36
Gambar 10 Kontur rendemen protein serisin Degumming pada berbagai suhu, tekanan dan waktu tertentu serta 75 vv etanol teknis 96, a
tanpa AFB dan b dengan AFB.
d.4 Optimasi Ekstraksi dengan Rendemen Protein Serisin Tertinggi
Keberhasilan analisis RSM sangat ditentukan oleh respon ordo pertama daerah optimum Myers 1971 karena digunakan sebagai titik pusat pada respon
ordo kedua titik optimum. Pada kajian optimasi, daerah optimum ditentukan berdasarkan suhu dan waktu dari Padamwar Pawar 2004. Kontur Gambar 8
dan Gambar 9 memperlihatkan bahwa titik optimum belum dapat ditampilkan karena titik pusat tidak bekerja pada daerah optimum. Hal ini berarti bahwa teknik
ekstraksi yang dilakukan pada optimasi 1 O
1
dan 2 O
2
belum bekerja pada daerah optimum, sehingga untuk penelitian selanjutnya sebaiknya daerah
optimum dicoba disekitar titik optimum yang sudah dihasilkan O
1
dan O
2
. Meskipun demikian program R dapat memprediksi titik optimum dengan bantuan
fungsi persamaan O
1
dan O
2
. Berbeda dengan optimasi 3 O
3
yang dapat menghasilkan kontur memusat Gambar 10. Hal ini berarti titik pusat pada O
3
bekerja pada daerah optimum. Kajian pada optimasi 2 O
2
menghasilkan optimasi maksimum, sehingga titik optimum yang diperoleh dapat memaksimumkan respon rendemen protein
serisin. Secara umum teknik ekstraksi yang dikerjakan pada O
2
juga menghasilkan rendemen protein yang relatif lebih tinggi dibanding O
1
dan O
3
, dapat dilihat pada Gambar 11. Rendahnya hasil O
3
membuktikan bahwa ekstraksi protein serisin dari kokon Attacus atlas tidak bisa hanya menggunakan kombinasi
a b
37
suhu dan waktu, akan tetapi perlu pelarut kuat untuk mengekstraksi serisinnya misalnya basa kuat NaOH. Hal ini berarti ekstraksi protein serisin Attacus atlas
sebaiknya menggunakan kombinasi degumming fisik dan kimia kombinasi suhu dan waktu, serta 33,3 NaOH 0,25 N, dan jika pelarut yang digunakan adalah
NaOH maka isolasi protein tidak perlu menggunakan etanol.
Gambar 11 Rata-rata rendemen protein pada kajian optimasi teknik ekstraksi. Validasi titik optimum hanya dicoba pada kajian O
2
, sedangkan O
1
dan O
3
tidak divalidasi. Hal ini karena O
1
dan O
3
menghasilkan titik optimum yang meminimalkan rendemen protein serisin optimasi minimum. Validasi titik
optimum hasil kajian O
2
telah dicoba pada suhu 122
o
C selama 75 menit karena autoklaf tidak bisa bekerja di atas 122
o
C titik optimum O
2
pada suhu 129,66
o
C dan waktu 70,36 menit. Validasi tersebut menghasilkan rendemen protein serisin
sebesar 19,04 ± 0,18 dan hasil tersebut hampir dua kali lipat dari hasil sebelum dilakukan kajian optimasi rendemen sekitar 11. Hasil ini menunjukkan bahwa
teknik ekstraksi yang tepat dapat menghasilkan rendemen protein serisin yang mendekati nilai standar Masahiro et al. 2000 sebesar 20-30.
2. Karakterisasi Crude Protein Serisin
a. Bobot Molekul Protein Serisin BM