Indonesia Perbandingan Vertikal Regulasi tentang Pemenuhan Hak Ekonomi Istri

Islam, yang berlaku pada pemerintahan Ottoman mulai tahun 1299 hingga 1922, disebutkan dalam pasal 999, sebagai berikut: 14 ادا ٩٩٩ - فاخ ا ا دي ا ا ه ا اس ه يد ي ا ا يا س ف ا يد ا رجح ي ع كاح ا ا عجار ريغ ساب ه عجي ا ا راجت اب ه ا عايض ؤا رغ اا يدب رارقا ا ه ا يف فرصات ا ع يب ا سق ه ا ا عاب كاح ا رجح رخ ءا رغ ا “Pasal 999-Debitur yang nilai utangnya sama dengan atau bahkan melebihi nilai hartanya, jika para kreditur khawatir terhadap debitur yang menghabiskan hartanya karena diperdagangkan, atau terhadap debitur yang menyembunyikan hartanya, atau terhadap debitur yang mengalihkan hartanya atas nama orang lain, dan para kreditur memohon kepada hakim untuk menahan debitur agar tidak melakukan tindakan hukum hartanya atau tidak melakukan pengakuan utang pada orang lain, maka hakim harus memutuskan untuk menahan debitur tersebut, dengan menjual hartanya dan membagikan hasil penjualannya kepada para kreditur....” Penjelasan syarah pasal 999 Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata Islam di atas, disebutkan dalam “Kitab Durar al-Hukkam Fi Gurar al-Ahkam Syarh Majallah al-Ahkam al- Adliyah” bahwa klasusul hukum pada Pasal 999 ini, “tidak terbatas hanya pada debitur yang tidak mampu, melainkan juga meliputi debitur yang mampu, tapi tidak mau melunasi pembayaran kewajibannya”. 15

C. Perbandingan Vertikal Regulasi tentang Pemenuhan Hak Ekonomi Istri

1. Indonesia

14 Mola Khisru Hakim Agung Konstantinopel, wafat 1480 M, Durar al-Hukkam Fi Gurar al-Ahkam Syarh Majallah al-Ahkam al-Adliyah , Bab IX Kitab al-Hajru wa al-Ikrah wa al- Syuf‟ah, Bagian IV, Pasal 999, Cet. II, Kairo, 1967, h. 321. 15 Mola Khisru Hakim Agung Konstantinopel, wafat 1480 M, Durar al-Hukkam Fi Gurar al-Ahkam Syarh Majallah al-Ahkam al-Adliyah. H. 334. Para kaum muslim di tanah air, memposisikan hukum Islam di atas segala norma nilai yang ada di sekelilingnya. Posisi istimewa hukum Islam itu bertahan di dalam rentanag waktu cukup panjang. Dari mulai kerajaan Islam, yang diperankan oleh otoritas kerajaan, kemudian berada dalam tarik-ulur kepentingan kekuasaan penjajah Belanda, dan terakhir masa kemerdekaan, sampai lahirnya UU No. 11974 tentang Perkawinan. Pembaharuan terhadap hukum keluarga Islam dibarengi dengan upaya pemerintah di negara tertentu untuk mengatur dan menertibkan aturan-aturan terkait dengan masalah keluarga. Tren pembaharuan ini diawali di Turki dengan dibuatnya qanun yang sesuai dengan spirit pembaharuan hukum di Turki. Upaya ini kemudian diikuti beberapa negara muslim lainnya seperti Turki, Tunisia, Maroko dan Mesir. Di Asia Tenggara upaya ini diawali pemerintah Malaysia dan kemudian Indonesia. 16 Indonesia adalah negara yang mayoritas masyarakatnya menganut madzhab Syafi‟I hal itu dibuktikan dengan Surat Edaran Biro Peradilan Agama No. B11735 tanggal 18 Februari 1958 yang merupakan tindak lanjut dari peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1957 tentang pembentukan Pengadilan AgamaMahkamah S yar‟iah diluar Jawa dan Madura. Dalam huruf B Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa untuk mendapatkan kesatuan hukum yang memeriksa dan memutus perkara maka para Hakim Pengadilan AgamaMahkamah Syar‟iyah dianjurkan agar mempergunakan sebagai pedoman kitab-kitab di bawah ini: 16 Euis Nurlaelawati, Modernization,Ttradition, and Identity, Jakarta: the Netherlands Amsterdam University Press, 2010, h.13-14. 1. Al Bajuri 2. Fathul Muin dengan Syarahnya 3. Syarqawi alat Tahrir 4. QulyubiMuhalli 5. Fathul Wahab dengan Syarahnya 6. Tuhfah 7. Targhibul Musytaq 8. Qawaninusy Syar‟iyah Lissayyid Usman bin Yahya 9. Qawaninusy Syar‟iyah Lissayyid Shodaqah Dahlan 10. Syamsuri L il Fara‟idl 11. Al Fiqh „alal Muadzahibil Arba‟ah 12. Mughnil Muhtaj 17 Kalau kita dicermati secara seksama dari 13 rujukan kitab yang disarankan, kesemuannya lebih bersifat eksklusif. Ini dapat dilihat dari kitab-kitab rujukan tersebut merupakan kitab-kitab yang be rmazhab Syafi‟i. Kecuali untuk kitab nomor 12 yang termasuk kedalam kitab komparatif perbandingan madzhab. Begitu juga 17 Edaran Biro Peradilan Agama No. B11735 tanggal 18 Februari 1958. Tentang pembentukan Pengadilan AgamaMahkamah Syar‟iah diluar Jawa dan Madura. hampir semua kitab ditulis dalam bahasa Arab kecuali kitab Nomor 8 yang ditulis dalam bahasa Melayu Arab. 18 Menurut madzhab Syafii, perempuan memiliki hak ketika diceraikan oleh suaminya seperti hak mendapatkan nafkah dan tempat tinggal selama masa „iddah, lalu mendapatkan mut‟ah bila tidak nusyuz. 19 Kemudian ketentuan dalam regulasi di Indonesia tertulis pasal 149 Kompilasi Hukum Islam, yaitu m emberikan mut‟ah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qabla al-dukhul , lalu Memberi nafkah, maskan dan kiswah tempat tinggal dan pakaian, pen. kepada bekas istri selama dalam masa „iddah, kecuali bekas istri telah dijatuhi talak ba’in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil, dan Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya dan separuh apabila qabla al-dukhul. Melihat ketentuan dalam Pasal 149 KHI tersebut nampak besar pengaruh madzhab Syafii atas isi dari regulasi itu. Hal tersebut tidak mengherankan karena mayoritas penduduk Indonesia adalah penganut madzhab Syafi‟i.

2. Turki