Deskripisi dan Klasifikasi Kerang Salju Potensi dan Pemanfaatan Kerang Laut

2.3 Deskripisi dan Klasifikasi Kerang Salju

Pholas dactylus Menurut Linnaeus 1758, klasifikasi kerang salju Pholas dactylus dapat dilihat sebagai berikut : Filum : Moluska Kelas : Bivalvia Ordo : Myoida Famili : Scolioidea Genus : Pholas Spesies : Pholas dactylus Gambar 3 Kerang salju Anatomi kerang bagian luar terdiri dari cangkang. Anatomi kerang bagian dalam terdiri dari tiga bagian utama yaitu mantel, insang dan organ dalam. Mantel besar menggantung di seluruh badan, dan membentuk lembaran yang luas dari jaringan yang berada di bawah cangkang. Tepi mantel menghasilkan tiga lipatan yaitu dalam, tengah dan luar. Pada lapisan luar bagian dalam permukaan terdapat periostrakum dan di bagian luar permukaan terdapat lapisan zat kapur. Seluruh permukaan mantel mensekresikan zat kapur Rupert and Barnes 1994 diacu dalam Sulistiawan 2007.

2.4 Potensi dan Pemanfaatan Kerang Laut

Pemanfaatan kerang laut sebagai salah satu sumber makanan sejak lama telah dilakukan karena kerang laut memiliki nilai gizi cukup tinggi, rasa lezat, dan mudah didapatkan. Sama seperti ikan dan hewan laut lainnya, daging keong laut memiliki kandungan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang bermanfaat bagi perkembangan otak dan untuk mencegah penyakit jantung. Ada dua jenis asam lemak omega-3 yaitu docosahexaenoic acid DHA dan eiocosapentatonoicacid EPA. Babylonia spirata merupakan spesies yang nilai ekspornya terus mengalami peningkatan setiap tahun dan hidup di perairan dangkal di daerah dengan substrat berpasir. Eksport Babylonia spirata dari kawasan Karibia seperti Bahama, Belize, Kuba, dan Jamaika kurang lebih 10 dari total hasil perikanan di negara tersebut. Permasalahan yang muncul ialah semakin berkurang populasi keong ini sehingga sejak tahun 1994 perdagangan komersial B. Spirata dibatasi dan dimasukkan ke dalam daftar spesies yang harus dilindungi. Salah satu usaha untuk mengatasi besarnya permintaan pasar ialah dengan membudidayakannya. Budi daya keong ini telah dilakukan secara intensif di Venezuela dan di kawasan Karibia CFMC CFRAMP 1999, Tewfik et al. 2001. Akhir-akhir ini banyak jenis keong laut diteliti dan dipelajari untuk pengembangan dalam ilmu kedokteran. Keong laut dari famili Conidae menghasilkan racun konotoksin untuk melumpuhkan mangsa. Racun tersebut telah dibuat senyawa turunannya, yaitu ziconotide dan prialt yang merupakan rantai polipeptida sintetik. Senyawa ini digunakan untuk mengobati penyakit kanker, jantung, AIDS, dan berbagai penyakit yang bersifat kronis Bourquin Mayhew 1999, Webster et al. 2001, Hirschler 2002. Selain itu, ekstrak daging Haliotis spp. juga menghasilkan paolin, yaitu senyawa yang dapat digunakan untuk mematikan bakteri yang tahan terhadap penisilin seperti Staphylococcusareus , Streptococpyogenes, dan Salmonella thypi Bourquin dan Mayhew 1999. Cangkang keong merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Sejak dulu masyarakat di kawasan Pasifik dan Karibia memanfaatkan cangkang berbagai jenis keong laut. Cangkang berukuran besar, terutama dari anggota famili Buccinidae, Trochidae, Turbinidae, dan Volutidae digunakan sebagai tempat menyimpan makanan atau piring. Selain itu, cangkang dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan minyak dan obat-obatan. Spesies keong laut yang cangkangnya memiliki nilai komersial ialah Haliotis iris dan Trochus niloticus. Keduanya digunakan sebagai kancing baju dan perhiasan. Filipina, Indonesia, dan negara-negara Pasifik Selatan sejak dulu telah mengekspor cangkang Trochus sp. dalam bentuk bahan mentah ke Eropa dan Amerika Serikat. Permintaan cangkang Trochus sp. dunia diperkirakan sebanyak ±7000 tontahun dengan nilai sebesar ± 50-60 juta dolar Amerika. Budi daya Haliotis iris dan Trochus sp. telah berhasil dilakukan di Australia, Fiji, dan Kepulauan Solomon Lawrence at al. 1998. Cangkang keong laut juga dimanfaatkan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan warna pakaian, antara lain Murex brandaris, M. miliaris, Thais haemastoma , T. clavigella dan T. leucostoma. Selain itu, bubuk dari cangkang juga sering ditambahkan dalam makanan ayam untuk memperkuat cangkang telur ayam. Di beberapa negara seperti Cina dan Jepang, bubuk cangkang digunakan sebagai bahan pengganti kalsium karbonat untuk membuat tanah liat cair dalam produksi keramik. Campuran cangkang keong dan kerikil dapat digunakan sebagai bahan pembuat beton dan semen. Zat kapur dari cangkang juga digunakan dalam industri lem atau perekat Bourquin Mayhew 1999.

2.5 Lipid