Perumusan Masalah Tinjauan Pustaka

pihak tersebut, tujuannya adalah meminimumkan total biaya gabungan antara perusahaan dan distributornya, yang dalam hal ini terdiri dari biaya persiapan untuk menjalankan proses produksi pada perusahaan, biaya pemesanan pada distributor serta biaya penyimpanan persediaan pada perusahaan dan distributornya. Untuk menghitung total biaya gabungan tersebut akan didekati dengan dua buah model matematis. Kedua model ini didasarkan atas dua strategi yaitu: 1. Jumlah pengiriman kepada distributor adalah sama pada setiap pengiriman. Kebijakan ini disebut sebagai strategi IDQ Identical Delivery Quantity . 2. Jumlah pengiriman kepada distributor adalah tidak sama pada setiap pengiriman. Pada setiap pengiriman, semua persediaan yang tersedia pada perusahaan dikirim langsung ke distributor. Kebijakan ini disebut sebagai strategi DWP Delivery What is Produced . Secara umum, kedua model mengasumsikan bahwa data-data permintaan, rata- rata produksi dan biaya setup pada perusahaan serta biaya order pada distributor diketahui dan konstan. Sedangkan, biaya kekurangan persediaan tidak diperhitungkan.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas adalah kebijakan apa yang diambil pihak perusahaan berdasarkan strategi IDQ atau DWP sehingga total biaya persediaan minimum

1.3 Tinjauan Pustaka

Handoko 1984, hal: 333, Istilah persediaan inventory adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumber daya mungkin internal ataupun eksternal. Ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu Universitas Sumatera Utara atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan. Persediaan adalah sumber daya mengganggur idle resources yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga. Nasution, 1999. Siagian 1987, hal 17, menyatakan bahwa pada dasarnya analisis persediaan berkenaan dengan perancangan teknik memperoleh tingkat persediaan optimal dengan menjaga keseimbangan antara biaya karena persediaan yang terlalu sedikit. Terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan dalam membentuk model persediaan, tetapi ternyata faktor biaya merupakan faktor yang sangat dominan dalam pembentukan model. Meskipun analisis biaya cukup sukar dilakukan karena kadang-kadang biaya ini sulit diperinci. Assauri 1998, hal: 177, menyatakan bahwa tujuan pengendalian persediaan adalah sebagai usaha untuk menjaga jangan sampai terjadi kehabisan persediaan, menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga biaya yang timbul tidak terlalu besar, serta menghindari pembelian secara kecil-kecilan karena akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar. Dengan kata lain, tujuan pengendalian persediaan adalah untuk memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat dari barang yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan biaya yang minimum untuk keuntungan atau kepentingan perusahaan. Berikut adalah notasi-notasi dan definisi-definisi yang digunakan dalam perumusan model matematis persediaan terintegrasi: Z = Total biaya gabungan per tahun r = Perkiraan biaya penyimpanan dari modal yang ditanamkan dalam persentase unit per tahun C v = Biaya manufakturing pada perusahaan per unit Rpunit C b = Harga pembelian pada distributor per unit produk Rpunit Universitas Sumatera Utara H v = Biaya penyimpanan persediaan per unit produk pada perusahaan per tahun Rpunit H b = Biaya penyimpanan persediaan per unit produk pada distributor per tahun Rpunit S = Biaya produksi pada perusahaan per setup Rpsetup A = Biaya pesanan pada distributor untuk setiap pengiriman Rppesan P = Rata-rata produksi pada perusahaan per tahun unit D = Jumlah permintaan dari distributor per tahun unit  = DP : Perbandingan antara permintaan dan rata-rata produksi n = 1  = PD : Perbandingan antara rata-rata produksi dan permintaan  = AS : Perbandingan antara biaya pesan dan biaya setup  = H b H v : Perbandingan biaya penyimpanan persediaan 1 = Jumlah pengiriman dari perusahaan ke distributor Q = Jumlah produksi pada perusahaan per produksi unit = 2 � + − + 1 + T = QD : Interval waktu antara produksi tahun k = Jumlah pengiriman dari distributor dalam sekali produksi. 1. Model matematis IDQ Identical Delivery Quantity Biaya tahunan yang diadakan oleh perusahaan dapat dirumuskan sebagai: 1 = + 1 2 1 − + 2 − 1 � Atau 1 = + 1 2 1 −  + 2  − 1 � Sedangkan biaya tahunan yang diadakan oleh distributor dapat dirumuskan sebagai: 2 = � � + 1 2 � atau Universitas Sumatera Utara 2 = �� + 1 2 � Sehingga total biaya gabungan yang diadakan oleh perusahaan dan distributor, untuk suatu nilai T dan k tertentu merupakan gabungan antara 1 dan 2 : , � = 1 + 2 , � = �� + + 1 2 1 −  + 1 � Selanjutnya akan ditentukan nilai optimal dari total biaya gabungan untuk strategi IDQ yakni sebesar ∗ 2. Model matematis DWP Delivery What is Produced Total jumlah prodksi uang dikirimkan dari perusahaan ke distributor dapat dirumuskan sebagai berikut: = 1 � − 1 − 1 Selanjutnya, total biaya gabungan untuk suatu nilai 1 dan � tertentu adalah: � = �� + + 1 2 + � + 1 + 1 atau � = �� + − 1 1 � − 1 + 1 2 1 + � + 1 + 1 Selanjutnya akan ditentukan nilai optimal dari total biaya gabungan untuk strategi DWP yakni sebesar ∗ � . Untuk dapat menentukan strategi mana yang lebih baik antara model IDQ dan DWP, maka dilakukan perhitungan rasio biaya yang didapat dari model IDQ dengan model DWP, dirumuskan sebagai: = ∗ ∗ �  100 Universitas Sumatera Utara Apabila nilai lebih besar dari 100, maka kebijakan persediaan terintegrasi yang dimodelkan dengan model DWP merupakan strategi yang lebih baik. Tetapi sebaliknya, apabila nilai kurang dari 100, maka kebijakan yang dimodelkan dengan IDQ merupakan strategi yang lebih baik.

1.4 Tujuan Penelitian