1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelompok utama biota yang memiliki jumlah spesies terbanyak di perairan laut Indonesia adalah moluska atau kerang-kerangan 2.500 spesies, yang
meliputi kelompok gastropoda terdiri dari 1.500 spesies dan kelompok bivalvia terdiri dari 1.000 spesies. Spesies moluska banyak hidup di daerah ekosistem
karang, mangrove, dan padang lamun Dahuri 2006. Volume produksi kerang di Indonesia rata-rata mengalami peningkatan pada periode tahun 2002-2006, yaitu
sebesar 7 ton, 2.869 ton, 12.991 ton, 16.348 ton dan 18.896 ton DKP 2007. Potensi lestari kerang-kerangan belum banyak dieksploitasi, namun
wilayah penyebarannya sangat luas karena hampir semua perairan laut Indonesia yang ditumbuhi terumbu karang memiliki beragam jenis kerang. Contoh kerang
yang banyak terdapat di Indonesia adalah keong macan Babylonia spirata, kerang tahu Meretrix meretrix dan kerang salju Pholas dactylus. Tingginya
potensi kelompok kerang di Indonesia belum diimbangi dengan pemanfaatan yang optimal dikarenakan kurangnya informasi mengenai kandungan gizi pada kerang.
Beberapa kelompok kerang masih sebagai hasil tangkapan samping. Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiyono 2009 menyebutkan bahwa keong
macan Babylonia spirata dan kerang tahu Meretrix meretrix termasuk hasil tangkapan samping yang didaratkan di PPI Mundu Pesisir.
Moluska diduga memiliki kandungan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang bermanfaat bagi perkembangan otak dan untuk mencegah penyakit jantung.
Ada dua jenis asam lemak omega-3 yaitu docosahexaenoic acid DHA dan eiocosapentatonoic
acid EPA. Perbandingan asam lemak omega-3 dan omega- 6 pada keong secara umum sama dengan ikan, yaitu 2:1. Kerang laut dapat
menjadi sumber alternatif asam lemak omega-3, omega-6, dan omega-9 serta menjadi sumber vitamin A, vitamin D, dan mineral Natural Hub 2000.
Penelitian tentang kandungan asam lemak pada kerang-kerangan masih sangat terbatas. Penelitian untuk mempelajari kandungan asam lemak pada kerang
sangat penting untuk dilakukan. Keong macan, kerang tahu dan kerang salju diduga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan asam
lemak. Hasil penelitian karakteristik asam lemak pada berbagai kerang ini diharapkan menjadi salah satu informasi dasar dalam pengolahan kerang-kerangan
laut agar pengolahannya dapat dimanfaatkan secara optimum untuk memberikan nilai tambah.
1.2 Tujuan