Mesir Arab Saudi Perbandingan Vertikal Regulasi tentang Pemenuhan Hak Ekonomi Istri

Bila madzhab Hanafi berdasar kepada surat al-Thalaq ayat 6 maka The Turkish Civil Code berdasar kepada The Swiss Civil Code.

3. Mesir

Mesir dapat dikatakan menggunakan madzhab Hanafi sebagai rujukan hukum. Perundang-undangan yang berlaku di Mesir, khususnya setelah UUD 1971, pada umumnya berasal dari Syariat Islam yang bersumber dari al- Qur‟ân dan al-Hadits serta fiqh pa ra fuqaha‟. Sementara itu permasalahan baru yang tidak disinggung oleh undang-undang diambilkan dari pendapat yang terkuat dalam mazhab Imam Abu Hanifah. Hukum Keluarga Mesir terdiri dari: 23 1. Wilâyah „ala an-Nafs kekuasaan atas jiwa 2. Wilâyah „ala al-Mâl kekuasaan atas harta 3. Qânun al-Washâya Undang-Undang Wasiat 4. Qânun al-Mawârits Undang-Undang Waris 5. Qânun al-Waqf Undang-Undang Wakaf Setiap bagian memilki hukum materiil dan hukum acara tersendiri. Hukum materil wilâyah „ala an-Nafs diatur oleh Undang-Undang Nomor 20 dan 25 tahun 1929. Sedangkan hukum acaranya diatur oleh undang-undang Nomor 1 Tahun 2000. 23 Rifyal Ka‟bah, Peradilan Islam Kontemporer, Jakarta: Universitas Yarsi, 2009, h. 54. Hukum materiil wilâyah „ala al-Mâl diatur berdasaran Undang-Undang Nomor 119 Tahun 1952, dan hukum acaranya berdasaran Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000. Dalam madzhab Hanafi, perempuan yang diceraikan oleh suaminya memiliki hak untuk mendapatkan hak ekonomi berupa nafkah iddah, maskan, kiswah serta mut‟ah dengan syarat perempuan itu telah digauli. 24 Sedangkan dalam Ketentuan regulasi Mesir mengenai hal tersebut yaitu undang-undang mewajibkan pemberian nafkah juga pemberian mut`ah yang besarnya sama dengan nafkah selama dua tahun. 25 Membandingkan antara regulasi di Mesir dan paham madzhab Hanafi, jelas tidak ada perbedaan diakrenakan sumber referensi dari regulasi tersebut adalah dari madzhab Hanafi.

4. Arab Saudi

Arab Saudi bukan merupakan negara yang memiliki kodifikasi atau undang- undang tertulis terhadap hukum kelaurganya. Negara ini berpatokan bahwa nash adalah sumber dari hukum yang berlaku. Madzhab yang populer di negara ini adalah madzhab Hanbali. Meskipun demikian, bila mereka tidak menemukan referensi yang 24 Al- Fadhil al- Syeikh Muhammad Nuruddin Marbu Abdullah Al-Banjiri Al-Makki, h. 117. 25 Atho‟ Mudzar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga Islam Modern, Jakarta: Ciputat Press, 2003, hal. 213. tepat dari fiqh madzhab Hanbali, para hakim juga mengambil kitab-kitab dari madzhab-madzhab lain sebagai rujukan putusan. 26 Tahir Mahmood mengkatagorikan Saudi Arabia pada negara-negara yang menerapkan hukum Islam secara tradisional, di mana hukum Islam tidak beranjak menjadi sebuah peraturan perundang-undangan. Dengan melihat latar belakang sejarah hukum Islam, wilayah jazirah Arab awalnya menganut mazhab Maliki. 27 Namun sejak perjanjian Amir Muhammad bin Saud dengan Muhammad bin Abdul Wahhab menyebabkan mazhab Hambali menjadi mazhab resmi di wilayah Saudi Arabia. Oleh karena tidak adanya peraturan perundang-undangan mengenai hukum Islam di Saudi Arabia, maka untuk melacak hukum keluarga haruslah melihat pada referensi fiqh Imam Ahmad bin Hambal. Ini tidak dimaknai bahwa Saudi Arabia anti kepada Undang-undang yang bersifat tertulis. Sebab seperti yang diutarakan oleh Edwar Mortimer, sekalipun dalam teori hukum di Saudi Arabia bersifat abadi, yakni syariat Tuhan, namun tidak berarti bahwa suatu perundang-undangan dalam memenuhi suatu kebutuhan baru tidak dibenarkan. Sejak tahun 1950-an, memulai dekrit, kerajaan telah mengesahkan sejumlah peraturan yang meliputi berbagai segi kehidupan. Misalnya perdagangan, 26 Ester van Eijk, Sharia Incorporated: Sharia and National Law in Saudi Arabia, Leiden: Leiden Universiy, h. 163. 27 lahir di Madinah pada tahun 93H-179H, dengan nama Abu abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amirbin Amr bin al-Haris bin Ghaiman bin Jutsail binAmr bin al-Haris Dzi Ashbah. kebangsaan, pemalsuan, penyuapan, pertambangan, perubahan dan tenaga kerja, jaminan sosial dan pertahanan sipil. 28 Mazhab Hanbali menyatakan bahwa perempuan yang diceraikan suaminya baik cerai hidup ataupun cerai wafat sekalipun tetap berhak mendapat nafkah. Nafkah tersebut ditanggung daripada peninggalan suaminya, tetapi jika suami tidak mempunyai peninggalan, maka nafkah tersebut ditanggung oleh para ahli waris suaminya, berdasarkan keluarga terdekat kepada si mati. 29 Dikarenakan menggunakan madzhab Hanbali sebagai rujukan hukum, maka sudah jelas regulasi di Arab Saudi sesuai dengan fiqih madzhab Hanbali.

D. Persamaan dan Perbedaan Regulasi tentang Pemenuhan Hak Ekonomi