Metode Least Significant Bit LSB Metode Modified Least Significant Bit MLSB

Rumus dasar mencari nilai RGB citra adalah: R = COLOR and RGB255, 0, 0….………………………………….…...... 2.7 G = COLOR and RGB0, 255, 0 256...……..…………………….…..... 2.8 B = COLOR and RGB0, 0, 255 256 256 ….…………………….… 2.9 Dari persamaan 2.4 sampai 2.6 diatas, rumus RGB pada persamaan 2.7 sampai 2.9 menjadi: Nilai R = c and 255…………………………………...................................... 2.10 Nilai G = c and 65,280256 .. ………………...………………………..…... 2.11 Nilai B = c and 16,711, 680 256256 …………………...……………...... 2.12

2.6 Ukuran Data yang Disembunyikan

Ukuran data yang akan disembunyikan bergantung pada ukuran citra penampung. Pada citra 24-bit yang berukuran 350 × 250 pixel terdapat 87500 pixel, setiap pixel berukuran 1 byte, berarti terdapat 87500 byte yang siap untuk menampung byte-byte pesan nantinya. Ukuran byte pesan harus kurang dari jumlah byte citra penampung. Karena jika semakin besar jumlah byte pesan yang disembunyikan di dalam citra, semakin besar pula kemungkinan terlihat perubahan pada citra penampung akibat banyaknya byte-byte yang berubah akibat proses penyisipan.

2.7 Metode Least Significant Bit LSB

Metode yang digunakan dalam merancang perangkat lunak ini adalah modifikasi dari metode Least Significant Bit LSB. Oleh karena itu ada baiknya jika kita mengetahui cara kerja metode LSB. Cara kerja metode ini adalah dengan mengganti bit terakhir setiap nilai piksel dengan bit-bit pesan rahasia embed. Sebelum melakukan penyisipan embed ke dalam citra penampung, terlebih dahulu nilai piksel dari citra penampung dan embed harus diubah ke dalam biner. Pengubahan tiap-tiap piksel menjadi biner bertujuan untuk mendapatkan satu nilai bit pada satu piksel, dimana bit Universitas Sumatera Utara terakhir bit LSB dari piksel citra penampung digantikan dengan satu bit dari embed Suryani, 2008. Cara kerja metode LSB dapat dijelaskan melalui contoh di bawah ini. 10 50 90 65 20 60 25 35 30 70 15 45 40 80 35 75 Gambar 2.7 Matriks Citra Penampung Pada Gambar 2.7 di atas nilai tiap-tiap piksel citra penampung adalah 10, 50, 90, 65, 20, 60, 25, 35, 30, 70, 15, 45, 40, 80, 35, 75. Kemudian nilai piksel di atas dilakukan pengubahan ke nilai biner menjadi : 00001010, 00110010, 01011010, 01000001, 00010100, 00111100, 00011001, 100011, 00011110, 01000110, 00001111, 00101101, 00101000, 01010000, 00100011, 01001011. Diberikan embed berupa teks “IPA” jika di-biner-kan menjadi 01001001, 01010000, 01000001. Penyisipan dengan metode LSB dilakukan dengan mengganti 1 bit terakhir dari piksel citra penampung dengan 1 bit dari bit embed teks ”IPA”. I = 01001001 P = 01010000 A = 01000001 1 Gambar 2.8 Penyisipan Metode LSB 00110010 00001011 00101000 00111100 00101001 00011110 01000110 00100001 00011010 00110011 00001010 00101001 00111100 00101000 00011110 01000110 Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 2.8 dapat dilihat bit-bit embed yang telah disisipkan pada citra penampung, dapat dilihat dengan huruf tebal, dimana yang berubah adalah nilai bit yang terakhir.

2.8 Metode Modified Least Significant Bit MLSB

Penyisipan pesan dengan Metode MLSB dilakukan dengan menyisipkan 5 bit embed ke dalam 5 bit LSB citra penampung citra cover. Namun sebelum data embed disisipkan, terlebih dahulu dilakukan modifikasi terhadap data embed. Modifikasi pertama kali dilakukan dengan mengubah data embed kedalam heksadesimal dengan menggunakan tabel ASCII sebagai bantuan. Misalnya embed yang akan disisipkan berupa pesan “STEGO with 05 bits” dimana jika embed tersebut diubah ke biner membutuhkan memori sebesar 18 x 8 bit = 144 bit. Pada metode MLSB, pesan di atas diubah menjadi ASCII heksadesimal 5 bit, maka pesan berubah menjadi: 53h, 54h, 45h, 47h, 4fh, 20h,77h, 69h,74h, 68h, 20h, 30h, 35h, 20h, 62h, 69h,74h,73h. 20h menerangkan spasi pada tabel ASCII. Kemudian data embed tersebut ditambahi dengan keterangan control symbol yang sudah ditetapkan Zaher, 2011. Control symbol dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.2 Control symbol Kemudian dilakukan pembacaan data embed. Pertama-tama baca data embed ASCII sampai tanda spasi 20h yaitu 53, 54, 45, 47, 4f. Lalu semua nilai dikurangi dengan nilai terendah yaitu 40 menjadi 53-40= 13, 54-40= 14, 45-40= 05, 47-40 = 07, 4f-40 = 0. Jadi data embed kelompok pertama adalah 1ch, 13h, 14h, 05h, 07h, 0f dimana 1ch adalah control symbol untuk huruf besar capital. Untuk kelompok data Hexa Operasi 1Bh Definisi huruf kecil 1Ch Definisi Huruf Besar 1Dh Definisi Spasi 1Eh Definisi nomor 1Fh Definisi akhir pesan Universitas Sumatera Utara kedua adalah 77h, 69h,74h, 68h dikurangi dengan nilai terendah 60 menjadi 77-60= 17, 69-60= 09, 74-60= 14, 68-60= 08. Data kelompok kedua ini digabung dengan kelompok pertama dan diberi nilai control symbol 1dh spasi dan 1bh huruf kecil menjadi 1dh, 1bh, 17h, 09h, 14h, 08h. Data kelompok ketiga adalah: 30h, 35h dikurangi dengan nilai terendah 30 menjadi: 30-30= 0, 35-30= 05. Data tersebut digabung dengan kelompok sebelumnya, ditambah dengan control symbol 1dh spasi, 1eh nomor menjadi 1dh, 1eh, 00h, 05h. Data kelompok keempat adalah: 62h, 69h,74h,73h dikurangi dengan nilai terendah 60 menjadi: 62-60= 02, 69-60= 09, 74- 60= 14, 73-60= 13. Data tersebut digabung dengan kelompok sebelumnya, ditambah dengan control symbol 1bh huruf kecil, menjadi 1bh, 02h, 09h, 14h, 13h dan akhir data 1fh. Maka embed keseluruhannya menjadi: 1ch,13h,14h,05h,07h,0fh,1dh,1bh,17h,09h,14h,08h,1dh,1eh,00h,05h,1bh,02h,09h,14 h,13h,1fh Embed diatas membutuhkan 22 x 5 bit = 110 bit. Embed 1ch, 13h, 14h, 05h, 07h, 0f, 1dh, 1bh, 17h, 09h, 14h, 08h, 1dh, 1eh, 00h, 05h, 1bh, 02h, 09h, 14h, 13h, 1fh, kemudian diubah menjadi biner: 11100, 10011, 10100, 00101, 00111, 00000, 11101, 11011, 10111, 01001, 10100, 01000, 11101, 11110, 00000, 00101, 11011, 00010, 01001, 10100, 10011, 11111. Embed biner disisipkan ke dalam sebuah citra cover yang memiliki matriks seperti pada Gambar 2.9. 188 122 50 12 120 20 14 22 201 24 188 122 50 12 120 20 14 22 201 24 188 122 50 12 120 Gambar 2.9 Matriks Citra Cover Citra cover pada Gambar 2.10 diubah ke dalam bentuk biner seperti pada gambar 2.10 berikut. Universitas Sumatera Utara 10111100 01111010 00110010 00001100 01111000 00010100 00001110 00010110 11001000 00011000 10111100 01111010 00110010 00001100 01111000 00010100 00001110 00010110 11001000 00011000 10111100 01111010 00110010 00001100 01111000 Gambar 2.10. Citra Cover dalam Biner Penyisipan dilakukan pada setiap piksel citra. 5 bit embed disisipkan kedalam 5 bit LSB piksel citra cover seperti pada Gambar 2.11 10111100 01110011 00110100 00000101 01100111 00000000 00011101 00011011 11010111 00001001 10111100 01101000 00111101 00011110 01100000 00000101 00011011 00000010 11001001 00010100 10110011 01111111 00110010 00001100 01111000 Gambar 2.11 Citra Hasil Penyisipan Citra Stego dalam Biner Setelah mengalami proses penyisipan, diperoleh sebuah citra stego seperti gambar 2.12 berikut. 188 115 52 5 103 29 27 215 9 188 115 52 5 103 29 27 215 9 188 115 52 5 103 Gambar 2.12 Matriks Citra Hasil Penyisipan Citra Stego Universitas Sumatera Utara

2.9 Pengukuran Fidelity