dilaksanakan dengan keputusan Menteri Agama nomor 154 tanggal 22 juli 1991. Yang bertujuan untuk meunifikasi Hukum Islam yang masih berserakan dalam
berbagai kitab fiqih klasik, dan sebagai peraturan khusus yang menjelaskan secara rinci bagaimana hukum perkawinan, wakaf, warisan di Indonesia.
7
Hak asuh anak merupakan bagian dari sebuah institusi perkawinan dan salah satu kompetensi absolut dari Pengadilan Agama berdasarkan undang-undang No. 3
tahun 2006 tentang Pengadilan Agama adalah hak asuh anak hadhanah, regulasi mengenai hak asuh anak di Indonesia diatur dalam undang-undang nomor 23 tahun
2002 dan direvisi kembali pada undang-undang nomor 32 tahun 2014 tentang perlindungan anak.
B. Hukum Keluarga di Turki
Penerapan hukum Islam dalam terma kenegaraan secara serius dan sistematis dimulai pada masa Umar bin Abdul Aziz. Negara pada saat itu merupakan lembaga
eksekutif yang menerapkan hukum Islam sebagaimana dirumuskan oleh otoritas hukum setempat di masing-masing daerah. Kumpulan hukum fiqh yang mengatur
hal-hal pokok dilaksanakan seragam. Namun berkaitan dengan hal-hal detail banyak terjadi perbdedaan karena praktek-praktek setempat dan variasi yang berbeda dari
hasil ijtihad para ulama.
8
7
Zarkowi Soedjati, Sejarah Penyusunan Kompilasi Hukum Islam di Indonesia cet, ke 1: Surabaya: Arkola, 1997, h. 16-17
8
Fazlur Rahman, Islam, alih bahasa Ahsin Muhammad, cet IV Bandung: Pustaka, 2000, hal. 108.
Legislasi hukum-hukum baru untuk melengkapi hukum yang telah ada dalam skala besar telah dilakukan oleh penguasa-penguasa Turki Usmani pada abad ke-10
H16M yang menghasilkan Qanun Canon. Qanun adalah produk kesultanan dan bukan produk kekhalifahan.
9
Pembaruan hukum Islam dalam format perundang- undnagan hukum keluarga dimulai pada tahun 1917 dengan disahkannya The
Ottoman Law of Family Rights Undang-Undang tentang Hak Keluarga oleh
pemerintah Turki.
10
Pembaruan hukum keluarga di Turki merupakan tonggak sejarah pembaruan hukum keluarga di dunia Islam dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan hukum keluarga di negara-negara lain. Hukum keluarga mempunyai posisi yang penting dalam Islam.
Hukum tentang hak-hak keluarga The Ottoman Law of Family Qanun al- Huquq al-Aila
yang disusun sejak 1915 kemudian diundangkan pada tahun 1917 dan itu adalah hukum keluarga yang pertama diundangkan dalm Islam. Hukum tentang
hak-hak keluarga pada 1917 yang dikeluarkan oleh pemerintahan Turki Utsmani mengatur tentang hukum perorangan dan hukum keluarga tidak termasuk waris,
wasiat dan hibah.
9
Fazlur Rahman, hal. 109.
10
J.N.D Anderson, Hukum Islam di Dunia Modern, alih bahasa Machnun Husein Surabaya: Amar Press, 1990, hal. 27 Lihat pula Tahir Mahmood, Family Law Reform in
The Moslem World , Bombay: N.M. TRIPTAHU PVT. LTD, 1972, hal. 17.
Beberapa tahun setelah pencabutan Hukum tentang Hak-Hak Keluarga tahun 1917, situasi politik di Turki memebrikan sedikit peluang untuk melakukan
pembaruan hukum. Pasca Konferensi Perdamaian Laussane tahun 1923, pemerintah Turki membentuk komisi hukum untuk mempersiapkan hukum perdata yang baru.
Komisi tersebut berusaha menempatkan Hukum tentang Hak-Hak Keluarga Tahun 1917, Majallah al-Ahkam al-Adhiya tahun 1876 dan hukum adat yag tak tertulis
untuk masuk ke dalam hukum yang baru yang bersifat menyeluruh. Namun perbedaan pendapat yang tajam di kalangan modernis dan tradisional seperti
pengambilan materi dari madzhab yang berbeda dalam hukum Islam, yang bersumber dari hukum adat dan hukum luar menjadikan komisi tersebut kacau dan dibubarkan.
Guna mengisi kekosongan hukum pasca pemburbaran tersebut, Pemerintah Turki mengadopsi Hukum Perdata Swiss tahun 1912 The Civil Code of Switzerland,
1912 dengan beberapa perubahan yang disesuaikan dengan kondisi Turki dan
diundangkan dalam Hukum Perdata Turki tahun 1926 The Turkish Civil Code of 1926
. Dalam beberapa hal ketentuan di dalam hukum perdata Turki tahun 1926 sangat berbeda bahkan menyimpang dalam hukum Islam tradisional. Seperti
ketentuan waris dan wasiat yang mengacu pada hukum perdata Swiss. 18 materi yang menonjol dalam hukum perdata Turki 1926 adalah ketentuan-ketentuan tentang
pertunangan, batas usia minimal untuk menikah, larangan menikah, poligami, pencatatan perkawinan, pembatalan perkawinan, perceraian, dan lain-lain.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Code Civil Turki merupakan hukum perdata Swiss yang diadopsi pada tahun 1926. Turki baru, yang sekuler
membutuhkan perangkat hukum termasuk hukum tertulisnya. Pada tahun 1926, Menteri Dalam Negeri pertama Republik Turki, Mahmud Esad Bozkurt, belajar di
Lausanne dan Fribourg. Tidak diragukan lagi memiliki peran dalam mempercepat adopsi dari Kode Sipil Swiss. Esad Bozkurt mengatakan, Professor Ernst Hirsch
dikutip pernyataan ini dari sebuah artikel yang diterbitkan dalam kesempatan ulang tahun ke-50 dari Asosiasi Pengacara Swiss.
11
Pada saat itu Mustafa Kemal menganggap bahwa dibutuhkan sebuah organisasi yang sama sekali baru dalam peradilan Turki, sebuah sitem hukum baru,
undang-undang baru, dan pengadilan baru. Tapi bagaimana bisa dan harus seperti organisasi peradilan diatur sehingga orang asing juga tidak dapat membantu
mengirimkan untuk itu? Jawabnya terletak pada satu kata tunggal, Hukum Perdata Swiss yang seluler yang sangat dipengaruhi oleh Jerman dan sebagian pula
dipengaruhi oleh Kode Sipil Perancis. Namun mayoritas pemikir perbandingan hukum seperti K. Zweigert dan Radolfo Sacco berpendapat bahwa kode Swiss berasal
dari paradigma yang berbeda dari hukum perdata. Kode Sipil Turki adalah sedikit versi modifikasi dari Kode Sipil Swiss yang diadopsi pada tahun 1926 selama periode
pemerintahan Kemalis tentang sekuralisasi. Kode Sipil Swiss tersebut Jerman: Zivilgesetzbuch
, Prancis: Code Civile, Italia: Civile Codice, Romansh: Cudesh Sipil adalah putusan hukum yang dikodifikasikan di Swiss dan mengatur hubungan antar
11
http:www.ejpd.admin.chcontentejpdenhomedocumentationredarchivreden_chr istoph_blocher?20062006-10-04.html, diambil tanggal 04 Maret 2016.
individu. Diadopsi pada 10 Desember 1907 dan dengan demikian secara resmi dikenal sebagai “Kode Sipil 1907”, dan yang berlaku sejak 1912.
Buku itu diciptakan oleh Eugen Huber, kemudian diterjemahkan dalam dua bahasa nasional lainnya oleh Virgile Rossel dan Brenno Bertoni untuk Perancis dan
Italia. Itu sangat dipengaruhi oleh hukum perdata Jerman, dan sebagian dipengaruhi oleh Kode Sipil Perancis, Namun mayoritas pemikir perbandingan hukum seperti K.
Zweigert dan Radolfo Sacco berpendapat bahwa kode Swiss berasal dari paradigma yang berbeda dari hukum perdata. Kode Sipil Turki adalah sedikit versi modifikasi
dari Kode Sipil Swiss yang diadopsi pada tahun 1926.
12
Menurut hukum perdata Turki tahun 1926, seorang suami atau istri yang hendak bercerai diperbolehkan melakukan pisah ranjang. Jika setelah pisah ranjang
dijalani pada waktu tertentu tidak ada perbaikan maka masing-masing pihak mempunyai hak untuk mengajukan perceraian ke pengadilan. Ketentuan tentang
perceraian diatur dalam Pasal 129-138 Hukum Perdata Turki 1926. Suami atau istri yang terikat dalam sebuah ikatan perkawinan dapat mengajukan perceraian kepada
pengadilan dengan alasan-alasan yang telah ditentukan berikut:
13
1. Salah satu pihak berbuat zina;
2. Salah satu pihak melakukan percobaan pembunuhan atau penganiayaan berat
terhadapt pihak lain;
12
http:en.wikipedia.orgwikiSwiss_Civil_Code, diambil tanggal 04 Maret 2016.
13
Mehmet Savas, Studi Komparatif tentang Ketentuan Hukum Perkawinan Indonesia dan Turki
, Jakarta: UIN Jakarta 2013, h. 80.
3. Salah satu pihak melakukan kejahatan atau perbuatan tidak terpuji yang
mengakibatkan penderitaan yang berat dalam kehidupan rumah tangga; 4.
Salah satu pihak meninggalkan tempat kediaman bersama rumah tiga bulan atau lebih dengan sengaja tanpa alasan yang jelas yang mengakibatkan
kerugian di pihak lain; 5.
Salah satu pihak menderita penyakit jiwa sekurang-kurangnya tiga tahun atau lebih yang mengganggu kehidupan rumah tangga dan dibuktikan dengan surat
keterangan ahli medis dokter; 6.
Terjadi ketegangan antara suami dan isteri secara serius yang mengakibatkan penderitan.
Seiring dengan perkembangan zaman, Hukum Perdata Turki tahun 1926 mengalami dua kali proses amandemen. Amandemen tahap pertama terjadi pada
kurun waktu 1933-1956. Hasil amandemen ini antara lain berkaitan dengan ganti kerugian, dispensasi kawin, pasangan suami istri diberi kesempatan untuk
memperbaiki hubungan pernikahan ketika pisah ranjang dan penghapusan segala macam perceraian di luar pengadilan, serta tersedianya perceraian di pengadilan yang
didasarkan pada kehendak masing-masing pihak Pasal 125-132. Disamping itu, pembayaran ganti kerugian terhadap pihak yang dirugikan
akibat perceraian dapat dilaksanakan jika didukung oleh fakta dan bukti yang kuat. Proses amandemen kedua terhadap Hukum Perdata Turki 1926 berlangsung pada
tahun 1988-1992. Amandemen ini mmeberlakukan perceraian atas kesepakatan bersama divorce by mutual consents, nafkah istri dan penetapan sementara selama
proses perceraian berlangsung. Amandemen tahun 1990 berkaitan dengan pertunagnan, pasca perceraian dan adopsi. Proses amandemen dilakukan oleh
legislatif tersebut berakhir tahun 1992. Materi amandemen tahun 1990 yang berkaitan dengan perceraian antara lain:
a. Salah satu pihak mengajukan cerai atas dasar ketidakcocokan tabiat
yang berakibat pada rumah tangga yang tidak bahagia. b.
Pihak yang tidak bersalah dan menderita berhak mengajukan cerai dan meminta ganti rugi yang layak dari pihak lain.
c. Pihak yang tidak bersalah dan menjadi miskin berhak mengajukan
cerai dan meminta nafkah dari pihak lain selama setahun.
14
C. Sejarah Hukum Keluarga Islam di Mesir