Media Steganografi Mode Warna

operasi manipulasi, maka embed yang disembunyikan seharusnya tidak rusak embed masih utuh, tetap bisa diekstrak kembali.

2.2 Media Steganografi

Citra penampung citra cover merupakan media untuk menampung embed pada steganografi. Suatu embed dapat mempunyai hubungan atau bahkan tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan media penampung untuk kasus komunikasi rahasia atau embed juga dapat berupa menyediakan info penting tentang media, seperti informasi autentifikasi, judul, tanggal dan waktu pembuatan, hak cipta, nomor seri kamera digital yang digunakan untuk mengambil gambar, informasi mengenai isi dan akses terhadap citra dan lain sebagainya Prihanto, 2010. Steganografi digital menggunakan media digital sebagai media penampung, seperti teks, citra, audio dan video. Semua berkas yang ada dalam komputer dapat digunakan sebagai media penampung, asalkan berkas tersebut mempunyai bit-bit data redundan yang dapat dimodifikasi. Hal ini juga berlaku untuk media penyisip embed. 1. Citra Format citra atau gambar paling sering digunakan, karena merupakan salah satu format berkas yang sering dipertukarkan dalam dunia internet. Alasan lainnya adalah banyaknya metode steganografi yang tersedia untuk media penampung yang berupa citra. 2. Teks Dalam metode steganografi yang menggunakan teks sebagai media penampung, teks yang telah disisipi embed tidak boleh mencurigakan untuk orang yang melihatnya. 3. Audio Format audio atau suara juga sering dipilih karena berkas dengan format audio berukuran relatif besar sehingga dapat menampung embed dalam jumlah yang besar pula. Universitas Sumatera Utara 4. Video Format video memiliki ukuran berkas yang relatif sangat besar namun jarang digunakan karena ukurannya yang terlalu besar sehingga mengurangi kepraktisannya dan juga kurangnya algoritma yang mendukung format ini.

2.3 Pengertian Citra Digital

Citra digital adalah gambar dua dimensi yang dapat ditampilkan pada layar monitor komputer sebagai himpunan berhingga diskrit nilai digital yang disebut pixel picture elemen. Citra digital tersusun dalam bentuk raster grid atau kisi. Setiap kotak yang terbentuk disebut pixel picture element dan memiliki koordinat x,y. Pixel merupakan suatu elemen citra yang memiliki nilai yang menujukkan intensitas warna. Citra digital dapat didefenisikan sebagai fungsi dua variabel fx,y, dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai fx,y merupakan intensitas citra suatu titik. Piksel 0,0 terletak pada sudut kiri atas pada citra, indeks x begerak ke kanan dan indeks y bergerak ke bawah. Konvensi ini dipakai merujuk pada cara penulisan larik yang digunakan dalam pemrograman komputer. Gambar 2.3 Koordinat Pada Citra Suatu citra digital diperoleh dari penangkapan kekuatan sinar yang dipantulkan oleh objek. Citra digital tersusun atas sejumlah berhingga elemen, masing-masing memiliki lokasi dan nilaiintensitas tertentu. Tingkat ketajaman atau resolusi warna pada citra digital tergantung pada jumlah bit yang digunakan oleh komputer untuk merepresentasikan setiap piksel tersebut. Tipe yang sering digunakan untuk merepresentasikan citra digital adalah 8-bit citra 256 colors 0 untuk hitam - 255 Titik original 0,0 Universitas Sumatera Utara untuk putih, tetapi dengan kemajuan teknologi perangkat keras grafik, kemampuan tampilan citra digital di komputer hingga 32 bit 232 warna Sutoyo, 2009. Selain citra digital, juga terdapat jenis citra yang lain yakni citra analog. Citra analog adalah citra yang terdiri dari sinyal – sinyal frekuensi elektromagnetis yang belum dibedakan sehingga pada umumnya tidak dapat ditentukan ukurannya. Analog berhubungan dengan hal yang kontinu dalam satu dimensi, contohnya adalah bunyi diwakili dalam bentuk analog, yaitu suatu getaran gelombang udara yang kontinu dimana kekuatannya diwakili sebagai jarak gelombang. Hampir semua kejadian alam boleh diwakili sebagai perwakilan analog seperti bunyi, cahaya, air, elektrik, angin dan sebagainya Putra, 2010. Citra digital dapat dibagi menjadi 4 macam berdasarkan warna-warna penyusunnya : 1. Citra biner monochrome, atau disebut juga binary image, yaitu citra yang setiap pikselnya hanya memiliki kemungkinan dua warna, yaitu berwarna hitam 0 atau berwarna putih 1. Oleh karena itu, setiap piksel pada citra biner hanya membutuhkan media penyimpanan sebesar 1 bit. 2. Citra greyscale citra keabuan, citra ini terdiri atas warna abu-abu. Setiap piksel citra greyscale merepresentasikan derajat keabuan atau intensitas warna putih. Untuk pengubahan warna citra menjadi greyscale dapat dilakukan dengan memberikan bobot untuk masing-masing warna dasar red green blue atau dengan membuat nilai rata-rata dari ketiga warna dasar tersebut. 3. Citra berwarna true color, yaitu citra yang nilai pikselnya merepresentasikan warna tertentu. Setiap piksel pada citra berwarna memiliki warna yang merupakan kombinasi dari tiga warna dasar red green dan blue. Setiap komponen warna memiliki intensitas sendiri dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 255 8-bit. Hal ini menyebabkan setiap pixel pada citra RGB membutuhkan media penyimpanan 3 byte. Jumlah kemungkinan kombinasi warna citra RGB adalah 2 24 = lebih dari 16 juta warna. Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Format File Citra Digital

Citra digital dapat disimpan dalam berbagai format. Sebuah format citra harus dapat menyatukan kualitas citra, ukuran file dan kompatibilitas dengan berbagai aplikasi. Setiap format file citra memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing dalam hal citra yang disimpan. Menyimpan suatu citra harus diperhatikan citra dan format file citra apa yang sesuai. Misalnya format citra GIF sangat tidak cocok untuk citra fotografi karena biasanya citra fotografi kaya akan warna, sedangkan format GIF hanya mendukung sejumlah warna sebanyak 256 8 bit saja. Format JPEG merupakan pilihan yang tepat untuk citra – citra fotografi karena JPEG sangat cocok untuk citra dengan perubahan warna yang halus. Saat ini tersedia banyak format grafik dan format baru tersebut yang sudah dikembangkan, diantaranya yang terkenal adalah BMP, JPEG, dan GIF Prihanto, 2010.

2.3.2 Format Data Bitmap

Pada format bitmap, citra disimpan sebagai suatu matriks di mana masing-masing elemennya digunakan untuk menyimpan informasi warna untuk setiap piksel. Jumlah warna yang dapat disimpan ditentukan dengan satuan bit-per-piksel. Semakin besar ukuran bit-per-piksel dari suatu bitmap, semakin banyak pula jumlah warna yang dapat disimpan. Format bitmap ini cocok digunakan untuk menyimpan citra digital yang memiliki banyak variasi dalam bentuknya maupun warnanya, seperti foto, lukisan, dan frame video. Format file yang menggunakan format bitmap ini antara lain adalah BMP, DIB, PCX, GIF, dan JPG. Format yang menjadi standar dalam system operasi Microsoft Windows adalah format bitmap BMP atau DIB. Pada citra bitmap jumlah warna yang dapat disimpan ditentukan oleh banyaknya bit yang digunakan untuk menyimpan setiap titik dari bitmap yang menggunakan satuan bpp bit-per-piksel. Dalam Windows dikenal bitmap dengan 1, 4, 8, 16, dan 24 bit-per-piksel. Jumlah warna maksimum yang dapat disimpan dalam suatu bitmap adalah sebanyak 2 n , dimana n adalah banyaknya bit yang digunakan untuk menyimpan satu titik dari bitmap Prasetyo,2011. Universitas Sumatera Utara Citra bitmap memiliki kelebihan untuk memanipulasi warna, tetapi untuk mengubah objek lebih sulit. Tampilan bitmap mampu menunjukkan kehalusan gradiasi bayangan dan warna dari sebuah gambar. Oleh karena itu, bitmap merupakan media elektronik yang paling tepat untuk gambar –gambar dengan perpaduan gradiasi warna yang rumit, seperti foto, kamera digital, video capture, dan lain-lain.

2.3.3 Format File Citra BMP

File format BMP bisa disebut juga bitmap atau format file DIB untuk perangkat independen bitmap, adalah sebuah file gambar format yang digunakan untuk menyimpan gambar digital bitmap, terutama pada sistem operasi Microsoft Windows dan OS2. Format ini mendukung mode warna dari Bitmap Mode hingga RGB Mode. File citra bitmap terdiri atas bagian header, palet RGB, dan data bitmap. Pada citra 8 bit, setiap elemen data bitmap menyatakan indeks dari peta warnanya di palet RGB Munir, 2004. Header merupakan informasi dari struktur daripada sebuah file citra. Header biasanya memberikan informasi tentang nama file, ukuran, dimensi, resolusi horizontal atau vertikal, format yang digunakan, tehnik kompresi yang digunakan, dan lain-lain. header palet RGB R G B 1 20 45 24 2 14 13 16 3 12 17 15 … 256 46 78 25 data bitmap 2 2 1 1 1 3 5 … Gambar 2.4 Format Citra 8 Bit 256 Warna Pada citra 24-bit, tidak terdapat palet RGB, karena nilai RGB langsung diuraikan dalam data bitmap. Setiap elemen data bitmap panjangnya 3 byte, masing- masing byte menyatakan komponen R, G, dan B. Universitas Sumatera Utara header data bitmap 2 2 1 1 1 3 5 … Gambar 2.5 Format Citra 24 Bit 16 Juta Warna Pada contoh format citra 24-bit di atas, pixel pertama mempunyai R = 2, G = 2, B = 1. BMP mudah dibuka dan disimpan, tetapi ada beberapa aturan khusus yang harus dicermati, diantaranya: 1. Format file ini menyimpan datanya secara terbalik, yaitu dari bawah ke atas 2. Citra dengan resolusi warna 8 bit, lebar citra harus merupakan kelipatan dari 4, bila tidak maka pada saat penyimpanan akan ditambahkan beberapa byte pada data hingga merupakan kelipatan dari 4. 3. Citra dengan resolusi warna 24 bit, urutan penyimpanan tiga warna dasar adalah biru, hijau, merah B, G, R. Lebar citra dikalikan dengan 3 harus merupakan kelipatan dari 4, bila tidak maka pada saat penyimpanan akan ditambahkan beberapa byte pada data hingga merupakan kelipatan dari 4. Tabel 2.1 Struktur File .BMP Keterangan: 1. Offset : byte ke yang dimulai dari angka 0. 2. Size : ukuran dari panjang byte. a. byte ke-0 ukuran panjang 2 byte dispesifikasikan dengan nama tipe file yang diindikasikan berupa kode ASCII “BM”. Universitas Sumatera Utara b. byte ke-2 dengan ukuran panjang 4 byte, nama spesifikasinya bitmap file size yang berupa ukuran dari file dalam bentuk bytes. c. byte ke – 6 dan 8 yang ukurannya 2 byte berupa field cadangan di set 0. d. byte ke – 10 ukurannya 4 byte yang merupakan spesifikasi dari struktur bitmap file header ke bit bitmap, dimana file gambar dimulai pada tahap ini. e. byte ke – 14, panjangnya 4 byte dengan spesifikasi nama bitmap size yang mempunyai ukuran header 40 bytes. f. byte ke – 18 dengan panjang 4 bytes merupakan lebar gambar dalam satuan pixel. g. byte ke 22 dengan panjang 4 bytes merupakan tinggi gambar dalam satuan pixel. h. byte ke-26 dengan panjang 2 bytes merupakan bitmap planes dengan sejumlah planes umumnya 1. i. byte ke-28 dengan panjang 2 byte merupakan jumlah bit per pixel : 1, 4, 8, atau 24. j. byte ke-30 dengan panjang 4 byte yang merupakan tipe kompresi.

2.4 Mode Warna

Mode warna RGB menghasilkan warna menggunakan kombinasi dari tiga warna primer red merah, green hijau, blue biru. RGB dimulai dengan warna hitam ketiadaan semua warna dan menambahkan merah, hijau, biru terang untuk membuat putih. Kuning diproduksi dengan mencampurkan merah, hijau. warna cyan dengan mencampurkan hijau dan biru. warna magenta dari kombinasi merah dan biru. Kombinasi warna RGB dapat dilihat pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Kombinasi Warna RGB Universitas Sumatera Utara Warna campuran selain dari putih dihasilkan dengan menambahkan warna komponen RGB individual dengan berbagai tingkat saturasi, dengan tingkatan mulai dari 0.0 hingga 1.0 0 berarti tidak menggunakan warna tersebut; 1 berarti menggunakan warna tersebut pada saturasi penuh. Warna didefenisikan dengan memasukkan intensitas untuk setiap komponen dalam matriks. Tiap komponen memiliki matriksnya sendiri-sendiri dan matriks tersebut bisa dijumlahkan. Sebagai contoh, untuk menghasilkan merah saturasi sempurna, masukan 1,0,0 : 100 merah 0 hijau dan 0 biru. Pada saat ketiga komponen warna tersebut dikombinasikan dalam 100 saturasi 1,1,1 hasilnya adalah putih seperti diperlihatkan berikut: Merah 1,0,0 + hijau 0,1,0 + Biru 0,0,1 = Putih 1,1,1

2.5 Menghitung Nilai RGB