Optimasi Rendemen Protein Serisin 1 Optimasi dengan Teknik Ekstraksi pada Degumming 33,3 NaOH 0,25 N

31 e dan f dengan masing-masing konsentrasi NaOH 0,25 N dan 0,30 N yang mulai bening transparan. Gambar 7 f fibroin terlihat sudah mengalami kerusakan dengan adanya lubang-lubang pada penampang filamennya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH 0,30 N dapat menghasilkan rendemen protein tinggi 11,84 ± 1,06 dan tidak berbeda nyata dengan NaOH 0,25 N, tetapi menyebabkan kerusakan pada fibroinnya sehingga tidak sesuai dengan tujuan awal degumming yaitu menghasilkan fibroin dengan kualitas baik. Kualitas fibroin salah satunya ditentukan oleh bentuk filamen yang tidak berbulu, bersimpul, pecah dan kusut Atmosoedarjo et al. 2000. Konsentrasi NaOH 0,25 N akan digunakan pada kajian selanjutnya. Gambar 7 Penampang fibroin Attacus atlas dengan 1000 kali pembesaran a. 33,3 NaOH 0,05 N; b. 33,3 NaOH 0,10 N; c. 33,3 NaOH 0,15 N; d. 33,3 NaOH 0,20 N; e. 33,3 NaOH 0,25 N; f. 33,3 NaOH 0,30 N.

d. Optimasi Rendemen Protein Serisin

Pada kajian ekstraksi sebelumnya, yaitu pada teknik ekstraksi melalui degumming 115 o C selama 40 menit, 33,3 NaOH 0,25N dan isolasi protein etanol teknis 96 dapat menghasilkan rendemen protein serisin 11,69 ± 0,34 dengan penampang fibroin yang baik. Hasil tersebut sudah cukup baik meskipun masih lebih kecil dari hasil Masahiro et al. 2000 yaitu sebesar 20- 30. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian optimasi rendemen protein serisin a b c d e f 32 untuk mengetahui rendemen protein serisin yang maksimal dari kokon Attacus atlas. Rendemen protein yang maksimal dapat disebabkan oleh teknik ekstraksi yang dilakukan atau kandungan protein serisin dalam kokon Attacus atlas memang hanya sekitar 11. Optimasi dilakukan dengan cara mencari titik optimum dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam ekstraksi protein serisin. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu dan waktu degumming, sedangkan volume dan konsentrasi NaOH serta etanol adalah konstan berdasarkan hasil kajian sebelumnya. Pada penelitian ini ada tiga optimasi rendemen protein.

d.1 Optimasi dengan Teknik Ekstraksi pada Degumming 33,3 NaOH 0,25 N

dan Isolasi Protein Serisin etanol teknis 96 O 1 Penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu O 11 tanpa penambahan AFB dan O 12 dengan penambahan AFB. AFB adalah larutan hasil degumming yang terikut dalam fibroin basah. Hal ini dapat terjadi karena keterbatasan alat pemisah pemisahan antara larutan dan fibroin yang digunakan sehingga fibroin terlihat masih basah. Fibroin yang masih basah tersebut diduga karena masih adanya larutan hasil degumming yang terikut di fibroin. Serisin merupakan protein globular yang larut dalam air, sehingga pada proses degumming serisin akan terlarut dalam larutan hasil degumming. Respon atau rendemen protein serisin dari O 11 dan O 12 dapat dilihat pada Lampiran 7. Data pada Lampiran 7 kemudian dianalisis dengan Response Surface Methodology RSM dan hasilnya disajikan pada Lampiran 8 dan 9 dengan masing-masing menghasilkan titik optimum pada suhu 90,96 o C dan waktu 36,31 menit, serta suhu 77,52 o C dan waktu 36,24 menit. Titik optimum yang dihasilkan merupakan optimasi minimum, artinya titik-titik tersebut meminimalkan respon rendemen protein. Hal ini ditunjukkan oleh eigen value yang positif Lampiran 8 dan 9. Lenth 2010 menyatakan jika dua eigen value bernilai positif maka optimasi minimum, jika keduanya bernilai negatif maka optimasi maksimum dan jika ada positif dan negatif maka optimasi saddle point atau pelana kuda. Rendemen protein serisin dapat diduga dari persamaan fungsi yang dihasilkan dari pengolahan RSM. Fungsi persamaan yang dihasilkan sebagai berikut: 33 Persamaan O 11  Y = 6,86 + 0,63X 1 + 1,04X 2 + 0,02X 1 X 2 + 0,74X 1 2 + 0,11X 2 2 Persamaan O 12  Y = 7,46 + 0,65X 1 + 1,09X 2 + 0,003X 1 X 2 + 0,83X 1 2 + 0,07X 2 2 keterangan: Y = respon rendemen protein serisin, X 1 = waktu, X 2 = suhu. Kontur pada Gambar 8 belum menampilkan titik optimum, diperlihatkan dengan tidak adanya pemusatan kontur. Hal ini berarti titik pusat yang digunakan pada ordo kedua tidak bekerja pada daerah optimum respon ordo pertama. Gambar 8 Kontur rendemen protein serisin 33,3 NaOH 0,25 N, berbagai suhu dan waktu, 75vv etanol 96, a tanpa AFB dan b dengan AFB. Titik optimum yang dihasilkan pada O 11 dan O 12 berbeda, tetapi menghasilkan rendemen protein yang tidak berbeda nyata Lampiran 10. Artinya penambahan AFB sekitar 12 ml per sampel dapat mengefisienkan energi suhu dan waktu karena dengan suhu yang lebih rendah didapatkan hasil respon rendemen protein yang sama.

d.2 Optimasi dengan Teknik Ekstraksi pada Degumming 33,3 NaOH 0,25 N