Kredit Modal Kerja Kerangka Konseptual

d. Berdasarkan jaminan  Kredit dengan Jaminan  Kredit tanpa Jaminan e. Berdasarkan sektor usaha  Kredit Pertanian  Kredit Peternakan  Kredit Industri  Kredit UKM  Dan lain-lain

3. Tujuan dan Fungsi Kredit a.

Tujuan Kredit Tujuan pemberian suatu kredit adalah : 1. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan. 2. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarkat. 3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya.

b. Fungsi Kredit

Fungsi kredit menurut Kasmir 2002 : 107 1. Untuk meningkatkan daya guna uang. 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. 3. Sebagai alat stabilitas ekonomi. 4. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha. 5. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan. 6. Untuk meningkatkan hubungan internasional.

B. Kredit Modal Kerja

Pengertian kredit modal kerja menurut Lukman Dendawijaya 2001 : 27 ; “ Kredit modal kerja dalah kredit yang diberikan kepada nasabah debitur untuk memenuhi kebutuhan modal kerja debitur”. Universitas Sumatera Utara Konsep modal kerja mengandung arti sejumlah dana yang diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai dengan barang itu terjual atau sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar untuk melayani kebutuhan modal kerja debitur. Dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, pihak manajemen akan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kontiunitas operasinya tersebut. Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan akan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu : 1. Volume Penjulan Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Apabila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja pun akan meningkat, demikian pula sebaliknya. 2. Besar kecilnya Skala Usaha Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. 3. Aktivitas Perusahaan Perusahaan yang bergerak di bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang usaha. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi memperoleh barang yang akan dijual. Universitas Sumatera Utara 4. Perkembangan Teknologi Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatis mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat dicapai. 5. Siklus Perusahaan Terhadap Likuiditas Dan Profitabilitas Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah mdal kerja relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan. C. Resiko Perkreditan Setiap usaha yang dilakukan, terutama dalam kegiatan bisnis akan selalu dihadapkan dengan berbagai resiko. Begitu juga dalam pemberian kredit, terdapat beberapa resiko yang perlu diperhatikan.Y. Susilo, Sigit Triandaru, A.Totok Budisantoso 2000: 102 menyatakan “Resiko pemberian kredit dibedakan menjadi dua macam yaitu resiko bisnis dan resiko non bisnis”. 1 Resiko bisnis merupakan resiko kredit yang disebabkan karena faktor- faktor diluar kendali bank, yang berasal dari usaha debitur yang bersangkutan, dampak secara makro, bencana alam, maupun faktor-faktor lainnya. Resiko bisnis tersebut tetap dapat terjadi walaupun rangkaianproses pemberian kredit sejak dari penetapan pasar sasaran Universitas Sumatera Utara sampai dengan pembinaan pengawasan kredit telah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat. 2 Resiko non bisnis merupakan faktor yang timbul bukan akibat faktor- faktor yang bersifat bisnis, tetapi karena itikad tidak baik dari pejabat bank antara lain :  Tidak melakukan analisis dan evaluasi sesuai dengan prinsip kehati- hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat.  Pihak bank dibujuk atau dintimidasi.  Dengan sengaja tidak mau enggan memproses kredit lanjutan tanpa alasan yang jelas.  Menutup-nutupi kredit yang seharusnya telah bermasalah.  Tidak melakukan monitoring kredit.

D. Prinsip-prinsip Perkreditan