β- Karoten Simonne et al 1993 Asam Asiatik Jain KP dan Agrawal 2008

Lampiran 2. Prosedur Analisis Kandungan Bahan Aktif a. Vitamin C Haryono et al 2007 Buat larutan sampel dengan konsentrasi 1 larutan basa dan 10 larutan asam. Ambil 10ml larutan sampel dengan pipet ukur dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Masukkan 1 ml indikator pp 1. Digojok sampai homogen. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1N pada larutan sampel yang bersifat asam atau titrasi dengan larutan HCl 0,1N pada larutan sampel yang bersifat basa sampai terjadi perubahan warna. Catat banyaknya larutan NaOh 0,1N atau HCl 0,1N yang digunakan untuk titrasi

b. β- Karoten Simonne et al 1993

Sampel ditimbang 5-15 gram, disaponifikasi semalam pada suhu 21 C dalam 250ml labu erlenmeyer bertutup dengan skrup. Campuran untuk saponifikasi terdiri dari 50ml etanol, 25ml aquades, 25 larutan 50 KOH dalam air, dan 1g asam askorbat sebagai antioksidan. Erlenmeyer yang dipakai ditutup, dibungkus dengan kertas aluminium dan ditempatkan dalam penggojog bolak-balik. Setelah saponifikasi karotenoid diekstrak 3 kali dengan 50 heksan HPLC grade yang menggandung 0,01 BHT. Ekstrak yang telah dijadikan satu dicuci dengan larutan NaCl jenuh. Sisa air yang tertinggal dari heksan dikeringkan dengan medium porosity sintered grass filter yang diisi dengan Na-Sulfat anhidrous 25g. Hasil saringan seterusnya diuapkan sampai kering dan dilarutkan ke dalam fase mobil yang mengandung asetonitrilmetanoltetrahidrofuran. Kecepatan aliran fase mobil 1mlmenit.

c. Asam Asiatik Jain KP dan Agrawal 2008

Timbang sampel setara dengan 100 mg asiatikosida dalam labu volumetrik 100 ml dilarutkan dalam 50 ml metanol dan buat sampai 100 ml lalu disaring. Disiapkan alat HPLC lalu disuntikkan 20 µl standar asam asiatik, dicatat injeksi kromatogam hingga empat kali dan hitung RSD. Kemudian suntikkan 20 µl sampel dan direkam oleh kromatogram. Hitung asam asiatik dari kurva daerah puncak. Profil HPLC : LC8A pump, detektor SPD-M 10A vp, kolom Octyl silane C8, ukuran 5 µ, 250 x 4,6 mm; kecepatan alian 1,5 mlmin. Lampiran 3. Prosedur Analisis Mikrobiologi a. TPC Total Plate Count SNI 2008 Sampel MP-ASI sebanyak 25 g ditimbang, kemudian masukkan dalam wadah steril. Pindahkan 1 ml suspensi pengenceran 10 -1 tersebut dengan pipet steril ke dalam laruten 9 ml BPW untuk mendapatkan pengenceran 10 -2 . Buat pengenceran 10 -3 , 10 -4 , 10 -5 dan seterusnya dengan cara yang sama seperti pada butir a, sesuai kebutuhan. Selanjutnya masukkan sebanyak 1 ml suspensi dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri secara duplo. Tambahkan 15ml sampai dengan 20ml PCA yang sudah didinginkan hingga temperatur 45 C ± 1 C pada masing-masing cawan yang sudah berisi suspensi. Supaya larutan contoh dan media PCA tercampur seluruhnya, lakukan pemutaran cawan ke depan dan ke belakang atau membentuk angka delapan dan diamkan sampai padat. Inkubasikan pada temperatur 34 C sampai dengan 36 C selama 24 jam sampai dengan 48 jam dengan meletakkan cawan pada posisi terbalik. Hitung jumlah koloni pada setiap seri pengenceran kecuali cawan petri yang berisi koloni menyebar. Pilih cawan yang mempunyai jumlah koloni sampai dengan 250. Jumlah koloni Total mikroba kolonig = {1 x n 1 + 0,1 x n 2 } x FP Keterangan : n 1 = jumlah cawan pengenceran pertama n 2 = jumlah cawan pengenceran kedua FP = pengenceran pertama pada cawan yang dihitung

b. MPN Koliform SNI 2008