Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Equity (ROE) pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2008- 2012

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE TAHUN 2008- 2012.

OLEH

LOPIANI SINAMBELA 120522129

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

ABSTRAK PENGARUH MODAL KERJA DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON EQUITY PADA PERUSAHAAN

PERKEBUNAN PERIODE TAHUN 2008- 2012.

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan keberhasilan suatu perusahaan dalam memanajemen dan melakukan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keuntungan (return) yang maksimal bagi para investor yang setiap tahunnya mengalami perubahan yang fluktuatif pada beberapa perusahaan sektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (ROE).

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008- 2012 yang berjumlah 15 perusahaan. Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan purposive sampling method. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Variabel independen yang digunakan adalah Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja. Sedangkan variabel dependen adalah Return On Equity (ROE).

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Secara parsial modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity, (2) Perputaran Modal Kerja secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity, (3) secara simultan modal kerja dan perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu Return On Equity (ROE).


(3)

ABSTRACT

EFFECT OF WORKING CAPITAL AND WORKING CAPITAL TURN OVER TO RETURN ON EQUITY (ROE) PERIOD 2008- 2012.

This reseacrh is based on the company successness in managing and doing the job well to get the maximal profit the investors where every year meet the fluctuating changes in some plantation company which are registered on Bursa Efek Indonesia. Based on this background, so this reseacrh aims to know the the effect of capital work and working capital turn over to the Return On Equity (ROE) either partially or simultaneously.

The population in this research is the plantation company which are registered on Bursa Efek Indonesia (BEI) for the 2008 until 2012 periode. There are fiveteen companies. The sample in this research is taken by using purposive sampling methode. The type of data that is used is secondary data. Independent variabel is working capital and working capital turn over, while dependent variabel is Retutn On Equity(ROE).

Technical data analysis used is multiple linear regression analysist. The result of the research shows that partially working capital effect significantly to the Return On Equity (ROE) while in the Working capital turn over there’s no significant effect to the Return On Equity (ROE). Simultaneously working capital and working capital turn over have the positive and significant effect to the dependent variabel namely Return On Equity (ROE).

Key Words: Working Capital, Working Capital Turn Over and Return On Equity (ROE).


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kesehatan, dan kesempatan untuk boleh menikmati masa- masa perkuliahan sampai akhirnya dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2008- 2012.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih banyak buat keluarga tercinta orang tua penulis ( P. Sinambela dan N. Nainggolan) serta kakak dan adik ( Ria, Eko, Parlindungan, Gunzales) yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi yang luar biasa melalui doa, kasih sayang yang selalu diberikan dengan tulus selama ini.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Drs.Hotmal Ja’far, MM,Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Drs.Firman Syarif ,M.Si,Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dra. Mutia Ismail,MM,Ak, selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Naleni Indra MM,Ak selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan dan koreksi selama menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai

penulis yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Teman- teman KTB di YAKPM yang sudah banyak memberikan dukungan,

motivasi serta doa pada penulis Kakak Elisa, Kakak Lidya, Kakak Senta, Gelora, Isadora, Masri, Enzel.

7. Sahabat- sahabat terkasih yang sudah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini Ernita, Cenji, Sartika, Kakak Ice, Febrina, Cinbon, Christian, Friska, ipen, Elisabet, Jeperson, Wulan, Kakak Eka, Tio, Betty, ica, lily dan yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu.

8. Teman- teman di pelayanan YAKPM BPC- Medan dan juga KTB 2011.

Dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran guna membangun penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Modal Kerja ... 10

2.1.2 Unsur Modal Kerja ... 10

2.1.3 Peranan Modal Kerja ... 11

2.1.4 Macam- macam Modal Kerja ... 12

2.1.5 Manajemen Modal Kerja... 15

2.1.6 Sumber Pemenuhan Modal Kerja ... 16

2.1.7 Penggunaan Modal Kerja ... 16

2.1.8 Analisis Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 17

2.1.9 Perputaran Modal Kerja ... 18

2.1.10 Profitabilitas ... 20


(7)

2.3 Kerangka Konseptual ... 28

2.4 Hipotesis ... 29

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Batasan Operasional ... 30

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 31

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.8 Teknik Analisis Data ... 35

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 35

3.8.2 Model Analisis Data ... 36

3.9 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.9.1 Uji Normalitas ... 36

3.9.2 Uji Multikolinearitas... 39

3.9.3 Uji Autokorelasi ... 39

3.9.4 Uji Heteroskedasitas ... 40

3.10 Pengujian Hipotesis ... 42

3.10.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 42

3.10.2 Uji Statistik t (Uji Parsial) ... 44

3.10.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 46


(8)

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 62

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 63

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 64

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 67

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 68

4.2.2.4 Uji Heteroskedatisitas ... 69

4.2.3 Analisis Linear Berganda ... 72

4.2.4 Uji Hipotesis ... 73

4.2.4.1 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t) ... 73

4.2.4.2 Uji Signifikasi Simultan (Uji- F) ... 75

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi ( R2) ... 77

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 32

3.2 Daftar Perusahaan Perkebunan ... 34

4.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 62

4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 67

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 68

4.4 Hasil Uji Run Test ... 69

4.5 Hasil Uji Glejser ... 71

4.6 Coefficientsa ... 72

4.7 Hasil Uji Parsial (Uji-t) ... 74

4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 76

4.9 Hasil Uji Determinasi (R2) ... 77


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Kerangka Konseptual ... 29

4.1 Grafik Histogram ... 64

4.2 Grafik P- Plot ... 65


(11)

ABSTRAK

ABSTRAK PENGARUH MODAL KERJA DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON EQUITY PADA PERUSAHAAN

PERKEBUNAN PERIODE TAHUN 2008- 2012.

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan keberhasilan suatu perusahaan dalam memanajemen dan melakukan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keuntungan (return) yang maksimal bagi para investor yang setiap tahunnya mengalami perubahan yang fluktuatif pada beberapa perusahaan sektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (ROE).

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008- 2012 yang berjumlah 15 perusahaan. Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan purposive sampling method. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Variabel independen yang digunakan adalah Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja. Sedangkan variabel dependen adalah Return On Equity (ROE).

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Secara parsial modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity, (2) Perputaran Modal Kerja secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity, (3) secara simultan modal kerja dan perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu Return On Equity (ROE).


(12)

ABSTRACT

EFFECT OF WORKING CAPITAL AND WORKING CAPITAL TURN OVER TO RETURN ON EQUITY (ROE) PERIOD 2008- 2012.

This reseacrh is based on the company successness in managing and doing the job well to get the maximal profit the investors where every year meet the fluctuating changes in some plantation company which are registered on Bursa Efek Indonesia. Based on this background, so this reseacrh aims to know the the effect of capital work and working capital turn over to the Return On Equity (ROE) either partially or simultaneously.

The population in this research is the plantation company which are registered on Bursa Efek Indonesia (BEI) for the 2008 until 2012 periode. There are fiveteen companies. The sample in this research is taken by using purposive sampling methode. The type of data that is used is secondary data. Independent variabel is working capital and working capital turn over, while dependent variabel is Retutn On Equity(ROE).

Technical data analysis used is multiple linear regression analysist. The result of the research shows that partially working capital effect significantly to the Return On Equity (ROE) while in the Working capital turn over there’s no significant effect to the Return On Equity (ROE). Simultaneously working capital and working capital turn over have the positive and significant effect to the dependent variabel namely Return On Equity (ROE).

Key Words: Working Capital, Working Capital Turn Over and Return On Equity (ROE).


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pelaksanaan operasional suatu perusahaan harus berpedoman pada rencana kerja yang telah ditetapkan oleh kebijakan manajemen perusahaan tersebut, baik mengenai pengolahan maupun pengadaan. Dengan demikian kelangsungan perusahaan tersebut dimasa yang akan datang lebih terjamin. Oleh karena itu beberapa faktor yang membantu pencapai tujuan perusahaan harus dilaksanakan dengan baik. Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah keadaan keuangan suatu perusahaan tersebut.

.Gejolak krisis moneter yang menimpa Indonesia di pertengahan tahun 1998 membuat kondisi perekonomian kita berada dalam posisi yang lemah. Angka pertumbuhan ekonomi mengalami kemerosotan yang cukup tajam. Melonjaknya laju inflasi yang diperburuk oleh kondisi politik yang mengalami kekacauan berpengaruh terhadap angka indeks harga saham gabungan di bursa efek. Jatuhnya angka indeks harga saham gabungan di bursa saham membuat banyak investor mengalami kerugian, sehingga sebagian besar dari mereka menarik modalnya dari bursa saham.

Disamping itu banyak perusahaan yang terdaftar di bursa saham mengalami kerugian dan terancam bangkrut. Hal itu membuat calon investor enggan untuk menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia. Setelah dilakukan reformasi terhadap pemerintahan Indonesia kondisi perekonomian


(14)

mulai membaik. Dengan dikeluarkannya sejumlah kebijakan di bidang ekonomi oleh pemerintahan baru yang bertujuan untuk perbaikan ekonomi membawa angin segar bagi kehidupan pasar modal. Kinerja pasar modal mulai kembali bergairah seiring dengan membaiknya kondisi perusahaan yang tergabung di bursa efek. Hal itu membuka peluang bagi investor untuk dapat kembali meraih keuntungan atas modal yang ditanamkannya di bursa saham. Sehingga perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaannya secara optimal karena dengan adanya peningkatan kinerja tersebut, diharapkan dapat meningkatkan arah perusahaaan pada tujuannya. Salah satu hal penting dilihat dari kacamata manajemen keuangan adalah tujuan perusahaan dengan memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat diukur dari meningkatnya kemakmuran pemiliknya yaitu pemegang saham (share holders) atau nilai saham dari perusahaan tersebut (Samsi, 2006). Penciptaaan nilai perusahaan akan dapat dicapai jika para manajer mampu mengelola perusahaan secara efektif dan efisien. Semakin berhasil suatu perusahaan memaksimalkan nilainya maka mutu dan jumlah keuntungan yang dihasilkan juga akan semakin baik.

Return On Equity (ROE) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang perlu diperhatikan oleh investor karena Return On Equity (ROE) merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam rangka melakukan tugasnya yaitu menghasilkan keuntungan (return) yang maksimal bagi para investor. Semakin besar nilai Return On Equity (ROE) suatu perusahaan berakibat pada kenaikan harga saham suatu perusahaan tersebut, dengan naiknya harga saham tersebut, maka return saham yang didapat para pemegang saham juga akan


(15)

meningkat. Besarnya Return On Equity (ROE) suatu perusahaan dipengaruhi oleh nilai Return On Assets (ROA) yang tinggi atau leverage yang disesuaikan tinggi.

Return on equity (ROE) atau sering disebut juga dengan Return On Common Equity, dalam bahasa Indonesia istilah ini sering juga diterjemahkan sebagai Rentabilitas Saham Sendiri (Rentabilitas Modal Sendiri). Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan ukuran profitabilitas ini, atau bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Seperti diketahui, pemegang saham mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar hutang bunga, kemudian saham preferen, baru kemudian (kalau ada sisa) diberikan kepada pemegang saham biasa.Syamsuddin (2007:64) mendefinisikan Return On Equity (ROE) :

Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.

Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan selalu memerlukan dana baik untuk biaya kegiatan operasional sehari hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjang. Dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan sehari- hari disebut modal kerja.Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasinya sehari hari, dimana modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat


(16)

kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya.

Dalam dunia usaha, peningkatan kegiatan usaha selalu menghadapi berbagai masalah-masalah. Salah satu masalah utama yang dihadapi pemilik usaha adalah untuk menyediaan modal kerja yang diperuntukkan untuk menunjang kegiatan.Pimpinan perusahaan harus selalu aktif meneliti sumber-sumber dan penggunaan modal kerja agar perusahaan selalu tercukupi. Modal kerja dapat diperoleh dari hasil operasi perusahaan maupun luar . Kegagalan memperoleh modal kerja akan menimbulkan hambatan, meski hal itu turut dipengaruhi oleh factor pengolahan dalam meningkatkan mutu produksi dan faktor lain yang sifatnya eksternal.Peranan modal kerja sangat penting bagi setiap perusahaan, walaupun peranan tersebut selalu berbeda pada masing-masing perusahaan. Dalam perusahaan industri misalnya, salah satu peranan modal kerja adalah menjamin kontinuitas perusahaan. Namun pada daasarnya modal kerja dan modal memiliki hubungan yang sangat erat. Modal, disamping kontinuitas, juga menjaga likuiditas perusahaan.

Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari- hari yang selalu berputar dalam periode tertentu (H.indriyo dan H.basri,2002). Sedangkan menurut Riyanto (2001), modal kerja adalah nilai aktiva atau harta yang dapat segera dijadikan uang kas dan digunakan perusahaan untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk membayar gaji pegawai, pembelian bahan mentah, membayar ongkos angkutan, membayar hutang dan sebagainya. Modal kerja bagi perusahaan itu biasanya


(17)

terdiri dari 2 yaitu (1) Modal kerja permanen (permanent working capital) yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi dengan baik dalam suatu periode akuntansi. (2) Modal kerja variabel (Variabel working capital) yaitu modal kerja yang dibutuhkan saat- saat tertentu dengan jumlah yang berubah- ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode.

Modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang berasal dari luar atau ekstern dapat dibelanjai dari kombinasi sumber dana jangka panjang, menengah dan jangka pendek. Menghubungkan salah satu unsur dari modal kerja dengan salah satu bentuk sumber dana harus dilakukan dengan sangat hati- hati. Hal ini dapat dilihat ketika perusahaan mengeluarkan obligasi pada pasar modal maka obligasi tersebut mungkin kita gunakan untuk berbagai keperluan baik uang kas, piutang dagang maupun persediaan bahan baku dan tidak untuk salah satu jenis unsur kebutuhan modal kerja saja. Oleh karena itu sumber dana tersebut membentuk suatu kesatuan sumber dana yang digunakan untuk satu kesatuan kebutuhan modal kerja.

Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus berputar secara tetap atau permanen. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan menyenangkan kreditor jangka pendek karena mereka memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang tinggi dan utang akan segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi yang sulit. Dalam perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali kebentuk semula yaitu kas atau piutang. Namun ada kalanya perputaran modal kerja yang


(18)

tinggi akibat perusahaan kekurangan modal kerja sedangkan tingkat penjualan dalam perusahaan tersebut juga tinggi.sedangkan tingkat perputaran modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak dimanfaatkan dalam operasi perusahaan secara efektif dan efisien dengan tingkat penjualan yang rendah.

Sehubungan dengan hal tersebut dapat diambil suatu cara dimana modal kerja yang sifatnya permanen sebaiknya dibiayai dengan menggunakan kredit jangka panjang sedangkan modal kerja yang berubah- ubah dibiayai dengan kredit jangka pendek. Untuk mendapatkan keuntungan maksimal bagi suatu perusahaan pengelolaan modal kerja harus digunakan secara efektif dan efisien. Modal kerja tersebut harus cukup jumlahnya atau harus mampu membiayai pengeluaran- pengeluaran perusahaan dalam kegiatan operasionalnya sehari- hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan, karena disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan juga tidak mengalami kekurangan atau masalah keuangan. Pengelolaan keuangan yang baik dapat dilihat dari ketepatan penggunaannya, adapun penggunaan modal kerja adalah untuk: (1) Pembelian aktiva tetap, (2) Pembayaran utang dan pembelian saham, (3) Pembayaran Deviden dan (4) Pembayaran beban atau biaya- biaya.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Hutahaen (2006) yang berjudul “ Pengaruh Manajemen Modal Kerja dan Hubungannya terhadap Profitabilitas pada Perusahaan PTP.Nusantara I- IV di Sumatera dimana dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Manajemen


(19)

Modal Kerja tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas baik secara parsial maupun simultan dan mempunyai hubungan yang sangat lemah. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2005) yang berjudul “ Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (ROE) pada Perusahaan Makanan dan Minuman go public di Bursa Efek Jakarta Studi empiris tahun 2000 sampai dengan 2003. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja secara signifikan berpengaruh terhadap Return On Equity (ROE). Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek penelitiannya dimana pada penelitian yang sebelumnya perusahaan yang diteliti adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek jakarta sedangkan penelitian sekarang perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan, dan juga periode tahun penelitian dimana pada penelitian sebelumnya periode penelitian yang diteliti adalah dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2003, sedangkan periode tahun penelitian sekarang adalah periode tahun 2008 sampai 2012. Sedangkan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Hutahaen (2006) adalah variabel independen yang mempengaruhi variabel depennya dan objek atau data penelitian yang dilakukan.

Sehubungan dengan uraian latar belakang diatas dan juga melihat kembali dari penelitian terdahulu bahwa perusahaan sektor perkebunan sangat jarang digunakan sebagai bahan atau data penelitian maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return on Equity (ROE) pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(20)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan secara parsial?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan secara parsial.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan untuk melihat aplikasi yang diterapkan dalam lapangan dengan teori yang dipelajari peneliti.

2. bagi peneliti,sebagai bahan masukan dalam menambah wawasan khusunya tentang Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja dan implikasinya terhadap

Return On Equity ( Pengembalian Modal).

3. bagi perusahaan, manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan atau evaluasi bagi kebijakan dalam memahami kinerja suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.


(21)

4. bagi investor atau calon investor manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan untuk menilai kredibilitas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia khususnya sektor perkebunan dan pembuatan kebijakan- kebijakan di Bursa Efek Indonesia tersebut.

5. untuk peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Pustaka

2.1.1 Modal Kerja

Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari- hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.Menurut Weston dan Brigham modal kerja secara umum dapat diartikan sebagai:

1. seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (Gross Working Capital) atau konsep kuantitatif.

2. aktiva lancar dikurangi utang lancar atau (Net Working Capital) atau konsep kualitatif.

3. keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan laba tahun berjalan atau

Functional Working Capital atau konsep fungsional. Termasuk dana yng bersal dari penyusutan.

2.1.2 Unsur Modal Kerja

Unsur atau komponen modal kerja dapat dilihat pada setiap neraca perusahaan, yaitu pada semua perkiraan aktiva lancar dan kewajiban lancarnya. Perbedaan yang ada biasanya menyangkut perkiraan- perkiraan yang disebabkan perbedaan jenis perusahaan. Misalnya persediaan, untuk perusahaan yang hanya melakukan perdagangan, mungkin hanya perkiraan persediaan (persediaan barang dagang) sedangkan perusahaan yang melakukan pembuatan barang persediaannya


(23)

akan terdiri dari bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi (Weston dan Brigham).

2.1.3. Peranan Modal Kerja

Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus- menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Atau pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Atau pengeluaran yang bersifat bukan untuk harta tetap.Bagi perusahaan yang sedang berjalan, pembiayaan atau dana untuk melakukan pembelian bahan, membayar upah, membayar gaji,listrik dan sebagainya, tanpa harus menunggu diterimanya hasil penjualan agar perusahaan dapat berjalan kontinue. Menurut Kamaruddin Modal kerja mempunyai 2 fungsi yaitu:

1. menopang kegiatan produksi dan penjualan atau sebagai jembatan saat pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan kembali hasil pembayaran.

2. menutup dana atau pengeluaran tetap dan dana yang tidak berhubungan secara langsung dengan produksi dan penjualan.

Menurut H.indriyono dan H.Basri :2002 ada tiga konsep modal kerja yaitu: 1. Konsep Kuantitatif

Dalam konsep kuantitatif modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang- piutang, persediaan, persekot biaya. Dana yang tertanam dalam aktiva lancar akan mengalami perputaran


(24)

dalam waktu yang singkat. Jadi besarnya modal kerja adalah sejumlah aktiva lancar.

2. Konsep Kualitatif

Dalam konsep kualitatif modal kerja dikaitkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang harus dibayar segera dalam jangka pendek. Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar- benar dapat dipergunakan untuk membiayai operasinya perusahaan atau sesudah dikurangi besarnya utang lancar.atau dengan kata lain besarnya modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar.

3. Konsep Fungsional

Dalam konsep Fungsional modal kerja adalah didasarkan pada fungsi dari dana untuk menghasilkan pendapatan.pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan dalam satu periode (Accounting Curretn income) bukan pada periode berikutnya (future income).

2.1.4 Macam- Macam Modal Kerja

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi dengan baik dalam satu periode akuntansi. Modal kerja permanen terbagi dua yaitu:

a. modal kerja primer (primary working capital) yaitu sejumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya.


(25)

b. modal kerja normal (Normal working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang digunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada kapasitas normal.

2. Modal Kerja Variabel ( Variabel Working Capital)

yaitu modal kerja yang dibutuhkan saat- saat tertentu dengan jumlah yang berubah- ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode.Modal kerja variabel ini terdiri dari:

a. modal kerja musiman (seasonal working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya berubah- ubah disebabkan oleh perubahan musim. b. modal kerja siklis (cyclical working capital) yaitu sejumlah modal kerja

yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.

c. modal kerja darurat( Emergency working capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah- ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok dan sebagainya).

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya modal kerja adalah sebagai berikut: 1. volume penjualan yaitu faktor yang paling utama karena perusahaan

memerlukan modal kerja untuk menjalankan aktivitasnya yang mana puncak dari aktivitasnya itu adalah tingkat penjualan.

2. kebijakan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan seperti : (1) Politik penjualan kredit yaitu panjang pendeknya piutang akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja dalam satu periode, (2) Politik penentu persediaan besi


(26)

dimana jika persediaan yang diinginkan tinggi,baik persediaan kas, persediaan bahan baku, persediaan bahan jadi, maka diperlukan modal yang relatif besar dan sebaliknya bila ditetapkan persediaan rendah maka diperlukan modal kerja yang relatif rendah.

3. pengaruh musim yaitu dengan adanya pergantian musim, akan dapat mempengaruhi besar kecilnya barang dan jasa serta tingkat penjualan. Fluktuasi tingkat penjualan akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan produksi.

4. kemajuan teknologi dimana perkembangan teknologi dapat mempengaruhi atau mengubah proses produksi menjadi lebih cepat dan lebih ekonomis dengan demikian akan dapat mengurangi besarnya kebutuhan modal kerja. Tetapi dengan perkembangan teknologi maka perusahaan perlu mengimbangi dengan membeli alat- alat investasi baru sehingga diperlukan modal kerja yang relatif besar.

Sedangkan menurut kamaruddin faktor yang menentukan jumlah modal kerja adalah:

1. besar kecilnya kegiatan usaha atau perusahaan (Produksi dan penjualan), dimana semakin besar kegiatan perusahaan maka semakin besar modal kerja yang diperlukan, apabila hal lainnya tetap. Selain besar kecilnya usaha , sifat perusahaan juga mempengaruhi besarnya modal kerja.

2. kebijaksanaan tentang penjualan (kredit atau tunai). Persediaan (dengan EOQ =

Econimic Orde Quantity dan safety stock), dan saldo ke kas minimal, pembelian bahan(tunai atau kredit).


(27)

3. Faktor lainnya adalah: a. faktor- faktor ekonomi

b. peraturan pemerintah yang berkaitan dengan uang ketat atau kredit ketat. c. tingkat bunga yang berlaku.

d. peredaran uang.

e. tersedianya bahan- bahan di pasar. f. kebijakan perusahaan lainnya. 2.1.5 Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja pada dasarnya meliputi Perencanaan besarnya kebutuhan modal kerja Perubahan dari aktivitas usaha suatu perusahaan akan mengakibatkan perubahan terhadap kebutuhan modal kerja. Kebutuhan modal kerja dalam satu periode pada waktu yang akan datang diperhitungkan sebagai berikut:

Kebutuhan modal kerja = Periode perputaran modal kerja x rata- rata pengeluaran kas per periode

Dimana:

1. periode perputaran modal kerja dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan ke dalam komponen- komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Panjang pendeknya perputaran modal kerja tergantung dari perputaran masing- masing komponen modal kerja. Semakin pendek tingkat perputarannya berarti semakin tinggi rasio turn over-nya, dan sebaliknya semakin panjang tingkat perputarannya berarti semakin rendah rate turn over-nya.


(28)

2. rata- rata pengeluaran kas per periode merupakan hasil perhitungan rata- rata pengeluaran kas untuk melaksanakan kegiatan perusahaan sehari- hari baik berupa bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja, biaya overhead, biaya administrasi umum dan penjualan. Periode yang digunakan untuk menghitung rata- rata pengeluaran kas harus disesuaikan dengan periode perputaran modal kerja yang diperhitungkan. Apabila perputaran modal kerja tersebut diperoleh periode bulanan maka periode dalam perhitungan rata- rata pengeluaran uang per bulan, begitu juga dengan harian

2.1.6 Sumber – Sumber Pemenuhan Modal Kerja

Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat dipenuhi dari dua sumber yaitu: 1. sumber intern (Internal sources) yaitu modal kerja yang dihasilkan oleh

perusahaan sendiri- sendiri dari aktivitas operasional seperti laba ditahan, penjualan aktiva tetap, keuntungan penjualan surat- surat berharga diatas harga normal, cadangan penyusutan.

2. sumber ekstern (External sources) yaitu modal kerja yang berasal dari luar aktivitas perusahaan seperti dari pihak supplier, bank- bank, dan pasar modal. 2.1.7 Penggunaan Modal Kerja

Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, namun tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti dengan perubahan dan penurunan jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan. Penggunaan yang dimaksud adalah seperti:


(29)

2. pembayaran kerugian- kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat- surat berharga atau efek maupun kerugian insidentil lainnya. 3. adanya pembayaran utang- utang jangka panjang, utang hipotek, obligasi

maupun utang jangka panjang lainnya.

4. adanya pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang lainnya yang mengakibatkan kekurangan aktiva lancar atau timbulnya utang lancar.

5. adanya pengambilan uang kas oleh pemilik perusahaan dari pengambilan keuntungan atas pengambilan dividen oleh pemilik dalam perseroan terbatas. 6. adanya pembentukan dana dari aktiva lancar pada tujuan tertentu dalam jangka

panjang.

2.1.8 Analisis Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja (Statement of Fund/ Statement Of Financial Changes).

Sebagai dasar perencanaan, pengelolaan dan pengawasan modal kerja dimasa yang akan datang bagi manajemen diperlukan laporan perubahan modal kerja yang menunjukkan secara rinci terjadinya kenaikan atau penurunan modal kerja dari tahun ke tahun berikutnya serta penyebab terjadinya kenaikan dan penurunan itu. Laporan perubahan modal kerja akan menunjukkan:

1. perubahan yang terjadi untuk setiap jenis atau elemen modal kerja yaitu perubahan masing- masing pos aktiva lancar atau utang lancar dan perubahannya secara keseluruhan dalam periode tertentu.

2. sebab- sebab terjadinya perubahan modal kerja dan dari mana modal kerja diperoleh serta berbagai penggunaan modal kerja tersebut.


(30)

Analisis sumber dan penggunaan modal kerja dapat digunakan untuk:

1. memberikan input terhadap manager keuangan tentang hal- hal yang terjadi terutama ketidakwajaran baik peningkatan maupun penurunan modal kerja secara keseluruhan dan secara rinci dari struktur modal kerja itu.

2. sebagai dasar penilaian pembelanjaan perusahaan yaitu menunjukkan besarnya pertumbuhan perusahaan yang dibelanjai dari dalam dan dari luar perusahaan. 3. sebagai perencanaan pembelanjaan jangka menengah dan jangka panjang. 4. merupakan alternatif perkiraan perubahan kas.

2.1.9 Perputaran Modal Kerja

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, salah satu fungsi modal kerja adalah “menutup” jarak antara saat dikeluarkan uang tunai (kas) untuk membayar atau membeli persediaan bahan baku dan biaya lainnya pada saat diterimanya hasil penjualan. Jarak yang dimaksud adalah periode perputaran modal kerja (Working capital Turnover period) atau suatu kas diinvestasikan dalam komponen- komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas. Semakin pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputarannya (turnover) atau makin tinggi tinggi tingkat perputaran. Lamanya periode perputaran tergantung sifat atau kegiatan operasi suatu perusahaan, lama atau cepatnya perputaran ini akan menentukan besar kecilnya kebutuhan modal kerja. Dalam menetukan perputaran modal kerja, banyak metode yang digunakan, dan metode yang dimaksud adalah:


(31)

1. Metode Keterikatan atau Daur Dana

Metode ini digunakan untuk usaha baru dimulai yang pengalaman dari pengelola yang masih dominan dipengaruhi keadaan internal perusahaan yang mengikuti perkembangan kegiatan sehari- hari dalam jangka waktu lama. Menurut metode siklus atau daur keterikatan dana, bagi perusahaan yang melakukan produksi maka proses perhitungan perputaran modal kerjanya adalah:

Rata- rata waktu dana tertanam dalam kas ... hari Rata- rata waktu dana dalam bahan mentah ... hari Rata-rata waktu proses barang ... hari Rata- rata barang jadi berada dalam gudang ... hari Rata- rata pembayaran piutang ... hari Jumlah perputaran modal kerja= ... hari Atau dapat dijelaskan bahwa daur arus kas terdiri dari :

1.1 Daur Operasional

Memperhitungkan dua determinan likuiditasi:

a. periode konversi perusahaan yang merupakan indikator rata- rata waktu yang diperlukan untuk mengkonversi persediaaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi, menjadi terjualnya produk tersebut.

b. periode konversi piutang yang merupakan indikator rata- rata waktu yang diperlukan perusahaan untuk memperoleh penerimaan dalam bentuk uang tunai.


(32)

1.2 Daur Konversi Kas

Merupaka gabungan dari daur operasional dan daur penerimaan uang tunai (kas).

2. Metode Perputaran

Metode ini menggunakan analisis laporan keuangan perusahaan. Secara umum modal kerja(Working Capital Turn Over) dapat dapat dihitung dengan rumus:

2.1.10 Profitabilitas

Profitabilitas adalah salah satu pengukuran terhadap suatu kinerja perusahaan, dimana profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan suatu laba dalam periode tertentu dengan tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada aktiva dan modal yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Untuk menilai suatu profitabilitas perusahaan dapat dinilai dengan profitabilitas ekonomi.

Profitabilitas ekonomi adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola laba dari seluruh modal yang dioperasionalkan atau digunakan dalam perusahaan tersebut. Modal yang diperhitungkan untuk mengukur profitabilitas ekonomi adalah modal yang bekerja dalam perusahaan (operating capital asset). Dengan demikian modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam bursa efek (kecuali perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi. Demikian juga laba yang


(33)

diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanya laba yang berasal dari operasional perusahaan atau yang disebut dengan laba usaha perusahaan (net operating income). Profitabilitas ekonomi atau Return On Equity (ROE) atau sering juga disebut Return On Total Asset (ROA) merupakan kemampuan pengukuran perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan sejumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka perusahaan akan semakin baik. Return On Invesment di hitung dengan rumus:

Dengan menggunakan analisis diatas maka perusahaan tidak hanya bekerja untuk mencari laba namun untuk mempertinggi profitabilitas hal ini disebabkan karena laba bukanlah ukuran tidak menjadi patokan atau ukuran bahwa perusahaan itu telah beroperasi dengan efisien atau maksimal. Dengan demikian suatu perusahaan harus memperhatikan profitabilitas bukan hanya mnperhatikan laba yang diperoleh perusahaan (Riyanto,2001:36-37).

Usaha- usaha untuk meningkatkan profitabilitas ekonomi: profitabilitas ekonomi atau earning power mempunyai arti yang penting bagi perusahaan, maka perlu diusahakan agar tingkat profitabilitas perusahaan meningkat.

Riyanto (2001:37) menyatakan bahwa tinggi rendahnya earning power dipengaruhi oleh:

1. Profit Margin yaitu perbandingan antara Operating Net Income atau laba bersih usaha dengan net sales atau penjualan bersih dan yang dinyatakan dalam persentase (%) yang dapat dirumuskan sebagai berikut:


(34)

2. Turnover Of Operating Asset yaitu perbandingan antara net sales dan operating asset (modal usaha) yang dirumuskan dengan:

Sehingga besarnya profitabilitas ekonomi dapat diketahui dengan mengalihkan profit margin dengan Turnover Of Operating Asset.usaha untuk memperbesar profitabilitas merupakan harapan manager perusahaan, oleh karna itu untuk mempertinggi profitabilitas perlu diketahui berbagai faktor yang menentukan diusahakan tinggi rendahnya profitabilitas ekonomi tersebut. Riyanto(2001:37- 41) Beberapa cara untuk meningkatkan profitabitas ekonomi: 1. menaikkan profit margin yaitu dengan menambah biaya usaha sampai tingkat

tertentu dan diusahakan tercapainya tingkat tambahan penjualan yang lebih besar daripada tambahan operating expense dan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu atau mengurangi usaha relatif lebih besar dari berkurangnya pendapatan dari sales.

2. menaikkan turnover of operating asset denga cara menambah modal usaha dan mengurangi sales pada tingkat tertentu, penurunan operating aset sebesar- besarnya.

3. profitabilitas sendiri

Profitabilitas modal sendiri atau sering dinamakan rentabilitas usaha atau

Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang


(35)

menghasilkan laba tersebut di lain pihak atau dengan kata lain profitabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Riyanto (2001:44) menyatakan laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi modal asing dan pajak perseorangan atau income tax (EAT= Earning After Tax). Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan.Return On Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik para pemegang saham biasa maupun saham preferen) atas modal yang diinvestasikan di dalam perusahaan tersebut. Secara umum semakin tinggi return atas penghasilan yang diperoleh maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. Return On equity (ROE) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Disamping itu ROE juga dapat ditentukan dengan menggunakan sistem

Du Pont. Menurut Soediyono (2001:103) analisa Du Pont merupakan pendekatan lain yang dapat digunakan mengevaluasi tingkat pengembalian ekuitas atau

Return On equity yang dihitung dengan membagi ROI dengan hasil pengurangan 1 (satu) dan rasio hutang. Dan dapat dinyatakan dalam rasio keuangan yaitu:


(36)

Dimana:

ROI = Net Profit Margin X Perputaran Aktiva

Dengan menggunakan sistem Du Pont maka ada faktor- faktor yang mempengaruhi profitabilitas yaitu penjualan, biaya operasi, total aktiva dan total hutang. Sedangkan menurut Wasis (2003:38) menggunakan istilah profitabilitas dikemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi rate on retur adalah penjualan, efisiensi penggunaan biaya, profit margin dan struktur modal perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Hutahaen (2006) menggunakan variabel Account Receivable turn Over, Inventory Turn Over, dan Turn Over Operating assets untuk melihat pengaruh dan hubungannya terhadap Profitabilitas yaitu Return On Invesment (ROI) dan

Return On Equity (ROE) pada perusahaan PTP. Nusantara I - IV di sumatera. Dimana pada penelitian ini dikemukakan bahwa Account Receivable Turn Over, Inventory Turn Over, dan Turn Over Operating Assets tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial. Korelasi


(37)

manajemen modal kerja yang meliputi Account Receivable Turn Over, Inventory Turn Over, dan Turn Over Operating Assets terhadap profitabilitas, baik ditinjau dari segi aspek Return On Invesment (ROI) maupun Return On Equity (ROE) sama- sama menunjukkan hubungan yang sangat lemah.

Astuti (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Modal Kerja dan perputaran modal kerja terhadap Return On Equity (ROE) pada Perusahaan makanan dan minuman go public di Bursa Efek Jakarta. Dalam penelitiannya, Astuti (2005) membahas permasalahan: Faktor apa saja yang mempengaruhi modal kerja dan perputaran modal kerja? Adakah pengaruh modal kerja dan perputarn modal kerja terhadap ROE? Berapa pengaruh Modal kerja terhadap ROE? Berapa pengaruh Perputaran modal kerja terhadap ROE? Dan seberapa besar pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap ROE pada prusahaan makanan minuman go public yang terdatfar di bursa Efek Jakarta? Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalah yang telah di bahas oleh peneliti. Hipotesis yang diambil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap ROE pada perusahaan makanan minuman go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pada 20 Perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 di BEJ. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel populasi yaitu keseluruhan laporan keuangan 20 Perusahaan makanan dan minuman yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel dalam penelitian ini yaitu modal kerja, perputaran modal kerja dan Return On Equity. Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data


(38)

dan metode kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.dan dalam pembahasan ini diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi modal kerja dan perputaran modal kerja yaitu adanya aktive lancar yang terlalu rendah sehingga perusahaan harus mengambil pinjaman, kurangnya perencanaan volume penjualan sehingga produksi rendah, tingginya biaya operasi yang ditanggung perusahaan, tidak lancarnya aliran modal kerja serta kerugian yang dialami berturut- turut. Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan program SPSS diperoleh persamaan Y = 43.507 + 0.405X1 + 0.441X2, setelah dilakukan penelitian dan pembahasan membuktikan Fhitung 14.283pada taraf signifikan 5% dan df = 2 diperoleh 3.59, karena Fhitung > Ftabel maka modal kerja dan perputaran modal kerja secara signifikan berpengaruh terhadap ROE. Besar pengaruhnya dapat dilihat dari koefisien Determinasi (R2) sebesar 62,7%, sedangkan sisanya 37,3% dipengaruhi variabel lainya.koefisien determinasi (R2) parsial untuk variabel modal kerja sebesar 79,1% dan variabel perputaran modal kerja 0.077%, variabel perputaran modal kerja mempunyai pengaruh lebih besar dibanding modal kerja.


(39)

Untuk lebih jelasnya kedua hasil penelitian diatas, dapat dilihat pada tabel 2.1 yaitu:

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama peneliti Variabel yang digunakan Kesimpulan 1 Hutahaen 2006 Account Receivable Turn Over (X1),

Inventory Turn Over (X2),dan Turn Over Operating Assets (X3),

Return On Invesmen (Y1),

Return on Equity (Y2).

Account Receivable Turn Over (ARTO),

Inventory Turn Over (ITO),dan Turn Over Operating Assets (TOA) pada PTP Nusantara I s/d IV di Indonesia, baik secara simultal maupun parsial tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas. Korelasi manajemen modal kerja yang meliputi: Account Receivable Turn Over

(X1), Inventory Turn Over (X2),dan Turn Over Operating Assets (X3), terhadap

Profitabilitas, baik ditinjau dari segi aspek Return On Invesment (ROI) maupun Return On Equity (ROE) sama- sama menunjukkan hubungan yang sangat lemah. 2 Astuti 2005 Modal Kerja (X1), Perputaran Modal Kerja (X2), dan Return On Equity (Y1).

Modal kerja dan perputaran modal kerja pada perusahaan makanan dan minuman go public di bursa efek jakarta berpengaruh secara simultan terhadap

Return On Equity (ROE), namun secara parsial pengaruh perputaran modal kerja lebih besar dibanding modal kerja terhadap Return On Equity (ROE).


(40)

2.3 Kerangka Konseptual

Return On Equity (ROE) atau profitabilitas merupakan suatu pengukuran dari penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik modal yang mereka investasikan dalam perusahaan. Tinggi rendahnya Retun On Equity dapat berubah sesuai dengan pembagian Return On Invesment dan debt ratio. Tinggi rendahnya

Return On Invesment dapat berubah sesuai dengan perubahan profit margin dan perputaran aktiva. Dengan menambah aktiva lancar dan aktiva lainnya sampai tingkat tertentu diharapkan modal kerja yang diperusahaan bertambah begitu juga dengan penjualan sehingga perputaran modal kerjanya juga meningkat dan Return On Invesment juga meningkat. Sedangkan tinggi rendahnya debt rasio ditentukan oleh besar kecilnya total hutang. Penambahan hutang lancar dalam perusahaan mengakibatkan modal kerja yang ada dalam perusahaan juga meningkat, namun perusahaan harus perusahaan harus menanggung beban yaitu beban bunga. Penambahan modal asing untuk meningkatkan modal kerja hanya akan memberikan efek yang menguntungkan bagi perusahaan karena adanya tambahan modal kerja dan keuntungan lebih besar dari pada biaya bunga. Dengan kata lain penambahan hutang untuk meningkatkan modal kerja dapat meningkatkan penjualan sehingga perputaran modal kerja meningkat, dengan meningkatnnya perputaran modal kerja maka modal kerja akan segera kembali dalam perusahaan yang disertai peningkatan laba perusahaan.


(41)

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hubungan variabel penelitian dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

.Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Menurut Erlina (2008:49) Hipotesi merupakan “preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena”. Sedangkan menurut Sekaran (2006:135) Hipotesi dapat didefinisikan sebagai “hubungan yaang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Dari kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

 H1 = terdapat pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap Return

On Equity pada perusahaan Sektor Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun secara parsial.

RETURN ON QUITY (ROE)

Y1

MODAL KERJA (X1)

PERPUTARAN MODAL KERJA (X2)


(42)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori- teori melalui pengujian variabel- variabel penelitian dengan angka yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Penelitian ini menjelaskan pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (ROE)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.co.id dan website resmi masing- masing perusahaan sampel. Periode penelitian dilakukan pada tahun 2008 sampai dengan 2012 pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai dengan Juni 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja. Variabel terikatnya adalah Return On Equity (ROE).


(43)

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah Return On Equity (ROE). Rturn On Equity yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun2008 sampai tahun 2012 (baik pemegang saham biasa maupun saham preferen) atas modal yang di investasikan di dalam perusahaan. ROE dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus:

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari: a. Modal Kerja (Working Capital)

Modal kerja dalam penelitian ini merupakan variabel bebas pertama (X1). Modal kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modal kerja konsep kualitatif kelebihan hutang lancar diatas aktiva lancar. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus:

Modal Kerja (MK) = Hutang Lancar – Aktiva Lancar b. Perputaran Modal Kerja (PMK)

Perputaran Modal Kerja (PMK) dalam penelitian ini merupakan variabel bebas kedua (X2). Modal kerja dimaksud dalam penelitian ini adalah lamanya modal kerja perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI berputar dalam satu periode. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus:


(44)

Untuk lebih jelasnya, operasional penelitian dalam penelitian ini terdaftar pada tabel 3.1yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel N

o

Variabel Penelitian

Definisi Skala Pengukuran

1 Modal Kerja (X1)

Modal Kerja

merupakan konsep kualitatif kelebihan hutang lancar diatas aktiva lancar

Rasio MK= Aktiva Lancar – Hutang Lancar

2 Perputaran Modal Kerja (X2) Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai keefektifitasan modal kerja dengan menggunakan rasio antara total

penjualan bersih dengan jumlah rata- rata modal kerja

Rasio

3 Return On equity (Y)

Suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik

perusahaan(baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang

diinvestasikan dalam perusahaan tersebut.


(45)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi

Menurut Kuncoro (2008:55) Populasi merupakan “Wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakterisitk tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 yang berjumlah 15 perusahaan.

3.5.2 Sampel

Menurut Erlina (2011:82) Sampel adalah “Bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi, Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah penarikan sampel secara purpose sampling yaitu penetapan sampel dengan didasar pada kriteria tertentu. Kriteria untuk dipilih menjadi sampel adalah :

1. perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI selama periode penelitian (tahun 2008 sampai dengan 2012).

2. perusahaan Perkebunan yang menyediakan data laporan keuangan lengkap selama kurun waktu penelitian (tahun 2008 sampai dengan 2012).


(46)

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, maka diperoleh 11 sampel yang diperlihatkan dalam tabel ini.

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan Perkebunan

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Keterangan

I II 1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk   Sampel 2 ANJT PT. Austindo Nusantara Jaya

Tbk

 - Bukan

Sampel

3 BWPT PT. BW Plantion Tbk   Sampel

4 DNSG PT. Dharma Satya Nusantara Tbk

 - Bukan

Sampel 5 GZCO PT. Gozco Plantation Tbk  - Sampel 6 JAWA PT. Jaya Agra Wattie Tbk   Sampel 7 LSIP PT. PP Lonsum Sumatera

Indonesia Tbk

  Sampel

8 MAGP PT.Multi Agro Gemilang Plantation Tbk

 - Bukan

Sampel 9 PALM PT. Provident Agro Tbk   Sampel 10 SGRO PT. Sampoerna Agro Tbk   Sampel 11 SIMP PT. Salim Ivomas Pratama Tbk   Sampel 12 SMAR PT. Sinar Mas Agro Resources

and Tehcnology Tbk

  Sampel

13 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk

 - Bukan

Sampel 14 TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk   Sampel 15 UNSP PT. Bakrie Sumatera Plantation

Tbk


(47)

3.6Jenis dan Sumber Data

penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan dari tahun 2008- 2012. Data tersebut didapatkan melalui Website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data sekunder dari laporan keuangan Perusahaan Perkebunan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia tahun2008 sampai dengan tahun 2012.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono,2008:206). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskriptif tentang data setiap variabel- variabel penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini. Data yang dilihat adalah jumlah data, nilai rata- rata, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum dari variabel dependen ROE, dan variabel independen yaitu modal kerja dan perputaran modal kerja pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008- 2012.


(48)

3.8.2 Model Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji pengaruh Modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap ROE dengan persamaan sebagai berikut:

Y = Dimana:

Y = Return On Equity (ROE) X1 = Modal Kerja (MK)

X2 = Perputaran Modal Kerja (PMK) 3.9Uji Asumsi Klasik

Sehubungan dengan menggunakan data sekunder dalam penelitian ini maka untuk mendapatkan ketepatan model yang akan dianalisi perlu dilakukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi diatas. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari:

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik, memiliki distribusi data normal atau mendekati


(49)

normal. Menurut Priyatno (2008:28) jika analisis menggunakan metode parametric, maka persyaratan normalitas harus dipenuhi, yaitu data berasal dari distribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal atau jumlah sample sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah

statistic nonparametrik. Statitsik parametrik merupakan metode analisis yang digunakan untuk jenis data skala interval dan rasio dengan ukuran sample yang relative (Priyatno:2008).

Pengujian normalitas dilakukan untuk menghindari terjadinya bias pada model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekat normal.Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak terdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non parametric.Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Test statistik yang digunakan antara lain: analisis grafik histogram, normal probability plots dan Kolmogorov Smirnov test (Ghozali, 2005). Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik.


(50)

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut:

a. jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis Statistik

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

Ho = Data residual terdistribusi normal Ha = Data residual tidak terdistribusi normal


(51)

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut: a. apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka

Ho ditolak, yang berarti data terdistibusi tidak normal.

b. apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik maka Ho diterima, yang berarti data terdistibusi normal.

3.9.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005), uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi di antara variabel-variabel independen dalam model regresi tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika terdapat korelasi antara variabel independen, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:

1. jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 2. jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa

ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 3.9.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada


(52)

masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, biasanya dijumpai pada data deret waktu (time series). Konsekuensi adanya autokorelasi dalam model regresi adalah variance sample tidak dapat menggambarkan variance populasinya, sehingga model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai independen tertentu (Ghozali, 2005). Kriteria pengujian Autokorelasi dengan menggunakan uji Run Test (Ghozali, 2006):

2.1.1 Apabila nilai Asymp. Sig pada output run test lebih besar dari 5% maka data tidak mengalami autokorelasi.

2.1.2 Apabila nilai Asymp. Sig pada output run test lebih kecil dari 5% maka data mengalami autokorelasi.

3.9.4 Uji Heteroskedasitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas.

Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).


(53)

Dasar analisisnya:

1. jika ada pola tertentu ,seperti titik –titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Analisis dengan grafik plots

memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.

Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil, salah satunya dengan uji Glejser (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser dilakukan sebagai berikut.

1. apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan statistik, yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas.

2. apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.


(54)

hasil, salah satunya dengan uji Glejser (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser dilakukan sebagai berikut: 1. apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan statistik,

yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas.

2. apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.

3.10 Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan pengujian normalitas dan pengujian atas asumsi-asumsi klasik, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian atas hipotesis 1 (H1) sampai dengan hipotesis 2 (H2). Pengujian tingkat penting (Test of significance) ini merupakan suatu prosedur dimana hasil sampel digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis (Gujarati, 1999) dengan alat analisis yaitu uji t, uji F dan nilai koefisien determinansi (R2). Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.

3.10.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia secara simultan. Apabila tingkat profitabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa semua variabel independen secara bersama- sama berpengaruh terhadap variabel dependen ( Ghozalo, 2006).


(55)

Perumuskan Hipotesis:

a. H0 : bi = 0, artinya secara simultan modal kerja dan perputaran modal kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008- 2012.

b. Ha : bi ≠ 0, artinya secara simultan modal kerja dan perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008- 2012.

Adapun prosedur pengujiannya adalah melakukan perhitungan terhadap Fhitung kemudian membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. Apabila Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi (α) <0,05 maka H0 menyatakan bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen ditolak. Ini berarti secara parsial semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Apabila Fhitung < Ftabel dan tingkat signifikansi (α) > 0,05 maka H0 diterima, yang berarti secara simultan semua variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.


(56)

3.10.2 Uji Statistik t (Uji Parsial)

uji-t statistik yang dimaksud adalah untuk menguji pengaruh secara parsial antara modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05). Uji ini dilakukan sekaligus untuk melihat koefisien regresi secara individual variabel penelitian. Perumusan hipotesis:

1. H0 : bi = 0, artinya secara parsial modal kerja dan perputaran modal kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008- 2012.

2. Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial modal kerja dan perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008- 2012.

Adapun prosedur pengujiannya adalah melakukan perhitungan terhadap Fhitung kemudian membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. Apabila Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi (α) <0,05 maka H0 menyatakan bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen ditolak. Ini berarti secara parsial semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(57)

2. Apabila Fhitung < Ftabel dan tingkat signifikansi (α) > 0,05 maka H0 diterima, yang berarti secara parsial semua variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.

3.10.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen, terbatas. Sebaliknya, nilai R2 yang mendekati satu menandakan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel dependen (Ghozali, 2005). Nilai yang digunakan adalah adjusted R2 karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari dua buah.


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 PT.Astra Agro Lestari Tbk

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang management bahan-bahan perkebunan, seperti kelapa sawit, karet, teh, cokelat dan minyak masak, Perusahaan yang telah berdiri sejak tanggal 3 Oktober 1988 ini merupakan produsen kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah memenuhi berbagai segmen pasar, baik di dalam dan luar negeri. Perusahaan ini memperluas cakupan bisnisnya dengan merangkul induk perusahaannya yakni PT Astra International Tbk yang memutuskan untuk menciptakan bisnis baru di sektor perkebunan singkong dan karet. Di samping itu, karena bisnis kelapa sawit terlihat sangat menjanjikan di pasaran membuat AALI mencoba peruntungan untuk lebih fokus dalam pengembangan bisnis kelapa sawit.

Pada tahun 1984, management bersama PT Tunggal Perkasa Plantations yang telah memiliki lebih dari 15.000 hektar perkebunan kelapa sawit yang terletak di Riau, Sumatera bekerja dalam pertumbuhan produksi kelapa sawit. Beberapa tahun kemudian, pada 1988 PT Astra International Tbk memutuskan untuk membentuk bisnis kelapa sawit terbaru yang berlabel PT Suryaraya Cakrawala untuk lebih memperkokoh kedudukan industri ini. Selanjutnya, pada tahun 1989 perusahaan ini kembali berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga yang pada akhirnya bersama PT Suryaraya Bahtera merger membentuk perusahaan baru bernama PT Astra Agro Lestari pada tahun 1997.


(59)

Sejak Desember 1997, perusahaan ini telah berhasil masuk dalam daftar saham di Bursa Efek Jakarta dengan kepemilikan saham publik sebesar 20,3%. Setelah mengalami merger, akuisisi dan mengalami beberapa perkembangan, PT Astra Agro Lestari Tbk berhasil membukukan total aset sebesar Rp. 12,42 triliun pada akhir 2012. Hingga sekarang, perusahaan ini telah mempekerjakan lebih dari 28.109 orang karyawan yang bertanggungjawab untuk mengelola lebih dari 272.994 hektar perkebunan kelapa sawit yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan sulawesi. Salah satu bentuk prestasi yang ditorehkan AAIL adalah berhasil mendapatkan sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tanggal 8 Maret 2013. Dengan komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap perkembangan kelapa sawit Indonesia, AAIL ke depannya diharapkan bisa menjaga eksistensinya sebagai perusahaan sektor perkebunan yang paling produktif dan inovatif di dunia.

Visi:

menjadi perusahaan Agrobisnis yang paling produktif dan paling inovatif di Dunia Misi:

menjadi panutan dan berkontribusi untuk pembangunan serta kesejahteraan bangsa.


(60)

4.1.2 PT Gozco Plantation Tbk

PT Gozco Plantations Tbk (dahulu PT Surya Gemilang Sentosa) (GZCO) didirikan tanggal 01 Oktober 2001. Kantor pusat Gozco terletak di Gedung Graha Permata Pancoran, Jln. Raya Pasar Minggu No. 32 C/10, Jakarta 12780.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham GZCO adalah PT Golden Zaga Indonesia (27,53%), Wildwood Investment Pte., Limited (26,37%) dan Amfraser Securities Pte., Limited (7,84%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GZCO mencakup bidang usaha pertanian, perdagangan, perindustrian dan jasa yang berkaitan dengan agrobisnis dan agroindustri. Saat ini kegiatan usaha GZCO adalah pengembangan dan pengoperasian perkebunan, perdagangan dan pengolahan kelapa sawit dan minyak nabati (crude palm oil) melalui anak-anak usaha.

Visi:

menjadi produsen produk kelapa sawit yang bermutu yang efisien dan produktif yang berkembang dan berkelanjutan yang melakukan investasi terbaik pada industrinya dan dikomunitasnya untuk meningkatkan nilai stakeholder.

Misi:

1. mengembangkan perusahaan perkebunan kelapa sawit secara mantap.

2. memelihara hubungan yang kuat pada masyarakat yang sudah ada dengan cara pengembangan program petani kecil kelapa sawit dan pengembangan komunitas yang berkelanjutan.


(61)

4.1.3 PT Tunas Baru Lampung Tbk

PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) didirikan tanggal 22 Desember 1973. Perusahaan berdomisili di Jakarta, kantor pusat Perusahaan terletak di Wisma Budi, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-6, Jakarta. Pabrik Perusahaan berlokasi di Lampung, Surabaya, Tangerang, Palembang dan Kuala Enok, dengan perkebunan yang terletak di Terbanggi Besar – Lampung Tengah dan Banyuasin – Sumatera Selatan, sedangkan perkebunan anak perusahaan terletak di Lampung Tengah, Lampung Utara, dan Kalimantan Barat dengan jumlah lahan perkebunan kurang lebih seluas 99,60 ribu hektar. Adapun jumlah luas lahan yang ditanami kurang lebih seluas 57,32 ribu hektar.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang pertanian, industri, perdagangan, pembangunan, jasa dan pengangkutan. Perusahaan dan anak perusahaan (Grup) tergabung dalam kelompok usaha PT Sungai Budi. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi minyak goreng sawit, minyak goreng kelapa, minyak kelapa, minyak sawit (Crude Palm Oil atau CPO) dan sabun, serta bidang perkebunan kelapa sawit, nanas, jeruk, kelapa hibrida dan tebu.

Visi:

perusahaan berbasis sumber daya alam khususnya agribisnis dengan skala nasional yang mampu bersaing dalam era globalisasi.


(62)

Misi:

1. mengelola perusahaan berbasis sumber daya alam, khususnya agribisnis secara profesional dan dipercaya oleh pasar.

2. menggunakan teknologi tepat guna dan ramah linkungan. 3. Melaksanakan kemitraan yang serasi dan berkesinambungan .

4. melakukan perluasaan usaha perkebunan baik horizontal maupun vertikal. 5. membangun dan memberdayakan sumber daya manusia.

6. membangun budaya perusahaan untuk mendukung proses bisnis yang sehat. 7. memberikan manfaat bagi pemegang saham, karyawan dan stokeholder. 4.1.4 PT.PP London Sumatera Indonesia Tbk

Sejarah PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk berawal lebih dari satu abad yang lalu di tahun 1906 dengan kiprah Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Perkebunan London-Sumatra, yang kemudian lebih dikenal dengan nama "Lonsum", berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, memiliki hampir 100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, teh dan kakao yang tertanam di empat pulau terbesar di Indonesia.

Di awal berdirinya, perusahaan mendiversifikasikan tanamannya menjadi tanaman karet, teh dan kakao. Di awal Indonesia merdeka Lonsum lebih memfokuskan usahanya kepada tanaman karet, yang kemudian dirubah menjadi kelapa sawit di era 1980. Pada akhir dekade ini, kelapa sawit menggantikan karet sebagai komoditas utama Perseroan.


(63)

Lonsum memiliki 38 perkebunan inti dan 14 perkebunan plasma di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Pengelolaan kebun dilakukan dengan menerapkan kemajuan penelitian dan pengembangan, keahlian di bidang agro-manajemen dan tenaga kerja yang terampil serta professional. Bidang bisnis Lonsum mencakup pemuliaan tanaman, penanaman, pemanenan, pengolahan, pemrosesan dan penjualan produk-produk kelapa sawit, karet, kakao dan teh. Perseroan saat ini memiliki 20 pabrik pengolahan yang sudah beroperasi di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Dalam dunia industri perkebunan Lonsum dikenal sebagai produsen bibit kelapa sawit dan kakao yang berkualitas baik. Bisnis berteknologi canggih tersebut adalah kunci utama pertumbuhan Perseroan.

Pada tahun 1994, Harrisons & Crossfield menjual seluruh saham Lonsum kepada PT Pan London Sumatra Plantations (PPLS), yang membawa Lonsum go public melalui pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1996. Pada bulan Oktober 2007, Indofood Agri Resources Ltd, anak perusahan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan melalui anak perusahaannya di Indonesia, yaitu PT Salim Ivomas Pratama.(http://www.londonsumatra.com/)

Visi:

menambah nilai bagi stakeholder dibidang agribisnis Misi:

menjadi perusahaan agribisnis terkemuka yang berkelanjutan dalam hal tanaman, biaya, linkungan yang berbasis penelitian dan pengembangan.


(1)

yang masuk dan bersumber dari penjualan barang tersebut akan dikeluarkan kembali guna membiayai operasi perusahaan selanjutnya. Dengan demikian dana tersebut akan berputar secara terus menerus setiap periodenya sepanjang perusahaan masih melakukan operasional. Kebutuhan modal kerja harus direncanakan dengan seksama oleh manager keuangan karena kesalahan dalam memanajemen modal kerja akan menyebabkan kesalahan yang fatal bagi perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Astuti (2005) yang juga melakukan penelitian yang sama yaitu pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap Return On Equity pada perusahaan makanan dan minuman go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, dimana dalam penelitiannya disimpulkan bahwa bahwa modal kerja dan perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity (ROE) . Besar pengaruhnya dapat dilihat dari koefisien determinasi ( R2) sebesar 62,7 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu sebesar 37,3 %. Koefisien determinasi (R2) parsial untuk variabel modal kerja sebesar 79,1 % dan variabel perputaran modal kerja 0,077%, sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran modal kerja mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan dengan modal kerja. Berbeda halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang ini dimana dalam penelitian ini variabel yang digunakan sama namun objek yang diteliti berbeda dan juga tahun penelitian yaitu perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarna periode 2008 –


(2)

besar pengaruh kedua variabel independen terhadap variabel dependennya yang dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 16,9 % sedang sisanya sebesar 83,1 % dipengaruhi oleh faktor lain.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan dalam penelitian ini, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara parsial modal kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity sedangkan perputaran modal kerja tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008- 2012.

2. Secara simultan modal kerja dan perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu Return On Equity (ROE) pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008- 2012

3. Berdasarkan uji koefisien determinasi bahwa pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap Return On Equity (ROE) adalah 16,9 %, sedangkan 83,1 % dipengaruhi oleh faktor- faktor lain.


(4)

5.2 Saran

Adapun saran- saran yang dapat diberikan sebagai hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi investor atau calon investor

Bagi investor atau calon investor dalam mengambil suatu keputusan untuk pembelian saham di pasar modal tidak hanya mempertimbangkan pendekatan nilai sekarang (present value approach) dalam mengestimasi nilai intrinsik ( (intrinsic value) suatu saham.

2. Bagi kalangan akademis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kontribusi untuk kajian akademik untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Variabel modal kerja dan perputaran modal kerja di dalam mengestimasi return on equity (ROE) pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia bernilai rendah dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model estimasi dalam penelitian ini. Hendaknya peneliti lebih lanjut mempertimbangkan variabel lain diluar modal kerja dan perputaran modal kerja sebagai variabel yang mempengaruhi return on equity. Beberapa variabel yang mempengaruhi diantaranya adalah unsur resiko (risk) dan jumlah deviden yang dibayarkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin.2002.Dasar- Dasar Manajemen Modal Kerja. Rineka Cipta, Jakarta.

Astuti, Sari Herlina Puji.2005. “Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap return On equity (ROE) pada Perusahaan Makanan dan Minuman Gopublic Dibursa Efek Jakarta” .Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua, Penerbit USU PRESS, Medan.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Anlisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Indriyono, Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi ke Empat.Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta

Martini, Diah dan Sugiharto,Toto.2004.”Efektifitas Dan Kebutuhan Modal Kerja Serta Pengaruhnya Terhadap Volume Penjualan, Pendapatan Penjualan, dan Laba Bersih Perum Perumnas (Studi Kasus 1999- 2003)”. Majalah Ekonomi dan Komputer, no.3 Tahun XII- 2004, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma , Jakarta.

Prawironegono, Darsono dan Purwanti dkk. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi Kedua, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi ke Empat.Yayasan badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta.

Sitanggang, J.P.2012. Manajemen Keuangan Perusahaan.Mitra Wacana Media,Jakarta

Situmorang, helmi dan lufti Muslich.2012. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Edisi ke dua. Usu Press, Medan


(6)

Weston,J. Fred & Thomas E Coopeland.1999. Manajemen Keuangan, Terjemahan Jaka Wasana dan Kibrandoko , Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

www.idx.co.id

www.sahamok.com 


Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Operating Asset Turnover dan Inventory Turnover terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2010-2013

1 50 91

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008- 2012

0 41 96

PANGARUH MODAL KERJA DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

Pengaruh Modal Kerja Dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.

0 3 98

Pengaruh Modal Kerja Dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.

0 0 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Modal Kerja - Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Equity (ROE) pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2008- 2012

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Equity (ROE) pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2008- 2012

0 0 9

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Equity (ROE) pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2008- 2012

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008- 2012

0 3 9

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008- 2012

0 1 10