Nasionalisme Nilai Utilitas Analisis Konjoin

I i = range nilai kepentingan untuk tiap atribut Range nilai kepentingan relatif tiap atribut dapat dicari dengan rumus : I i = {maksa ij – mina ij }

1.7.2 Mengukur Preferensi Pemilihan Produk Shampo

Preferensi atau selera adalah sebuah konsep yang digunakan pada ilmu sosial, khususnya ekonomi. Ini mengasumsikan pilihan realitas atau imajiner antara alternatif-alternatif dan kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut, berdasarkan kesenangan, kepuasan, gratifikasi, pemenuhan, kegunaan yang ada. Ada beberapa cara mendeteksi perubahan preferensi konsumen R. Pradopo, 2010 yaitu: a. Perubahan demografi b. Produk substitusi c. Perubahan ekspektasi d. Perubahan regulasi e. Teknologi f. Gaya hidup

g. Nasionalisme

Semakin meningkatnya persaingan pada produksi shampo, perusahaan harus menemukan cara untuk menerapkan strategi pemasaran yang optimal. Untuk itu dalam penelitian ini bertujuan mendapatkan atribut-atribut yang dipentingkan konsumen. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Nilai Utilitas

Teori nilai guna utilitas yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai guna. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka nilai guna semakin rendah pula. Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian: a. Nilai guna marginal yaitu pertambahanpengurangan kepuasan akibat adanya pertambahanpengurangan penggunaan satu unit barang tertentu. b. Total nilai guna yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu. Ramaa Lessandro. 2008 Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh nilai gunanya, tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh nilai guna optimal. Secara rasional nilai guna akan meningkat jika jumlah komoditas yang dikonsumsi meningkat. Ada dua cara mengukur nilai guna dari suatu komoditas yaitu secara kardinal dengan menggunakan pendekatan nilai absolut dan secara ordinal dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, order atau rangking. Dalam pendekatan kardinal bahwa nilai guna yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit yang dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya. Sugiarto, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.2 Analisis Konjoin

Salah satu masalah penting yang perlu diperhatikan dalam analisis konjoin adalah skala yang dimiliki oleh level atribut. Hal ini kelak akan berimplikasi pada proses optimalisasi kombinasi taraf antar atribut. Dilihat dari sisi skala pengukurannya, atribut dapat berskala kualitatif dan kuantitatif Supranto. J, 2004. Brand umumnya berskala kualitatif, sedangkan harga berskala kuantitatif. Atribut yang diukur berdasarkan kategori, fungsi kegunaannya mengandung dugaan part worth untuk setiap tarafnya. Sedangkan untuk atribut yang berskala kuantitatif pendugaan part worth-nya dilakukan melalui teknik pemodelan yang dapat mengakomodasikan sifat- sifat kontinu dari atribut tersebut. Dalam analisis konjoin ada dua jenis model yang lazim digunakan untuk atribut berskala kuantitatif, yakni model vektor dan ideal-point. Model vektor pada dasarnya mengacu pada pola hubungan linear antara nilai taraf dengan kegunaan yang dirasakan oleh konsumen dari peningkatan atau penurunan taraf suatu atribut. Pada dasarnya model ideal-point digunakan untuk menggambarkan ketaklinearan aspek kuantitatif atribut dengan kegunaannya. Ketaklinearan dapat ditunjukan oleh munculnya efek yang semakin menurun akibat besaran yang ekstrim dari suatu atribut. Berkaitan dengan kedua tipe model di atas, maka fungsi kegunaan utility function yang nantinya akan diduga sangat dipengaruhi oleh model yang akan digunakan. Pada model vektor, fungsi kegunaan hanya akan mengandung satu koefisien saja, dan umumnya disebut sebagai vektor koefisien. Sementara itu pada ideal point, fungsi kegunaan akan memiliki dua jenis koefisien yakni koefisien vektor dan ideal-point vektor. Dalam bahasan analisis regresi, koefisien vektor mencerminkan pengaruh linear dan ideal-point koefisien menggambarkan pengaruh kuadratik. Analisis konjoin mencoba untuk menentukan kepentingan relatif yang dikaitkan pelanggan pada atribut yang penting dan utilitas yang mereka kaitkan pada tingkatan atau level atribut. Informasi ini diturunkan dari informasi merek pelanggan terdiri dari atribut dan levelnya. Regresi linier biasanya digunakan untuk mendapatkan model analisis konjoin. Bilson Simamora, 2004 Universitas Sumatera Utara

2.3 Membentuk Stimulu