2. 2 Asumsi-Asumsi Dasar Komunikasi Antarbudaya

Universitas Sumatera Utara suasana misterius yang tak dapat dijelaskan, tidak bermanfaat, bahkan nampak tidak bersahabat Liliweri, 2001: 12. Dengan demikian manakala suatu masyarakat berada pada kondisi kebudayaan yang beragam maka komunikasi antarprobadi dapat menyentuh nuansa-nuansa komunikasi antarbudaya. Di sini, kebudayaan yang menjadi latar belakang kehidupan, akan mempengaruhi perilaku komunikasi manusia. Oleh karena itu di saat kita berkomunikasi antarpribadi dengan seseorang dalam masyarakat yang makin majemuk, maka dia merupakan orang yang pertama dipengaruhi oleh kebudayaan kita Liliweri, 2001: 12.

II. 2. 2 Asumsi-Asumsi Dasar Komunikasi Antarbudaya

Sitaram dan Codgell mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dengan orang lain akan berhasil kalau kita mampu memilih dan menjalankan teknik- teknik berkomunikasi, dan jangan lupa, menggunakan bahasa yang sesuai dengan latar belakang mereka. Kutipan tersebut menunjukkan bahwa praktek komunikasi antarbudaya sudah berlangsung sepanjang kehidupan manusia meskipun sistematisasi komunikasi antarbudaya baru terjadi tatkala Edward T. Hall memulai penyelidikan tentang interaksi antarbudaya di sekitar tahun 1950-an Liliweri, 2001: 14. Komunikasi antarbudaya adalah merupakan salah satu kajian dalam ilmu komunikasi. Hammer 1995 meminjam pendapat Hall, mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai salah satu kajian dalam ilmu komunikasi karena: 1. secara teoritis memindahkan fokus dari satu kebudayaan kepada kebudayaan yang dibandingkan. 2. Membawa konsep aras makro kebudayaan ke aras mikro kebudayaan. 3. Mengubungkan kebudayaan dengan proses komunikasi. 4. Membawa perhatian kita kepada peranan kebudayaan yang menpengaruhi perilaku Liliweri, 2001: 14. Sebuah teori – termasuk teori komunikasi – berbeda dengan hukum – termasuk hukum komunikasi ; kalau hukum dapat diterapkan secara universal maka teori hanya dapat diterapkan dalam suatu lingkungan atau situasi tertentu. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Situasi dimana suatu teori – termasuk teori komunikasi – dapat diterapkan disebut asumsi, dan hanya dengan asumsi orang akan mampu memberikan batas –batas bagi penerapan sebuah teori Liliweri, 2001: 15 Dengan kata lain, asumsi sebuah teori komunikasi merupakan seperangkat pernyataan yang menggambarkan sebuah lingkungan yang valid, tempat di mana sebuah teori komunikasi dapat diaplikasikan. Atas cara berpikir yang sama maka dapat dikatakan, asumsi sebuah teori komunikasi antarbudaya merupakan seperangkat pernyataan yang menggambarkan sebuah lingkungan yang valid tempat di mana teori-teori komunikasi antarbudaya itu dapat diterapkan Liliweri, 2001: 15. Dalam rangka memahami kajian komunikasi antarbudaya maka kita mengenal beberapa asumsi, yaitu: 1. komunikasi antarbudaya di mulai dengan anggapan dasar bahwa ada perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan 2. dalam komunikasi antarbudaya terkandung isi dan relasi antarpribadi 3. gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi 4. komunikasi antarbudaya bertujuan mengurangi tingkat ketidakpastian 5. komunikasi berpusat pada kebudayaan 6. efektivitas antarbudaya merupakan tujuan komunikasi antarbudaya Liliweri, 2001: 15-16.

II. 2. 3 Tujuan Komunikasi Antarbudaya