Universitas Sumatera Utara
II. 1. 4 Fungsi Komunikasi
Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk
menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu, seperti: apa yang akan kita makan pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana belajar untuk
menghadapi tes. Menurut Verderber, sebagian keputusan ini dibuat sendiri, dan sebagian lagi dibuat setelah berkonsultasi dengan orang lain. Sebagian keputusan
bersifat emosional, dan sebagian lagi melalui pertimbangan yang matang. Semakin penting keputusan yang akan dibuat, semakin hati-hati tahapan yang
dilalui untuk membuat keputusan. Verderber menambahkan, kecuali bila keputusan itu bersifat reaksi emosional, keputusan itu biasanya melibatkan
pemrosesan informasi, berbagi informasi, dan dalam banyak kasus, persuasi, karena kita tidak hanya perlu memperoleh data, namun sering juga untuk
meperoleh dukungan atas keputusan kita Mulyana, 2007: 5. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan bahwa komunikasi
mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan
diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial
dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat Mulyana, 2007: 5. Ada empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan
William I. Gorden. Keempat fungsi dalam komunikasi tersebut, yakni komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi
instrumental, tidak saling meniadakan nutually exclusive. Fungsi suatu peristiwa komunikasi communication event tampaknya tidak sama sekali independen,
melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi yang dominan Mulyana, 2007: 5. Berikut ini adalah penejelasan tentang
keempat fungsi komunikasi tersebut :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 1.
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama
dengan anggota masyarakat keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan untuk mencapai tujuan bersama
Mulyana, 2007: 6. Implisit dalam fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi
kultural. Para Ilmuwan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi dari satu mata uang. Budaya
menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada gilirannnya komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya. Benar
kata Edward T. Hall bahwa
“budaya adalah komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya”
Mulyana, 2007: 6. Pada satu sisi, komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan
norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal, dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun secara vertikal, dari suatu generasi kepada
generasi berikutnya. Pada sisi lain, budaya menetapkan norma-norma komunikasi yang dianggap sesuai untuk suatu kelompok, misalnya “Laki-laki
tidak gampang menangis, tidak bermain boneka,” “Anak perempuan tidak bermain pistol-pistolan, pedang-pedangan, atau mobil-mobilan,” “Jangan makan
dengan tangan kiri,” “Jangan melawan orangtua, “Duduklah dengan sopan,” “Jangan menatap mata atasan,” “Bersikaplah ramah kepada tamu,” “Jangan
membicarakan kebesaran dunia di dalam masjid,” dan sebagainya. Budaya ini bahkan mempengaruhi kita setelah kita mati. Pengurusan orang yang meninggal
apakah mayatnya dikafani atau dalam peti mati, setelah itu apakah ada tahlilan atau tidak, juga bergantung pada norma-norma budaya yang berlaku pada
komunitas kita Mulyana, 2007: 7.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Sebagian kesulitan komunikasi berasal dari fakta bahwa kelompok-
kelompok budaya atau subkultur-subkultur dalam suatu budaya mempunya perangkat norma berlainan. Misalnya, terdapat perbedaan dalam norma-norma
komunikasi antara kaum militer dengan kaum sipil, kaum abangan dengan kaum santri, kaum konservatif dengan kaum radikal, penduduk kota dengan penduduk
desa, warga Nadhatul Ulama NU dengan warga Muhammadiyah, dan bahkan antara generasi tua dengan generasi muda Mulyana, 2007: 8.
Oleh karena fakta atau rangsangan komunikasi yang sama mungkin dipersepsi secara berbeda oleh kelompok-kelompok berbeda kultur atau subkultur,
kesalahpahaman hampir tidak dapat dihindari. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa berbeda itu buruk. Kematangan dalam budaya ditandai dengan toleransi atas
perbedaan. Mengutuk orang lain karena mereka berbeda adalah tanda kebebalan dan kecongkakan Mulyana, 2001: 8.
Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi dilakukan untuk pemenuhan-diri, untuk merasa terhibur, nyaman dan tenteram dengan diri-sendiri
dan juga orang lain. Dua orang dapat berbicara berjam-jam, dengan topik yang berganti-ganti, tanpa mencapai tujuan yang pasti. Pesan-pesan yang mereka
pertukarkan mungkin hal-hal yang remeh, namun pembicaraan itu membuat keduanya merasa senang. Kita bisa memahami mengapa seseorang yang
mengemukakan persoalan pribadinya kepada orang lain yang dipercayainya merasa beban emosionalnya berkurang. Komunikasi fatik semcam ini dapat
sekaligus berfungsi sebagai mekanisme untuk menunjukkan ikatan sosial dengan orang yang bersangkutan, apakah sebagai sahabat, teman sejawat, kerabat, mantan
dosen, dan sebagainya Mulyana, 2007: 19.
2. Fungsi komunikasi sebagai komunikasi ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi
ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan
perasaan-perasaan emosi kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan dengan kata-
kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Seorang atasan menunjukkan
simpatinya kepada bawahannya yang istrinya baru meninggal dengan menepuk bahunya Mulyana, 2007: 24.
Perasaan bahkan juga bisa diungkapkan dengan memberi bunga, misalnya sebagai tanda cinta atau kasih sayang atau ketika kita ingin menyatakan selamat
kepada orang yang berulang tahun, lulus menjadi sarjana, atau menikah, atau juga menyatakan simpati dan duka-cita kepada orang yang salah satu anggota
keluarganya meninggal dunia. Emosi kita juga dapat kita salurkan lewat bentuk seni seperti puisi, novel, musik tarian, atau lukisan. Puisi “Aku” karya Chairil
Anwar mengekspresikan kebebasannya dalam berkreasi. Harus diakui, bahwa musik juga dapat mengeskpresikan perasaan, kesadaran, dan bahkan pandangan
hidup ideologi manusia Mulyana, 2007: 25.
3. Fungsi komunikasi sebagai komunikasi ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukakn upacara-
upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup , yang disebut para antropolog sebagai rites of passage , mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang
tahun nyanyi Happy Birthday dan pemotongan kue, pertunangan melamar, tukar cincin, siraman, pernikahan ijab-qabul, sungkem kepada orang tua, sawer,
dan sebagainya, ulang tahun perkawinan, hingga upacara kematian Mulyana, 2004: 27.
Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang. Orang menziarahi makam Nabi Muhammad, bahkan
menangis di dekatnya, untuk menunjukkan kecintaan kepadanya. Para siswa yang menjadi pasukan pengibar bendera pusaka paskibraka mencium bendera merah
putih, sering dengan berlinang airmata, dalam pelantikan mereka, untuk menunjukkan rasa cinta mereka kepada nusa dan bangsa, terlepas dari apakah kita
setuju terhadap perilaku mereka atau tidak Mulyana, 2007: 28.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen
emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok. Ritual menciptakan perasaan tertib a sense of order dalam
dunia yang tanpanya kacau balau. Ritual memberikan rasa nyaman akan keteramalan a sense of predictability. Bila ritual tidak dilakukan orang menjadi
bingung, misalnya bila dua orang bertemu pada hari lebaran dan orang pertama mengulurkan tangan, sedangkan orang kedua sekadar memandangnya,
kebingungan atau ketegangan muncul. Bahkan substansi kegiatan ritual itu sendiri yang terpenting, melainkan perasaan senasib sepenanggungan yang menyertainya,
perasaan bahwa kita terikat oleh sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri, yang bersifat “abadi,” dan bahwa kita diakui dan diterima dalam
kelompok agama, etnik, sosial kita Mulyana, 2007: 30. Hingga kapanpun ritual tampaknya akan tetap menjadi kebutuhan
manusia, meskipun bentuknya berubah-ubah, demi pemenuhan jati-dirinya sebagai individu, sebagai anggota komunitas sosial, dan sebagai salah satu unsur
dari alam semesta. Salah satu ritual modern adalah olahraga. Sebagaimana dikemukakan Michael Novak dalam bukunya The Joy Sports 1976, olah raga,
khususnya kompetisi tingkat dunia, mirip dengan upacara keagamaan. Peristiwa itu mencakup tata cara yang hampir dianggap suci dan harus dipatuhi. Di samping
itu, peristiwa itu juga menggunakan lambang-lambang seperti bendera, lagu kebangsaan, kostum, tempat-tempat “suci” yangdikhususkan bagi pemain, pelatih,
penonton, juga batasan waktu, dan sebagainya Mulyana, 2007: 33.
4. Fungsi komunikasi sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan
mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tuujuan tersebut dapat disebut membujuk bersifat
persuasif. Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan to inform mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan
pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui Mulyana, 2007: 33.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Sebagai instrumen, komunikasi kita tidak saja kita gunakan untuk
menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai
strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi bersifat sebagai
instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka-panjang Mulyana, 2007: 34.
Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi- fungsi yang tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan
mendominasi. Menjawab apa fungsi komunikasi dalam kehidupan kita, ternyata sebenarnya terdapat berbagai macam jawaban. Manusia tentu saja dapat
mengkonseptualisasikan serta mampu mengembangkan pandangan pandangannya mengenai masalah ini berdasarkan bacaan ataupun pengamatan atas peristiwa-
peristiwa komunikasi yang terjadi di sekitar kita Mulyana, 2007: 38.
II. 2 Komunikasi Antarbudaya II. 2. 1 Pengertian Komunikasi Antarbudaya