orang guru yang mempunyai jenjang pendidikan S2.

4.2 Analisis

Analisis dilakukan peneliti bersama Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan dua orang perwakilan guru yang ada di SMAK St. Petrus Comoro Dili dalam Focus Group Discussion FGD yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 21 dan 25 November 2011 di ruangan kepala sekolah, yang berlangsung sekitar 2 sampai 3 jam masing-masing 35 pertemuan. Dalam FGD ini terjadi brainstorming saat mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dan faktor-faktor strategi eksternal, karena masing-masing peserta FGD mempunyai sudut pandang yang berbeda. Data-data tersebut dibagi kedalam tiga matrik yaitu, matrik Internal Factors Analysis Summary dan matrik External Factors Analysis Summary, serta matrik SWOT untuk komponen input, proses dan output. Matrik yang sudah dibuat saat FGD mengalami sedikit perubahan pada beberapa item seperti penggunaan metode mengajar, pemanfaatan fasilitas laboratorium IPA dan kegiatan ekstrakurikuler saat peneliti melakukan pemeriksaan sejawat dengan kepala sekolah. Setelah data yang ada disepakati oleh kepala sekolah, peneliti kemudian membuat analisis rencana strategis bagi peningkatan mutu sekolah di SMAK St. Petrus Comoro Dili.

4.2.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan dengan mengindentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi peningkatan mutu sekolah di SMAK St. Petrus Comoro Dili dalam tiga aspek yaitu input, proses dan output yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Aspek Input

Komponen input berdasarkan pendekatan sistem terbuka Lewis dan Smith dalam Tjiptono Diana, 2003 meliputi kemampuan dasar siswa, sumber daya finansial, fasilitas, dan program. Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan aspek input sampai diperoleh Matrik Internal Factors 36 Analysis Summary IFAS dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Matriks IFAS Aspek Input No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total Bobot x Skor KEKUATAN 1. Kemampuan dasar siswa yang masuk baik 0,3 4 1,2 2. Minat dan motivasi belajar siswa tinggi 0,24 4 0,96 3. Sekolah memiliki fasilitas yang memadai 0,16 4 0,64 4. Sekolah mempunyai program- program kerja yang jelas 0,12 4 0,48 5. Kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah terpenuhi dengan baik. 0,1 4 0,4 6. Sekolah mempunyai standar disiplin yang berlaku bagi kepsek, guru, staf dan siswa 0,08 3 0,24 Total Skor 1 3,92 KELEMAHAN 1. Kemampuan bahasa Portugues dan penguasaan teknologi informasi siswa kurang maksimal 0,25 2 0,75 2. Pemanfaatan laboratorium IPA untuk praktikum kurang maksimal 0,2 2 0,4 3. Sekolah belum mempunyai kurikulum yang tetap masih mengikuti dari dinas pendidikan 0,18 2 0,36 4. Kemampuan staf TU, keuangan, laboran kurang memadai 0,15 2 0,30 5. Supervisi kepala sekolah belum maksimal 0,12 2 0,24 6. Buku-buku berbahasa Portugues di perpustakaan masih kurang. 0,1 2 0,2 Total Skor 1 2,05 Total Skor Akhir Kekuatan – Kelemahan 1,87 Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2011 Untuk aspek input, kekuatan yang paling berpengaruh dilihat dari kemampuan dasar siswa yang masuk baik dengan bobot 0,3 dan skor 4 karena 37 sebagai input yang utama siswa yang masuk betul-betul dilihat kualitasnya melalui seleksi yang ketat. Hal ini semakin baik dengan adanya minat dan motivasi belajar mereka yang tinggi dengan bobot 0,24 dan skor 4 sehingga akan lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Usaha siswa ditunjang oleh fasilitas sekolah yang memadai diberi bobot 0,16 dan skor 4 serta kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah terpenuhi dengan baik dengan bobot 0,1 dan skor 4 yang diperoleh dari SPP siswa dan sumbangan dari donatur luar negeri. Kekuatan sekolah juga ada pada program- program kerja yang jelas dengan bobot 0,12 dan skor 4, serta standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, staf dan siswa yang diberi bobot 0,08 dan skor 3. Dengan kekuatan ini sekolah mempunyai kesempatan untuk menyiapkan diri dalam usaha untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu input. Sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,92. Walaupun memiliki beberapa kekuatan yang bisa diandalkan, sekolah juga mempunyai kelemahan- kelemahan yang perlu diatasi seperti kemampuan bahasa Portugues dan penguasaan teknologi informasi siswa kurang maksimal dengan bobot 0,25 dan skor 3. Namun hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan mencari lewat media teknologi informasi. Selain itu pemanfaatan laboratorium IPA untuk praktikum yang kurang maksimal dengan bobot 0,2 dan skor 2, untuk itu guru diharapkan lebih kreatif dalam menyajikan materi pelajaran, bisa mengimbangi antara teori dan praktek. 38 Sekolah juga belum mempunyai kurikulum yang tetap masih mengikuti dari dinas pendidikan yang diberi bobot 0,18 dan skor 2, oleh karena itu sekolah perlu membuat suatu kurikulum khusus yang memuat pokok-pokok materi ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran disekolah. Sekolah memiliki SDM yang kuat seperti guru dan siswa, tetapi sekolah juga memiliki kelemahan pada staf TU, keuangan, dan laboran yang kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya sehingga manajemen dalam sekolah menjadi terganggu sehingga diberi bobot 0,15 dan skor 2. Hal ini bisa juga diakibatkan karena supervisi kepala sekolah yang belum maksimal dengan bobot 0,12 dan skor 2. Selain itu buku-buku berbahasa Portugues di perpustakaan masih kurang. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan untuk mencari literatur jika mendapat tugas dari guru diberi bobot 0,1 dan skor 2. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 2,05, Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan untuk aspek input adalah 1,87, berarti faktor kekuatan lebih dominan daripada kelemahan. Ini berarti sekolah bisa menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul. Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek input dapat dilihat pada tabel 4.5. selanjutnya diberi bobot dan skor, serta dilakukan perhitungan skor akhirnya, dan diperoleh Matriks Eksternal Factors Analysis Summary EFAS sebagai berikut: 39 Tabel 4.5 Matriks EFAS Aspek Input No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total Bobot x Skor PELUANG 1. Banyak siswa dari SMP-SMP unggul yang berminat masuk ke SMUK St. Petrus. 0,3 4 1,2 2. Banyak orang tua ingin memasukkan anaknya di SMAK St. Petrus 0,23 4 0,92 3. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin mudah diakses 0,2 4 0,8 4. Perguruan tinggi memberi kesempatan kepada guru yang ingin melanjutkan studi 0,17 4 0,68 5. Banyak pihak luar yang tertarik untuk bekerja sama dengan sekolah 0,1 3 0,3 Total Skor 1 3,9 ANCAMAN 1. Situasi ekonomi yang semakin sulit 0,3 3 0,9 2. Mental siswa banyak dipengaruhi oleh situasi dalam negeri yang kurang kondusif 0,25 2 0,5 3. Pemanfaatan teknologi untuk hal- hal yang negatif 0,2 2 0,4 4. Mulai banyak beredarnya narkoba dan pornografi 0,15 2 0,3 5. Kemacetan lalu lintas pada jam masuk sekolah menyebabkan siswa terlambat mengikuti pelajaran 0,1 2 0,2 Total Skor 1 2,3 Total Skor Akhir Peluang – Ancaman 1,6 Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2011 Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi SMAK St. Petrus seperti siswa dari SMP-SMP unggul yang berminat masuk ke SMAK St. Petrus yang diberi bobot 0,3 dan skor 4. Selain itu banyak orang tua yang 40 juga ingin memasukkan anaknya di SMAK St. Petrus dengan bobot 0,23 dan skor 4 sehingga peluang ini perlu dijaga supaya sekolah tidak mengalami kekurangan siswa. Peluang berikut yaitu perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin mudah diakses yang diberi bobot 0,2 dan skor 4. Jika siswa maupun guru dapat menangkap peluang ini dengan baik, maka mereka akan berkembang secara maksimal, apalagi ada perguruan tinggi yang memberi kesempatan kepada guru untuk melanjutkan studi dengan bobot 0,17 dan skor 4 hal ini penting untuk menambah wawasan dan kemampuan guru. Sekolah juga perlu melihat peluang dari banyaknya pihak luar yang tertarik untuk bekerja sama dengan sekolah. jika kerjasama itu bisa menguntungkan sekolah maka penting bagi sekolah untuk menjalin kerjasama ini sehingga diberi bobot 0,1 dan skor 3. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,9. Semua hal yang sudah disebutkan merupakan peluang yang baik bagi sekolah, akan tetapi sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek input seperti situasi ekonomi yang semakin sulit sehingga idealisme orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak terbentur dengan keterbatasan ekonomi yang dimiliki yang diberi bobot 0,3 dan skor 3. Situasi dalam negeri yang kurang kondusif juga bisa mempengaruhi mental siswa sehingga diberi bobot 0,25 dan skor 2 apalagi peredaran narkoba dan pornografipun mulai berkembang dengan bobot 0,15 dan skor 2. 41 Ancaman lain yang muncul adalah pemanfaatan teknologi untuk hal-hal yang negatif seperti mengakses situs dewasa dan game online yang diberi bobot 0,2 dan skor 2. Selain itu faktor kemacetan lalu lintas pada jam masuk sekolah menyebabkan banyak siswa yang datang terlambat sehingga mereka akan ketinggalan pelajaran pada jam pertama dengan bobot 0,1 dan skor 2. Sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman adalah 2,3. Hasil skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman untuk aspek input adalah 1,6, berarti faktor peluang lebih dominan dari faktor ancaman. Sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk meminimalkan ancaman yang datang.

b. Aspek Proses

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis Swot di SMP Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang T2 942012049 BAB IV

0 0 53

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Problematika Pembentukan Institusi Kepolisian Nasional Timor Leste T2 322011008 BAB IV

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Adaptasi Budaya Para Ekspatriat di Timor Leste T2 912010015 BAB IV

0 1 52

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelatihan Menggunakan Kerangka Kirkpatrick (Study Terhadap Instituto Profissional De Canossa Dili, Timor Leste T2 912011904 BAB IV

0 2 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rencana strategis peningkatan mutu sekolah dengan analisis Swot di SMK St. Petrus Comoro Dili Timor Leste

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rencana strategis peningkatan mutu sekolah dengan analisis Swot di SMK St. Petrus Comoro Dili Timor Leste T2 942010008 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rencana strategis peningkatan mutu sekolah dengan analisis Swot di SMK St. Petrus Comoro Dili Timor Leste T2 942010008 BAB II

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rencana strategis peningkatan mutu sekolah dengan analisis Swot di SMK St. Petrus Comoro Dili Timor Leste T2 942010008 BAB V

0 0 3

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tolok Ukur Membela Democratic Legality Tugas Polisi Timor Leste T2 BAB IV

0 0 6

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu dan Citra (Image) Sekolah T2 BAB IV

0 1 70