oleh  beberapa  faktor,  yaitu  habitat,  umur,  makanan  yang  dicerna,  laju metabolisme, laju pergerakan dan tingkat kematangan gonad.
Protein  merupakan  makromolekul  yang  dibentuk  dari  asam  amino-asam amino  yang  berikatan  peptida.    Protein  berfungsi  sebagai  bahan  bakar  dalam
tubuh,  serta  berperan  sebagai  zat  pembangun  dan  pengatur.    Protein  merupakan sumber  asam-asam  amino  yang  mengandung  unsur-unsur  C,  H,  O  dan  N  yang
tidak dimiliki oleh lemak ataupun karbohidrat.  Molekul protein juga mengandung fosfor, belerang dan ada pula jenis protein yang mengandung unsur logam seperti
besi dan tembaga Winarno 2008.
4.3.4  Kadar abu
Kadar  abu  merupakan  campuran  dari  komponen  anorganik  atau  mineral yang  terdapat  dalam  suatu  bahan  pangan.  Bahan  pangan  terdiri  dari  96  bahan
organik  dan  air,  sedangkan  sisanya  merupakan  unsur-unsur  mineral.  Unsur  juga dikenal  sebagi  zat  organik  atau  kadar  abu.  Dalam  proses  pembakaran,  bahan-
bahan  organik  akan  terbakar  tetapi  komponen  anorganiknya  tidak,  karena  itulah disebut sebagai kadar abu Winarno 2008.
Hasil pengujian kadar abu total menunjukkan bahwa keong macan, kerang tahu  dan  kerang  salju  mengandung  mineral  dalam  jumlah  yang  cukup  rendah,
yaitu  sebesar  1,4,  1,37  dan  1,19.    Nilai  tersebut  hampir  sama  dengan  nilai kadar abu kerang yang diuji oleh Nurjanah et al. 1996 dan Kamil et al. 1998.
Tinggi  rendahnya  kadar  abu  dapat  disebabkan  oleh  perbedaan  habitat  dan lingkungan  hidup  yang  berbeda.    Setiap  lingkungan  perairan  dapat  menyediakan
asupan  mineral  yang  berbeda-beda  bagi  organisme  akuatik  yang  hidup  di dalamnya.  Selain  itu  juga,  masing-masing  individu  organisme  juga  memiliki
kemampuan  yang  berbeda-beda  dalam  meregulasi  dan  mengabsorbsi  mineral, sehingga hal ini nantinya akan memberikan pengaruh pada nilai kadar abu dalam
masing-masing bahan.
4.4 Komposisi Asam Lemak
Asam  lemak  merupakan  suatu  asam  monokarboksilat  dengan  rantai  yang panjang.  Asam  lemak  adalah  asam  organik  berantai  panjang  yang  mempunyai
atom  karbon  4-24,  memiliki  gugus  karboksil  tunggal  dan  ujung  hidrokarbon
nonpolar  yang  panjang  menyebabkan  hampir  semua  lipid  bersifat  tidak  larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak Johnson dan Davenport 1971.
Identifikasi tiap komponen asam lemak dilakukan dengan membandingkan waktu retensinya dengan standar pada kondisi analisis yang sama. Retention time
merupakan  waktu  yang  diperlukan  oleh  sampel  mulai  dari  saat  injeksi  sampai sampel mencapai peak maksimum Riyadi 2009.  Pada peak asam lemak sampel,
dihasilkan  nilai  retention  time  yang  mendekati  nilai  retention  time  standar  asam lemak. Nilai Retention Time RT asam lemak pada keong macan, kerang tahu dan
kerang salju dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel  4  Nilai  retention  time  asam  lemak  keong  macan,  kerang  tahu,  dan  kerang
salju.
No Jenis Asam Lemak
Nilai Rata-Rata Retention
Time Sampel menit Nilai Standar
Retention Time menit
Keong macan
Kerang tahu
Kerang salju
1 Asam laurat
12,301 12,306
12,295 12,294
2 Asam miristat
14,939 14,943
14,932 14,931
3 Asam palmitat
17,770 17,789
17,760 17,757
4 Asam palmitoleat
18,778 18,785
18,767 18,768
5 Asam stearat
20,719 20,729
20,706 20,704
6 Asam oleat
21,718 21,725
21,712 21,710
7 Asam linoleat
23,368 23,370
23,357 23,354
8 Asam linolenat
25,513 25,516
25,497 25,494
9 Asam arakhidonat
30,703 30,698
30,675 30,672
10  EPA 33,778
33,790 34,056
34,053 11  DHA
40,839 40,849
40,814 40,811
Perhitungan  konsentrasi  masing-masing  jenis  asam  lemak  didasarkan  pada nilai  retention  time  tiap  peak  dibagi  dengan  jumlah  konsentrasi  sampel  yang
digunakan dalam 100 gram bahan.  Contoh perhitungan asam lemak dapat dilihat pada    Lampiran  6.  Kromatogram  asam  lemak  terdapat  peak-peak  yang
menggambarkan  banyaknya  jenis  komponen  dalam  sampel.  Setiap  uji  terdapat peak
yang  tidak  diinginkan  noise  yang  dapat  mengotori  kromatogram.  Noise tersebut  timbul  karena  sampel  yang  diuji  tidak  dibersihkan  dari  komponen  gizi
lainnya seperti karbohidrat, mineral dan lemak. Sampel yang mengandung banyak komponen  di  dalamnya  akan  mempunyai  kromatogram  dengan  banyak  peak.
Selain itu, noise juga terbentuk akibat adanya pemecahan asam lemak yang tidak sempurna selama hidrolisis lemak berlangsung Riyadi 2009.
Hasil  analisis  memperlihatkan  bahwa  asam  lemak  yang  terkandung  dalam keong macan, kerang tahu, dan kerang salju terdiri  atas asam lemak jenuh,  yaitu
laurat,  miristat,  palmitat  dan  stearat.  Asam  lemak  tak  jenuh  tunggal,  yaitu  oleat dan  palmitoleat  serta  asam  lemak  tak  jenuh  jamak,  yaitu  linoleat,  linolenat,
arakhidonat,  EPA  dan  DHA.  Asam  laurat,  miristat,  palmitat  dan  stearat merupakan asam lemak berantai panjang yang secara luas terdapat di alam.
Berdasarkan Gambar 11 kandungan asam laurat tertinggi ditemukan pada keong  macan  yaitu  sebesar  0,55.  Kandungan  asam  miristat  ditemukan  pada
keong macan, kerang tahu dan kerang salju , yaitu sebesar 0,66 dan 0,19, dan 0,04.  Asam  palmitat  ditemukan  pada  ketiga  spesies  tersebut,  yaitu  sebesar
3,58, 9,85, dan 11,22. Sama halnya dengan asam palmitat, asam stearat juga ditemukan pada ketiga spesies tersebut, yaitu sebesar 2,58, 2,91, dan 3,45.
Gambar 11 Hasil analisis kadar asam lemak jenuh keong macan
kerang tahu, dan kerang salju.
Gambar  diatas  menunjukan  asam  lemak  jenuh  yang  paling  mendominasi pada ketiga kerang adalah palmitat dan stearat. Palmitat dan stearat yang tertinggi
0,55 0,66
3,58 2,58
0,02 0,19
9,85
2,91 0,04
1,05 11,22
3,45 2
4 6
8 10
12
Laurat Miristat
Palmitat Stearat
K a
d a
r a
s a
m l
e m
a k
j e
n u
h
Asam lemak jenuh
ditemukan  pada  kerang  salju  yaitu  sebesar  11,22  dan  3,45.  Penelitian Prasastyane  2009  menunjukkan  hasil  analisis  asam  palmitat  pada  kijing
Pilsbryoconcha  exillis  adalah  sebesar  28,89.  Menurut  Osman  et  al.  2007, palmitat merupakan asam lemak jenuh yang paling banyak ditemukan pada bahan
pangan  yaitu  15-50  dari  seluruh  asam-asam  lemak  yang  ada.  Asam  palmitat dapat  meningkatkan  risiko  aterosklerosis,  kardiovaskular  dan  stroke.  Asam
palmitat  digunakan  sebagai  bahan  baku  shampo,  sabun  lunak  dan  krim Nicolosi 1998 diacu dalam Witjaksono 2005. Asam stearat dapat menyebabkan
trombogenik  atau  pembekuan  darah,  hipertensi,  kanker,  dan  obesitas Grundy 1994 diacu dalam Witjaksono 2005. Asam laurat sebagai monogliserida
biasa digunakan dalam industri pharmaceutical sebagai antibakteri, antivirus dan anti  protozoa  serta  digunakan  juga  dalam  industri  sabun  dan  kosmetik.  Asam
laurat bertanggung jawab terhadap naiknya  LDL darah dan berhubungan dengan serangan jantung Mary 1999 diacu dalam Witjaksono 2005.
Komposisi jumlah asam lemak jenuh yang dihasilkan dalam penelitian ini berbeda-beda.  Berdasarkan  Gambar  11  asam  lemak  yang  dimiliki  kerang  salju
lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  keong  macan  dan  kerang  tahu.  Hal  ini  diduga karena  adanya  pergantian  musim,  letak  geografis,  dan  salinitas  lingkungan  yang
berbeda Ozyurt et al. 2006.
Gambar  12    Hasil  analisis  kadar  asam  lemak  tak  jenuh  tunggal keong
macan, kerang tahu, dan
kerang salju
0,78 1,42
2,5 2,27
2,2 3,81
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
Palmitoleat Oleat
K a
d a
r a
s a
m ta
k l
e m
a k
j e
n u
h tu
n g
g a
l
Asam lemak tak jenuh tunggal
4,5 3,5
2,5 1,5
0,5
Gambar 12 menunjukan bahwa asam lemak tak jenuh tunggal pada keong macan,  kerang  tahu  dan  kerang  salju  didominasi  oleh  asam  oleat  C18:1,  yaitu
sebesar  3,81  dan  2,27  pada  kerang  tahu,  serta  1,42  pada  keong  macan. Penelitian Prasastyane 2009 menunjukkan bahwa hasil analisis asam oleat pada
kijing  Pilsbryoconcha  exillis  adalah  59,42.  Kandungan  rata-rata  oleat  pada berbagai  kerang  adalah  sebesar  25  mg100  g  atau  0,025.  Perbedaan  ini
disebabkan  oleh  perbedaan  komposisi  jenis  lemak  yang  dikonsumsi  dari lingkungan hidupnya Leblanc et al. 2008. Asam oleat lebih stabil dibandingkan
dengan asam linoleat dan linolenat, terlihat dari peranannya dalam meningkatkan HDL kolesterol yang lebih besar dan menurunkan LDL kolesterol di dalam darah
Muchtadi  et  al.  1993.  Asam  palmitoleat  tertinggi  ditemukan  pada  kerang  tahu yaitu  sebesar  2,5.  Kerang  salju  2,2  dan  keong  macan  sebesar  0,78.
Perbedaan  komposisi  asam  lemak  tidak  jenuh  pada  kerang  diduga  adanya perbedaan jenis spesies, ketersediaan pakan, umur dan ukuran.
Asam  lemak  tak  jenuh  majemuk  PUFA  terdiri  atas  linoleat  C18:2,  n-6 dan linolenat C18:3, n-3. Jenis asam lemak tak jenuh majemuk didominasi oleh
linoleat  C18:2,  n-6,  yaitu  0,95  pada  keong  macan,  0,49  kerang  tahu  dan 0,31  kerang  salju.  Kandungan  linolenat  C18:3,  n-3  yaitu  0,07  pada  keong
macan, 0,16 kerang tahu, dan 0,11 pada kerang salju.Kandungan arakhidonat tertinggi  ditemukan  pada  keong  macan  sebesar  5,17.  Kerang  tahu  dan  kerang
salju memiliki kandungan arakhidonat sebesar 2,1 dan 1,8. Jenis asam lemak tak jenuh jamak yaitu  EPA C20:5 tertinggi ditemukan pada kerang tahu sebesar
2,03, kerang salju sebesar 1,05 dan keong macan sebesar 0,65 . Kandungan DHA C22:6 tertinggi ditemukan pada kerang tahu  yaitu sebesar 6,06, kerang
salju 3,22 dan keong macan sebesar 2,91. Keong  macan  memiliki  kandungan  asam  linoleat  yang  tertinggi,  yaitu
sebesar 0,95 dibandingkan dengan kerang tahu dan kerang salju. Hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan penelitian Mursyidin 2007, dimana kandungan asam
linoleat  ketam  pasir  Emerita  spp.  adalah  9,90.  Perbedaan  tersebut  dapat disebabkan
oleh ketersediaan
pakan, habitat
dan suhu
perairan Guderley  et  al.  2007.  Kandungan  linolenat  omega-3  tertinggi  terdapat  pada
kerang  salju,  yaitu  sebesar  0,16.  Hasil  ini  berbeda  dibandingkan  dengan
penelitian  Supriyantini  2007,  dimana  kandungan  asam  linoleat  kerang  totok Polymesoda  erosa  adalah  1,70.  Perbedaan  kandungan  asam  linolenat  kerang
diduga  disebabkan  oleh  sumber  makanan  yang  dikonsumsinya.  Fitoplankton merupakan  sumber  makanan  kerang  dan  bahkan  fitoplankton  sendiri  merupakan
biota  utama  dalam  proses  produktivitas  perairan  yang  berkaitan  dengan  jaring- jaring dan piramida di laut Supriyantini et al. 2007.
Gambar 13 Hasil analisis kadar asam lemak tak jenuh majemuk  pada keong macan,
kerang tahu, kerang salju.
Lemak  merupakan  suatu  kelompok  senyawa  heterogen    yang  selalu berhubungan  dengan  asam-asam  lemak,  baik  asam  lemak  tak  jenuh  tunggal
MUFA,  asam  lemak  tak  jenuh  majemuk  PUFA,  ataupun  asam  lemak  jenuh SFA.  Oleh  karena  itu  tinggi  rendahnya  kandungan  asam  linoleat  dan  asam
linolenat  sangat  dipengaruhi  oleh  jumlah  persentase  kandungan  lemak  yang  ada pada makanan yang dikonsumsinya.
Asam lemak omega-3 merupakan asam lemak tidak jenuh yang kaya akan ikatan  rangkap  yakni  mempunyai  ikatan  rangkap  3  dalam  struktur  molekulnya,
yang mempunyai peranan positif pada kesehatan manusia yaitu antara lain: dapat menurunkan  kadar  kolesterol,  membantu  perkembangan  syaraf  pada  bayi,
0,95 0,07
5,17
0,65 2,91
0,49 0,16
2,1 2,03
6,06
0,31 0,11
1,8 1,05
3,22
1 2
3 4
5 6
7
Linoleat Linolenat
Arakhidonat EPA
DHA K
a d
a r
a s
a m
ta k
l e
m a
k j
e n
u h
m a
je m
u k
Asam lemak tak jenuh majemuk
menyembuhkan  dan  mencegah  penyakit  kardiovaskuler  Osman  et  al.  2001. Fungsi  untuk  spesiesnya  sendiri  asam  lemak  omega-3  ini  termasuk  asam  lemak
esensial,  dibutuhkan  oleh  tubuh  antara  lain  untuk  pembentukan  membran, osmoregulasi,  sintesis  prostaglandin  dan  juga  berperan  aktif  dalam  sistem
imunitas Leger dan Sorgeloos 1992. Kekurangan  asam  lemak  esensial  dalam  tubuh  dapat  menyebabkan
gangguan saraf
dan penglihatan
serta menghambat
pertumbuhan Almatsier  2000.  Tingginya  asam  linoleat  dapat  menghambat  laju  biosintesis
DHA  dari  asam  linolenat  Connor  et  al.  1992  diacu  dalam  Prasastyane  2009. Asam  linoleat  dimanfaatkan  dalam  pembuatan  kosmetik  dan  vitamin
Simopoulos 1991 diacu dalam Witjaksono 2005. Keong macan, kerang tahu dan kerang salju serta hewan perairan lainnya
memiliki  kemampuan  terbatas  dalam  proses  elongasi  dan  desaturasi  PUFA menjadi  Highly  Unsaturated  Fatty  Acid  HUFA  yaitu  asam  arakhidonat,  EPA
dan  DHA.  Asam  arakhidonat  merupakan  hasil  desaturasi  dan  elongasi  asam linoleat.  Sedangkan  EPA  dan  DHA  dalam  tubuh  kerang  hanya  dapat  dikonversi
dari  asam  α-linolenat.  Desaturasi  merupakan  proses  penambahan  ikatan  rangkap pada  asam  lemak  dengan  bantuan  enzim,  sedangkan  elongasi  merupakan
perpanjangan  dua  rantai  karbon.  Kandungan  arakhidonat  pada  keong  macan cukup tinggi dibandingkan dengan asam lemak lainnya,  yaitu 5,17  dan 2,10
pada kerang tahu. Kandungan  EPA  dan  DHA  tertinggi  terdapat  pada  kerang  tahu  yaitu,
sebesar  2,03  dan  6,06.  Hasil  berbeda  dibandingkan  dengan  hasil  penelitian Rusyadi  2006,  dimana  kandungan  EPA  dan  DHA  kerang  pisau  atau  lorjuk
Solen  spp.  adalah  0,63  dan  1,70.  Perbedaan  nilai  EPA  dan  DHA  ini disebabkan oleh pergantian spesies, ketersediaan pakan, umur dan ukuran kerang.
EPA sangat penting dalam sistem reproduksi, kekebalan dan syaraf. Fungsi utama EPA adalah produksi prostaglandin yang berfungsi untuk meregulasi metabolisme
tubuh  yakni  kecepatan  jantung,  tekanan  darah,  pembekuan  darah,  kesuburan, pembuahan,  meningkatkan  fungsi  kekebalan  untuk  regulasi  peradangan  dan
mendorong tubuh untuk melawan infeksi Muchtadi et al. 1993.
Sumber  utama  asam  lemak  omega-3  sebenarnya  bukanlah  kerang  karena sintesa EPA dan DHA pada hewan tersebut sangat rendah. Kandungan EPA dan
DHA  pada  kerang  tersebut  diperoleh  dari  mikroorganisme  yang  menjadi  pakan bagi  kerang.  Mikroorganisme  utama  yang  menjadi  produsen  utama  omega-3
adalah  Daphnia,  Chlorella,  Synechoccus  sp.,  Cryptomonas  sp.,  Rhodomonas lacustris
,  Scenedesmus  dan  Chlamydomonas  sp.,  yang  merupakan  plankton. Tingginya kandungan EPA dan DHA pada plankton tersebut dapat meningkatkan
kandungan  EPA  dan  DHA  pada  kerang  Gluck  et  al.  1996.  Suhu  perairan  yang rendah  pun  perairan  subtropis  dapat  meningkatkan  kandungan  EPA  dan  DHA
pada  kerang,  plankton  dan  alga  karena  dapat  meningkatkan  daya  larut  oksigen yang  akan  mempercepat  sintesis  asam  lemak  dan  proses  enzim  pada  reaksi
desaturase Guderley et al.2007.
5  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan