Extraction MLSB Analisis Sistem

30 65 167 137 157 33 71 137 189 193 69 64 189 161 160 97 125 167 162 191 83 135 184 195 214 Gambar 3.14 Matriks Citra Stego dalam Bentuk Grayscale 30 73 168 157 143 34 80 159 176 202 82 75 165 188 183 103 99 170 177 182 83 135 184 195 214 Gambar 3.15 Matriks Citra Cover dalam Bentuk Grayscale Berdasarkan Gambar 3.14 dan Gambar 3.15 diatas, dapat dilihat perbedaan nilai piksel antara citra stego dengan citra cover yang ditimbulkan akibat proses penyisipan menggunakan metode MLSB.

3.1.4 Extraction MLSB

Proses extraction pembacaan penyisip berupa citra embed dari dalam citra stego menggunakan metode MLSB adalah sebagai berikut : 1. Input citra stego. 2. Ubah setiap piksel citra stego ke dalam bentuk biner. 3. Ambil 5 bit LSB-nya dari tiap-tiap piksel. 4. Konversikan ke dalam bentuk hexadecimal. 5. Cari keterangan control symbol. - Cari nilai 1Eh sebagai pesan angka - Cari nilai 1Dh sebagai batas piksel - Cari nilai 1Fh sebagai batas akhir pesan Universitas Sumatera Utara 6. Baca Control Symbol paling depan dari data : - Jika control symbol menunjukkan keterangan huruf kapital, maka tiap data dalam 1 kelompok sampai keterangan spasi, 1Dh ditambah dengan nilai +40. Hasil yang diperoleh kemudian diubah kedalam bentuk karakter dengan bantuan tabel ASCII hex value. Untuk data yang bernilai 0Ah- 0Fh menunjukkan karakter yang diperoleh adalah J–O. - Jika control symbol menunjukkan keterangan huruf kecil, maka tiap data dalam 1 kelompok sampai keterangan spasi, 1Dh ditambah dengan nilai +60. Hasil yang diperoleh kemudian diubah kedalam bentuk karakter dengan bantuan tabel ASCII hex value. Untuk data yang bernilai 0Ah– 0Eh menunjukkan karakter yang diperoleh adalah j – n. Khusus untuk data yang bernilai 0Ah terdapat kemungkinan karakter yang diperoleh antara j atau z. - Jika Control Symbol menunjukkan keterangan nomorangka, maka tiap data dalam 1 kelompok sampai keterangan spasi, 1Dh ditambah dengan nilai +30. Hasil yang diperoleh kemudian diubah kedalam bentuk karakter dengan bantuan tabel ASCII hex value. 7. Rekonstruksi citra baru sebagai citra embed . Berikut contoh dari proses extraction dari citra stego pada gambar 3.16. 00011110 01000001 10100111 10001001 10011101 00100001 01000111 10001001 10111101 11000001 01000101 01000000 10111101 10100001 10100000 01100001 01111101 10100111 10100010 10111111 01010011 10000111 10111000 11000011 11010110 Gambar 3.16 Citra Stego dalam Biner Dari Gambar 3.16 diatas ambil setiap 5 bit LSB citra stego, kemudian ubah 5 bit tersebut kedalam bentuk heksadesimal. Tentukan apakah 5 bit LSB tersebut bernilai 0-9 atau berupa control symbol. Universitas Sumatera Utara 11110  1Eh  control symbol, pesan sebagai angka numeric 00001  01h 00111  07h 01001  09h 11101  1Dh  control symbol, batas nilai piksel Nilai piksel embed ke 1 = 179 Ambil 5 LSB embed selanjutnya : 00001  01 00111  07 01001  09 11101  1Dh  control symbol, batas nilai piksel Nilai piksel embed ke 2 = 179 Ambil 5 LSB embed selanjutnya : 00001 = 01h 00101 = 05h 00000 = 0h 11101  1Dh  control symbol, batas nilai piksel Nilai piksel embed ke 3 = 150 Ambil 5 LSB embed selanjutnya : 00001  01h 00000  0h 00001  01h 11101  1Dh  control symbol, batas nilai piksel Nilai piksel embed ke 4 = 101 Ambil 5 LSB embed selanjutnya : 00111 = 07h 00010 = 02h 11111  1Fh  control symbol, batas akhir pesan Nilai piksel embed ke 5 = 72 Universitas Sumatera Utara Pembacaan berhenti karena nilai = 1Fh Dari hasil pembacaan diatas diperoleh 1Eh 01h 07h 09h 1Dh 01h 07h 09h 1Dh 01h 05h 0h 1Dh 01h 0h 01h 1Dh 07h 02h 1Fh. 1Dh menunjukkan control symbol spasibatas antar piksel, 1Eh menunjukkan control symbol keterangan angka dan 1Fh menunjukkan control symbol akhir sebuah pesan. Oleh karena control symbol yang ditemukan pertama kali menunjukkan keterangan angka, sesuai dengan syaratnya setiap data dalam 1 kelompok sampai keterangan spasi, 1Dh ditambah dengan nilai +30. Seperti pada kelompok pertama, 01h 07h 09h ditambah dengan +30, menjadi 31h 37h 39h, demikian selanjutnya untuk setiap kelompok, sehingga diperoleh data 31h 37h 39h 20h 31h 37h 39h 20h 31h 35h 30h 20h 31h 30h 31h 20h 37h 32h 20h menerangkan spasi tiap kelompokpiksel. Kemudian 31h 37h 39h 20h 31h 37h 39h 20h 31h 35h 30h 20h 31h 30h 31h 20h 37h 32h ini diubah kedalam bentuk karakter dengan menggunakan tabel ASCII menjadi 179 179 150 101 72. Data yang terakhir inilah kemudian direkonstruksi sebagai piksel citra embed seperti pada Gambar 3.17. 179 179 150 101 72 Gambar 3.17 Nilai Piksel Citra Embed Hasil Ekstraksi

3.1.5 Perhitungan Nilai MSE