BAB IV PELAKSAAN KEPUTUSAN HAKIM
DALAM PERKARA NOMOR.65Pailit2010PN.JKT.PST. A.
Akibat Kepailitan
Menurut Sutan Remy Sjahdeini, bahwa putusan Kepailitan membawa akibat hukum terhadap debitor, segala harta kekayaan Pailit debitor, perikatan debitor,
perjanjian timbal balik, perjanjian sewa, perjanjian kerja, penerimaan warisan oleh debitor Pailit, hak jaminan, dan hak retensi antara lain sebagai berikut
112
:
1. Akibat terhadap Debitor
Pasal 24 ayat 1 UUK-PKPU menentukan debitor Pailit demi hukum kehilangan hak untuk mengurus dan menguasai kekayaanya termasuk harta pailit,
sejak hari putusan Pailit diucapkan. Harus dicermati bahwa dengan diputuskanya debitor Pailit bukan berarti debitor kehilangan hak keperdataanya untuk dapat
melakukan semua perbuatan hukum di bidang keperdataan. Debitor Pailit hanya kehilangan hak keperdataanya untuk mengurus dan menguasai kekayaanya sementara
itu untuk melakukan perbuatan-perbuatan keperdataan lainya, misalnya untuk melangsungkan pernikahan dirinya, mengawinkan anaknya sebagai wali, membuat
perjanjian nikah, menerima hibah sekalipun hibah tersebut demi hukum menjadi bagian harta Pailit, mengurus harta kekayaan pihak lain, menjadi kuasa pihak lain
untuk melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama pemberi kuasa debitor masih berwenang.
112
Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan, Jakarta: Grafiti, 2010, hlm.190.
99
Universitas Sumatera Utara
Debitor kehilangan hak menurut hukum untuk menguasai dan mengelola kekayaan yang masuk dalam harta Pailit terhitung sejak dan termasuk hari putusan
pailit diucapkan Pasal 22 UUK.
113
Dengan demikian putusan Pailit yang diucapkan mempunyai pengaruh yang berlaku surut terbatas, sepanjang hari secara lebih tepat
kembali ke pukul 00:00.
114
Debitur yang Pailit mungkin telah kehilangan kekuasaan untuk menguasai miliknya sebelum ia benar-benar dinyatakan Pailit.
Sebagai akibat putusan tersebut berpengaruh kepada kewenangan Direksi suatu Perseroan Terbatas dan badan-badan hukum lainnya untuk mengelola
perusahaan debitor atau badan hukum tersebut “terpasung”, sekalipun mereka tetap menjabatnya. Pengurus perusahaan debitor atau badan hukum lainnya itu menjadi
functus officio. Segala sesuatunya diputus dan dilaksanakan oleh kurator, sebaliknya mereka harus mematuhi petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah kurator
Khusus dalam hal debitor perseroan terbatas, menurut penjelasan Pasal 24 ayat 1, organ perseroan tersebut tetap berfungsi dengan ketentuan jika dalam
pelaksanaanya menyebabkan berkurangnya harta Pailit, maka pengeluaran uang yang merupakan bagian harta Pailit adalah wewenang kurator artinya, pengurus perseroan
hanya dapat melakukan tindakan hukum sepanjang menyangkut penerimaan pendapatan bagi perseroan tetapi dalam hal pengeluaran uang atas beban harta pailit
tersebut.
113
Sebagai perbandingan lihat Pasal 22 UUK No.4 Tahun 1998.
114
Jerry Hoff, Undang-Undang Kepailitan di Indonesia Penerjemah Kartini Mulyadi, Jakarta : Tatanusa,2000, hlm.85.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Pasal 15 ayat 1 jo Pasal 69 ayat 1 UUK-PKPU, pengampu harta kekayaan debitor Pailit harta Pailit adalah Kurator. Berkenaan dengan status debitor
Pailit yang demikian oleh kuratornya itu dan karena selanjutnya harta kekayaan debitor Pailit tidak lagi diurus oleh debitor tetapi oleh kuratornya, maka sesuai
dengan ketentuan Pasal 26 UUK-PKPU tuntutan mengenai hak dan kewajiban yang menyangkut harta Pailit harus diajukan oleh atau terhadap kurator. Artinya, semua
pengajuan gugatan melalui perdata atau Pengadilan Niaga tidak diajukan oleh atau terhadap debitor tetapi oleh atau terhadap kurator.
115
2. Akibat Kekayaan Terhadap Debitor Pailit