Sistematika Penulisan Steganografi Analisis dan Perancangan Pengujian Nilai MSE (Mean Squared Error) pada Proses Penyisipan Label Citra dengan Menggunakan Metode Modified Least Significant Bit (MLSB)

3. Perancangan Perangkat Lunak Perancangan perangkat lunak dilakukan dengan membuat rancangan antar muka sistem, flowchart sistem serta proses kerja sistem untuk memudahkan dalam proses implementasi berikutnya. 4. Implementasi dan Pengujian Sistem Implementasi sistem melakukan coding dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0. Pengujian dilakukan terhadap program yang telah dibangun. Pengujian sistem dilakukan untuk melihat apakah implementasi telah sesuai dengan teori, atau apakah program mengalami kesalahan.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk membuat penulisan lebih terstruktur, maka penulisan ini dibagi menjadi lima bab, yaitu : BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yang dilakukan serta sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, diantaranya tentang steganografi, citra, metode Modified Least Significant Bit MLSB, Mean Squared Error dan lainnya. BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini membahas mengenai penyisipan pesan ke dalam citra, flowchart sistem serta perancangan antar muka pengguna. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Bab ini membahas tentang implementasi dan pengujian sistem. BAB 5 PENUTUP Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dan saran-saran yang ditujukan bagi para pembaca atau pengembang. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Steganografi

Steganografi adalah seni komunikasi dengan menyembunyikan atau menyamarkan keberadaan pesan rahasia dalam suatu media penampungnya sehingga orang lain tidak menyadari adanya pesan di dalam media tersebut. Kata steganografi merupakan istilah yang berasal dari bahasa yunani yang berasal dari kata steganos tertutup dan graphein tulisan. Lebih lengkapnya steganos dan graphein atau graptos memiliki arti menulis tulisan yang tersembunyi atau terselubung Sutoyo, 2009. Steganografi sudah digunakan sejak dahulu kala sekitar 2500 tahun yang lalu untuk kepentingan politik, militer, diplomatik, serta untuk kepentingan pribadi. Tehnik steganografi mempelajari tentang bagaimana menyembunyikan suatu pesan rahasia di dalam suatu wadah penampung. Selain steganografi, terdapat salah satu istilah lain yang bernama watermaking. Watermaking merupakan suatu bentuk dari steganografi. Yang membedakan steganografi dengan watermaking, watermaking merupakan cara penyembunyian pesan ke dalam wadah penampung dan wadah penampung mampu menghadapi proses pengolahan sinyal digital namun tidak merusak wadah penampung sehingga seolah-olah tidak ada perbedaan antara wadah penampung sebelum dan sesudah proses penyembunyian. Sedangkan steganografi memiliki prinsip dasar lebih mengkonsentrasikan pada kerahasian pesannya bukan pada keutuhan wadahnya Munir, 2004. Ada dua proses utama dalam steganografi digital yaitu penyisipan insertionembeding dan ekstraksi extractiondecoding pesan. Pesan embed dapat berupa plaintext, ciphertext, citra, atau apapun yang dapat ditempelkan ke dalam bit- stream. Embedding merupakan proses menyisipkan embed ke dalam berkas yang Universitas Sumatera Utara masih asli yang belum dimodifikasi, yang disebut media cover cover object. Kemudian media cover dan embed yang ditempelkan membuat media stego stego object. Extraction adalah proses menguraikan pesan yang tersembunyi dalam media stego. Ringkasnya, steganografi adalah teknik menanamkan embed pada suatu cover object, dimana hasilnya berupa stego object Pakereng,2010. Adapun proses steganografi selengkapnya ditunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Proses Steganografi Pihak yang terkait dengan steganografi antara lain embeddor, extractor, dan stegoanalyst. Embeddor adalah pelaku yang melakukan penyisipan embedding, extractor adalah pelaku yang melakukan ekstraksi pada stego object, dan stegoanalyst adalah pelaku yang melakukan steganalisis. Steganalisis merupakan ilmu dan seni untuk mendeteksi embed yang tersembunyi dalam steganografi Prihanto, 2010. Gambar 2.2 Taksonomi Steganografi Cover Cover tipe data tipe data Stego tipe data Pesan Sandi Khusus Encoding penyisipan Decoding penguraian Sandi Khusus tipe data tipe data Pesan S t e g a n o g r a f i Teknik Steganografi Linguistik Steganografi Open Codes Jargon Codes Coverd Ciphers Semagrams Virtual Semagrams Text Semagrams Universitas Sumatera Utara a. Teknik Steganografi Technical Steganography Merupakan teknik yang menggunakan metode sains untuk menyembunyikan embed. Contohnya adalah penyembunyian embed dalam chip mikro. b. Linguistik Steganografi Linguistic Steganography Merupakan teknik yang menyembunyikan embed dalam cara yang tidak lazim. Teknik ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Semagrams dan Open Codes. c. Open Codes Merupakan tehnik menyembunyikan embed cara yang tidak umum namun tetap tidak mencurigakan. Teknik ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Jargon Code dan Covered Ciphers. d. Covered Ciphers Merupakan tehnik yang menyembunyikan embed dalam media penampung sehingga embed kemudian dapat diekstrak dari media penampung tersebut oleh pihak yang mengetahui bagaimana embed tersembunyi tersebut disembunyikan. Sumber: Aditya, 2010 Penilaian sebuah metode steganografi yang baik dapat dinilai dari beberapa faktor yaitu imperceptibility, fidelity, recovery, dan robustness. Karakteristik metode steganografi yang baik adalah memiliki imperceptibility tinggi, fidelity tinggi, recovery maksimum dan robustness tinggi Putra, 2010. 1. Imperceptibility Keberadaan embed dalam media penampung tidak dapat dideteksi. 2. Fidelity Mutu media penampung setelah ditambahkan embed tidak jauh berbeda dengan mutu media penampung sebelum ditambahkan embed. 3. Recovery Embed yang telah disisipkan dalam media penampung harus dapat diungkap kembali. Hal ini merupakan syarat mutlak dalam sebuah metode steganografi, karena ada banyak cara penyisipan embed yang tidak terdeteksi namun sulit dalam pembacaan kembali. 4. Robustness Embed yang disembunyikan harus tahan terhadap berbagai operasi manipulasi yang dilakukan pada media penampung. Bila pada media penampung dilakukan operasi- Universitas Sumatera Utara operasi manipulasi, maka embed yang disembunyikan seharusnya tidak rusak embed masih utuh, tetap bisa diekstrak kembali.

2.2 Media Steganografi