Turki Perbandingan Vertikal Regulasi tentang Pemenuhan Hak Ekonomi Istri

hampir semua kitab ditulis dalam bahasa Arab kecuali kitab Nomor 8 yang ditulis dalam bahasa Melayu Arab. 18 Menurut madzhab Syafii, perempuan memiliki hak ketika diceraikan oleh suaminya seperti hak mendapatkan nafkah dan tempat tinggal selama masa „iddah, lalu mendapatkan mut‟ah bila tidak nusyuz. 19 Kemudian ketentuan dalam regulasi di Indonesia tertulis pasal 149 Kompilasi Hukum Islam, yaitu m emberikan mut‟ah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qabla al-dukhul , lalu Memberi nafkah, maskan dan kiswah tempat tinggal dan pakaian, pen. kepada bekas istri selama dalam masa „iddah, kecuali bekas istri telah dijatuhi talak ba’in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil, dan Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya dan separuh apabila qabla al-dukhul. Melihat ketentuan dalam Pasal 149 KHI tersebut nampak besar pengaruh madzhab Syafii atas isi dari regulasi itu. Hal tersebut tidak mengherankan karena mayoritas penduduk Indonesia adalah penganut madzhab Syafi‟i.

2. Turki

Sebelum menggunakan The Turkish Civil Code, turki menggunakan Majallah al-Ahkam al-Adhiya sebagai rujukan hukum keluarga yan kental dengan paham madzhab Hanafi di dalamnya meskipun ebberapa ketentuan berasal dari madzhab 18 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akappress, 1995, h. 23. 19 Al- Fadhil al- Syeikh Muhammad Nuruddin Marbu Abdullah Al-Banjiri Al-Makki, Hukum Hakam Iddah Dalam Islam , h. 114. lain. 20 Bila melihat sejarah pengaruh kitab-kitab fiqih Hanafiah dalam pembentukan hukum keluarga di Turki pada mulanya, hal tersebut nampaknya tidak terlepas dari sosok Muhammad ibn Hasan al-Syaibani 132-189 H. Beliau adalah murid Imam Abu Hanifah kedua yang langsung berguru kepada- nya setelah Abu Yusuf Ya‟kub ibn Ibrahim al-Anshari 113-182 H. Sepeninggal Imam Abu Hanifah, Muhammad ibn Hasan berguru kepada murid utamanya yaitu Abu Yusuf. Bahkan sempat dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa, semasa hidupnya Muhammad ibn Hasan juga sempat berguru kepada Al-Imam Malik bin Anas di Madinah. 21 Dalam madzhab Hanafi, perempuan yang diceraikan oleh suaminya memiliki hak untuk mendapatkan hak ekonomi berupa nafkah iddah, maskan, kiswah serta mut‟ah dengan syarat perempuan itu telah digauli. 22 Lalu bila melihat kepada ketentuan The Turkish Civil Code, maka kita tidak menemukan konsep nafkah iddah, mut‟ah, maskan, kiswah yang terdapat dalam madzhab Hanafi. Isi dari The Turkish Civil Code adalah bahwa harta yang tersedia atau yang akan tersedia yang rusak karena perceraian, pihak yang tidak bersalah atau lebih sedikit salahnya, dapat meminta kompensasi material yang sesuai dari pihak yang bersalah. Perceraian yang disebabkan dengan kejadian suatu pihak mengambil hak perorangan 20 Prof. Dr. Abu Su‟ud, Islamologi, Sejarah, Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia , halaman. 101. 21 Prof. Dr. Abu Su‟ud, Islamologi, Sejarah, Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia , halaman. 100. 22 Al- Fadhil al- Syeikh Muhammad Nuruddin Marbu Abdullah Al-Banjiri Al-Makki, h. 117. pihak lainnya seperti hak anak-anak, dapat meminta pembayaran kepada pihak lainnya berupa uang dalam jumlah yang cocok sebagai kompensasi spiritual. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa baik suami ataupun istri yang dengan perceraian tersebut mengakibatkan kerguian bagi pihak lain di antara mereka, maka memiliki kewajiban untuk membayarkan uang ganti rugi kompensasi kepada pihak yang menuntut atas kerugian yang dialaminya. Hal ini berbeda dengan konsep nafkah iddah dimana dalam sebuah perceraian talak, suami otomatis menjadi pihak yang memiliki kewajiban untuk memenuhi hak istri. Inti dari konsep ganti rugi adalah bukan siapa yang mengajukan perceraian, melainkan siapa yang bersalah ataupun memiliki kesalahan lebih banyak sehingga dengan kesalahannya tersebut mengakibatkan kerugian. Lebih jelas diterangkan oleh pasal selanjutnya, Pihak yang akan menjadi jatuh miskin disebabkan perceraian, dengan syarat dia tidak mempunyai kesalahan yang lebih berat, untuk bertahan hidup ia dapat meminta nafkah harta yang tidak terikat waktu kepada pihak yang ekonominya lebih kuat. Nafkah tidak memerlukan siapa yang berkewajiban yang lebih kaya harus memberi. Perbandingan The Turkish Civil Code dengan pendapat dari madzhab Hanafi sulit mendapatkan titik temu dikarenakan sumber rujukan keduanya yang berbeda. Bila madzhab Hanafi berdasar kepada surat al-Thalaq ayat 6 maka The Turkish Civil Code berdasar kepada The Swiss Civil Code.

3. Mesir