II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Industri Penerbitan
Penerbit adalah pihak penulis dan penyunting yang menyiapkan naskah. Penerbit bertugas menerima naskah, mengolahnya antara lain
menyuntingnya, meminta bantuan percetakan untuk mencetaknya menjadi buku dalam jumlah tertentu, lalu menyebarkan buku itu melalui toko buku
Mansoor, 1993.
2.2. Definisi Mutu
Menurut Gaspersz 2003, kata mutu memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi dari konvensional sampai yang lebih strategik.
Definisi konvensional dari mutu biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti performansi performance, keandalan
reliability, mudah dalam penggunaan easy of use, estetika esthethics. Mutu juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menentukan kepuasan
pelanggan dan upaya perubahan ke arah perbaikan terus menerus sehingga dikenal istilah : Q-MATCH Quality = Meets Agreed Terms and Changes.
Sejumlah definisi di atas merumuskan bahwa pada dasarnya mutu mengacu kepada pengertian pokok berikut :
1. Mutu terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan
pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu.
2. Mutu terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan dan kerusakan.
Feigenbaum dalam Nasution 2005 menyatakan bahwa mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya full customer satisfaction. Suatu produk
bermutu, apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang yang diharapkan konsumen atas suatu produk.
Mutu menurut Deming dalam Nasution 2005 adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar, atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat
memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan.
2.3. TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Persaingan global sekarang ini menuntut perusahaan menghasilkan mutu barang, atau jasa yang sesuai dengan keinginan pelanggan, sehingga
dapat memenangkan persaingan. Total Quality Management TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus –menerus atas
produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan. Menurut Hessel dalam Nasution 2005, konsep TQM mengandung
tiga 3 unsur, yaitu : 1. Strategi nilai pelanggan
Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan barangjasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan
pelanggan untuk memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai bagi pelanggan, termasuk karakteristik
produk, cara penyampaian, pelayanan dan sebagainya. 2. Sistem organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini mencakup tenaga kerja, material, mesinteknologi proses,
metode operasi dan pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus informasi dan pembuatan keputusan.
3. Perbaikan mutu berkelanjutan Perbaikan mutu diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang
selalu berubah, terutama perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk melakukan pengujian kualitas produk secara
berkelanjutan. Dengan perbaikan mutu berkelanjutan, akan dapat memuaskan pelanggan.
2.4. SERTIFIKASI ISO 9000