2.3 Membentuk Stimulu
Ada dua cara pembentukan stimulu dalam analisis konjoin yaitu pendekatan pasangan the pairwise approach dan prosedur profil penuh full-profil proceure. Di dalam
pendekatan pasangan dua faktor responden menilai atribut satu persatu sehingga semua kemungkinan pasangan dua atribut telah selesai dievaluasi. Pendekatan profil
penuh mengevaluasi banyak faktor dan dibentuk dari semua atribut. Pendekatan pairwise digunakan untuk mengurangi jumlah perbandingan pasangan dengan
menggunakan cyclical design, sama halnya dalam pendekatan full profil, jumlah stimulus profil dapat dikurangi dengan menggunakan fractional factorial desaign.
Suatu kelas spesial fractional design, yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi semua main effects
2.4 Orthogonal array
Orthogonal array memungkinkan desain yang mengasumsikan bahwa semua intraksi yang tidak penting bisa diabaikan. Orthogonal array dibentuk dari basic full
fractional design dengan mengganti suatu faktor baru untuk seleksi intraksi efek yang dianggap bisa diabaikan. Metode yang lain untuk mengurangi banyaknya intraksi
dengan melakukan survey terhadap konsumen.
2.5 Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuisioner dibagi menjai dua bagian.
b. Alat tulis d. Leptop untuk mengerjakan dan mengolah data dalam penelitian
Ada beberapa jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini mengambil data primer dengan metode mengajukan pertanyaan
Universitas Sumatera Utara
2.6 Teknik Penarikan Sampel
Ada beberapa teknik penarikan sampel yaitu: a. Sampling acak sederhana
b. Sampling acak stratifikasi c. Sampling berkelompok
d. Sampling sistematis acak e. Sampling kelompok dua tingkat
Teknik penarikan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampling acak stratifikasi. Sampling ini dengan cara sebagai berikut:
a. Populasi dipecah menjadi populasi yang lebih kecil disebut stratum. b. Pembentukan stratum harus sedemikian rupa sehingga setiap sratum relatif
homogen. c. Setiap sratum kemudian diambil sampel secara acak dan dibuat perkiraan
untuk mewakili sratum yang bersangkutan. d. Perkiraan secara menyeluruh diperoleh secara gabungan.
Penarikan sampel berstrata adalah suatu metode dimana populasi yang berukuran N dibagi menjadi subpopulasi-subpopulasi yang masing-masing terdiri atas
elemen. Diantara dua subpopulasi tidak boleh ada yang saling tumpang tindih sehingga
. Selanjutnya setiap anak populasi disebut sebagai strata stratum. Teknik penarikan stratifikasi akan menghasilkan
sampel yang lebih representatif dibandingkan dengan penarikan acak sederhana atau sistematis. Salah satu cara untuk melihat apakah sampel reprensentatif atau tidak
dengan populasi adalah dengan membandingkan apakah karakter populasi sama dengan karakter sampel. Eriyanto, 2007. Ada dua jenis sampel strata dalam
stratifikasi a. Proporsional
Universitas Sumatera Utara
b. Disproporsional Dalam sampel strata proporsional, dari setiap strata diambil sampel yang
sebanding dengan besar setiap strata. Angka yang menunjukkan persen setiap strata disebut pecahan sampling. Pada sampel strata, pecahan sampling untuk setiap strata
sama. Cara ini mengalami kesukaran bila ada sebagian strata yang jumlahnya terlalu kecil dan sebagian lagi terlalu besar. Jika ini terjadi disarankan metode sampling
strata disproporsional, karena jumlah populasi tidak terlalu besar sehingga teknik yang digunakan adalah strata disproporsional.
Agar dapat dilakukan pembahasan secara umum, populasi yang heterogen dibagi menjadi k stratum
Sebelum dibagi: Populasi:
2 2
1 1
U Xi
N X
N U
i
Sampel:
2 2
1 1
1
X X
n S
X n
X
i i
perkiraan untuk
Setelah dibagi:
Universitas Sumatera Utara
banyaknya kelompok dalam populasi banyaknya kelompok dalam sampel acak
banyaknya elemen dalam kelompok i, dimana i = 1, 2,…,N =
= banyaknya elemen dalam populasi rata-rata banyaknya elemen per kelompok populasi
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden