Kewenangan tersebut melekat terus menerus dan dapat dilaksanakan atas prakarsa sendiri setiap waktu diperlukan, sesuai dengan batas-batas yang diberikan.
89
Kewenangan pembentukan peraturan daerah ini merupakan suatu pemberian kewenangan atribusian untuk mengatur daerahnya, peraturan daerah
juga merupakan peraturan untuk melaksanakan aturan hukum di atasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah yang bersangkutan. Peraturan daerah
provinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi bersama dengan Gubernur, sedangkan peraturan daerah kabupatenkota dibuat oleh Dewan
Perwakilan Rakyat KabupatenKota bersama BupatiWalikota. Sifat penyebutan tata urutan perundang-undangan sebagaimana disebutkan
dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan tersebut hirarkis, yang berarti bahwa peraturan yang derajat
dan tingkatnya lebih tinggi menjadi dasar dan sumber peraturan yang derajat dan tingkatnya lebih rendah. Peraturan yang derajat dan tingkatnya lebih rendah tidak
boleh bertentangan dan menyimpang dari peraturan yang derajat dan tingkatnya lebih tinggi.
B. Tujuan dan Fungsi Peraturan Daerah
Tujuan yang lebih spesifik dari pembentukan peraturan daerah biasanya dapat dicermati dalam bagian konsideran peraturan daerah yang bersangkutan.
89
Maria Farida I.S, Ilmu perundang-undangan Dasar-dasar dan pembentukannya, Kanisius, Yogyakarta, 1998, hlm. 35.
Universitas Sumatera Utara
Rumusan konsideran biasanya dicantumkan pertimbangan, latar belakang serta alasan-alasan, yang semuanya itu mengarah kepada tujuan khusus pembentukan
peraturan daerah yang bersangkutan. Konsideran dalam arti yang luas menurut M. Solly Lubis sebagaimana dikutip oleh Djoko Prakoso, meliputi keseluruhan
pertimbangan baik dari segi filosofis, segi yuridis, segi politis, sehingga lahirnya rancangan peraturan itu, sehingga mencakup bagian-
bagian: “memperhatikan”, “menimbang”, “mengingat”, “mendengar”, “membaca”, dan sebagainya, bahkan
termasuk dasar-dasar pertimbangan dari segi keserasian dengan hukum yang berlaku rechmatigheih.
90
Ditinjau dari segi pemerintahan, tujuan formal ditetapkannya peraturan daerah telah ditegaskan dalam Pasal 18 angka 6 Undang-Undang Dasar 1945
hasil amandemen sampai dengan yang ke-4 yang menyatakan bahwa: “Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan”. Selanjutnya ketentuan Pasal 18 UUD 1945 tersebut dijabarkan dalam Pasal 69
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan:
“Kepala Daerah menetapkan peraturan daerah atas persetujuan DPRD dalam rangka menyelenggarakan otonomi daerah, penjabaran lebih lanjut dari
peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi.”
90
Ibid, hlm. 51.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan otonomi merupakan perwujudan dari asas desentralisasi, yakni asas yang menghendaki adanya penyerahan urusan pemerintahan dari
pemerintah pusat atau daerah otonom tingkat atasnya kepada daerah otonom menjadi urusan rumah tangganya. Sedangkan asas tugas pembantuan adalah asas
yang menghendaki adanya tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah otonom oleh pemerintah
pusat atau pemerintah daerah otonom tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya.
C. Konsep Sanksi Pidana pada Peraturan Daerah