Asam lemak n-3 Omega 3 Asam lemak n-6 Omega 6

atom karbon 4-24, memiliki gugus karboksil tunggal dan ujung hidrokarbon nonpolar yang panjang menyebabkan hampir semua lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak Johnson dan Davenport 1971. Penamaan asam lemak berdasarkan pada jumlah atom karbon dan posisi ikatan tak jenuh dari gugus karboksilnya Lobb 1992. Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak jenuh memiliki titik cair lebih tinggi daripada asam lemak tak jenuh dan merupakan dasar dalam menentukan sifat fisik lemak dan minyak. Lemak yang tersusun oleh asam lemak tak jenuh akan bersifat cair pada suhu kamar, sedangkan lemak yang tersusun oleh asam lemak jenuh akan berbentuk padat. Asam lemak tak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh tunggal Monounsaturated fatty acidMUFA. Asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh majemuk Polyunsaturated fatty acidPUFA Muchtadi et al. 1993. Semakin panjang rantai karbon dan semakin banyak jumlah ikatan rangkapnya, maka semakin besar kecenderungan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Berikut ini merupakan berbagai jenis asam lemak tak jenuh Unsaturated Fatty Acid O’Keefe et al. 2002.

1. Asam lemak n-3 Omega 3

Bentuk paling umum dari omega 3 adalah asam eikosapentaenoat EPA, asam dokosaheksaenoat DHA dan asam alpha-linolenat, yang membantu membentuk EPA dan DHA. Omega 3 dapat dihasilkan dari minyak ikan, terdiri atas rantai panjang dari asam linolenat. a Asam α-linolenat 18:3n-3 Asam lemak ini dihasilkan di dalam tubuh tumbuhan oleh desaturasi 12 dan 15 asam oleat. Bersama asam oleat, asam α-linolenat menggantikan satu dari dua produk PUFA primer biosintesis asam lemak. Asam lemak ini terdapat pada daun tumbuhan dan komponen kecil dari minyak biji. b Asam eikosapentaenoat 20:5n-3 Asam eikosapentaenoat EPA dapat dihasilkan oleh alga laut dan pada hewan melalui desaturasi atau elongasi α-linolenat. Eikosapentaenoat adalah produk primer asam lemak minyak ikan ± 20-25 berat walaupun tidak dihasilkan oleh ikan. c Asam dokosapentaenoat 22:5n-3 Asam dokosapentaenoat merupakan elongasi hasil EPA dan muncul di banyak lipid laut. Asam DPA dapat diubah menjadi DHA lewat tiga langkah melibatkan dasaturasi 6 pada hewan. d Asam dokosaheksaenoat 22:6n-3 Asam dokosaheksaenoat dihasilkan oleh alga laut dan komponen primer minyak ikan ± 8-20 berat. Produksi DHA pada hewan berasal dari asam linolenat terjadi melalui proses desaturasielongasi α-linolenat menjadi 24:5n-3. Asam lemak tak jenuh rantai yang sangat panjang ini didesaturasi oleh desaturasi 6 kemungkinan enzim desaturasi 6 dan menghasilkan asam lemak lewat satu siklus β-oksidasi membentuk DHA.

2. Asam lemak n-6 Omega 6

Omega 6 umumnya ditemukan pada tanaman. Berikut merupakan beberapa jenis asam lemak omega 6: a Asam linoleat 18:2n-6 Asam linoleat dan α-linolenat adalah prekursor dalam sintesis PUFA. Asam linoleat diproduksi dari tanaman dan secara khusus banyak dikandung pada seed oil . Walaupun alam memproduksi asam linoleat setara α-linolenat, namun dapat ditemukan beberapa cadangan makanan. b Asam γ-linolenat 18:3n-6 Asam γ-linolenat GLA diproduksi pada hewan dan tumbuhan rendah melalui desaturasi 6 asam linoleat. Asam linoleat pada hewan didesaturasi oleh 6 desaturase untuk menghasilkan asam γ-linolenat sebagai produk intermediet dalam produksi asam arakhidonat. c Dihomo-asam-γ-linolenat 20:3n-6 Elongasi produk asam linolenat, dihomo-γ-linolenat DGLA adalah komponen terkecil fosfolipid hewan. Dihomo-γ-linolenat berperan sebagai prekursor pembentukan asam lemak esensial asam arakhidonat. d Asam arakhidonat Asam arakhidonat merupakan hasil desaturasi dan elongasi asam linoleat pada hewan. Asam arakhidonat diproduksi pada alga laut. Asam arakhidonat merupakan asam lemak esensial sebagai prekursor untuk eikosanoid. e Asam dokosatetraenoat 22:4n-6 Asam dokosatetraenoat merupakan hasil elongasi langsung asam arakhidonat dan terdapat sedikit pada jaringan hewan.

3. Asam lemak n-9 Omega 9