Pengaruh Implementasi ISO 9001:2008 Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Intan Pariwara, Klaten

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pertumbuhan bisnis di dunia ini selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu disertai dengan kemajuan teknologi. Hal tersebut menimbulkan tingkat persaingan menjadi ketat. Seiring dengan perkembangan bisnis dan ketatnya persaingan membuat segala macam bentuk perusahaan, maupun industri untuk lebih menghasilkan produk bermutu. Kebutuhan akan pengelolaan sistem manajemen mutu (SMM) semakin dirasa perlu dan mendesak untuk diterapkan pada berbagai cakupan industri yang semakin beragam. Oleh karena itu, berbagai organisasi mengembangkan standar dan pedoman tentang SMM. Dalam penerapan SMM tidak dapat lepas dari peranserta Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam perusahaan. Posisi SDM sebagai bagian penting dalam perusahaan hendaknya dimanfaatkan seoptimum mungkin untuk meningkatkan produktivitas kinerja agar dapat memasuki dunia persaingan yang semakin ketat.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam menghadapi persaingan adalah perusahaan harus menghasilkan produk bermutu. Definisi dari mutu produk menurut Juran dalam Nasution (2005) adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Sedangkan Garvin dan Davis dalam Nasution (2005) menyatakan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamik yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen atau pelanggan.

Standar sistem mutu yang diterima secara luas sebagai acuan SMM dan penjaminan mutu pertama kali diterbitkan oleh organisasi standardisasi internasional (ISO) pada tahun 1987, yaitu ISO seri 9000 yang terdiri dari ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003 dan ISO 9004. Kemudian dalam perkembangannya ISO 9001 mengalami revisi hingga sekarang menjadi ISO 9001:2008 (Hary, 2008).

ISO 9001 merupakan SMM dan penjaminan mutu yang memberikan panduan pada organisasi menyangkut proses perancangan (desain),


(2)

pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan, perkembangan ISO 9001 versi terbaru adalah ISO 9001:2008. Terdapat jutaan organisasi yang sudah menerapkan ISO 9001:2008 di 176 negara di seluruh dunia (Roger, 2009). Dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 seharusnya sejalan dengan tujuan perusahaan dan hasil dari implementasi ISO tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan yang akan membawa banyak manfaat bagi stakeholders dalam maupun luar suatu perusahaan/organisasi.

Industri percetakan dan penerbitan buku adalah salah satu industri yang harus memiliki mutu tinggi, agar mampu memberikan kepuasan bagi konsumennya. Oleh karena itu, produsen harus terus meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan. Salah satu perusahaan penerbitan buku yang masih bertahan adalah PT Intan Pariwara. PT Intan Pariwara merupakan perusahaan penerbitan buku yang berdiri sejak tahun 1982, telah berperan aktif dalam peningkatan mutu pendidikan nasional dengan menerbitkan banyak buku-buku pelajaran mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK) sampai Sekolah Menengah Umum (SMU). Berbagai program yang dicanangkan pemerintah untuk menerbitkan buku, khususnya Kementrian Pendidikan Nasional dan Agama secara aktif diikuti oleh PT Intan Pariwara. Produk–produk PT Intan Pariwara kini telah sampai di berbagai kota seluruh Indonesia diantaranya Aceh, Medan, Lampung, Jakarta, Tegal, Cilacap, Surabaya, Denpasar dan untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk terus mempertahankan mutu produk agar dapat meningkatkan kepuasan konsumen, serta untuk menghadapi pesaing, diantaranya Erlangga, Yudhistira, Tiga Serangkai, Gravindo dan Ganesha (Rafick, 2006).

PT Intan Pariwara telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada tahun 2010, menunjukkan bahwa perusahaan telah menyediakan produk secara konsisten memenuhi persyaratan pelanggan dan sudah menjalankan SMM yang diakui secara internasional guna meningkatkan daya saing produknya. Di lain pihak, perolehan sertifikat ini berpengaruh terhadap kegiatan sehari-hari yang dikerjakan oleh karyawan. Setiap karyawan


(3)

diharapkan dapat bekerja dengan baik, sehingga berpengaruh pada produktivitas kerja karyawan.

1.2. Perumusan masalah `

Persaingan global menuntut perusahaan untuk menghasilkan suatu produk bermutu agar mempunyai daya saing. ISO 9001:2008 merupakan standarisasi manajemen mutu yang berlaku secara internasional. Sertifikasi ISO 9001:2008 yang diterima PT Intan Pariwara bukanlah sesuatu hal yang didapat dalam sekejap, namun merupakan hasil usaha semua pihak yang ada dalam suatu organisasi, terutama peran serta SDM.

SDM diharapkan dapat bekerja dengan baik, sehingga berpengaruh pada produktivitas kerjanya guna mempertahankan sertifikasi ISO yang telah diperoleh perusahaan, maka dari itu permasalahan yang diteliti adalah : 1. Bagaimana implementasi SMM ISO 9001:2008 di PT Intan Pariwara saat

ini ?

2. Apakah terdapat pengaruh implementasi SMM ISO 9001:2008 terhadap produktivitas kerja karyawan ?

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan implementasi SMM ISO 9001:2008 dan produktivitas kerja di PT Intan Pariwara ? 1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengkaji implementasi SMM ISO 9001:2008 di PT Intan Pariwara

2. Menganalisis pengaruh implementasi SMM ISO 9001:2008 terhadap produktivitas kerja karyawan

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi SMM ISO 9001:2008 dan produktivitas kerja di PT Intan Pariwara

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada divisi perusahaan yang berkaitan dengan penerapan ISO 9001:2008 di PT Intan Pariwara.


(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Industri Penerbitan

Penerbit adalah pihak penulis dan penyunting yang menyiapkan naskah. Penerbit bertugas menerima naskah, mengolahnya (antara lain menyuntingnya), meminta bantuan percetakan untuk mencetaknya menjadi buku dalam jumlah tertentu, lalu menyebarkan buku itu melalui toko buku (Mansoor, 1993).

2.2. Definisi Mutu

Menurut Gaspersz (2003), kata mutu memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi dari konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari mutu biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti performansi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthethics). Mutu juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan dan upaya perubahan ke arah perbaikan terus menerus sehingga dikenal istilah : Q-MATCH (Quality = Meets Agreed Terms and Changes).

Sejumlah definisi di atas merumuskan bahwa pada dasarnya mutu mengacu kepada pengertian pokok berikut :

1. Mutu terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu.

2. Mutu terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan dan kerusakan.

Feigenbaum dalam Nasution (2005) menyatakan bahwa mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk bermutu, apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Mutu menurut Deming dalam Nasution (2005) adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar, atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat


(5)

memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan.

2.3. TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Persaingan global sekarang ini menuntut perusahaan menghasilkan mutu barang, atau jasa yang sesuai dengan keinginan pelanggan, sehingga dapat memenangkan persaingan. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus–menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan.

Menurut Hessel dalam Nasution (2005), konsep TQM mengandung tiga (3) unsur, yaitu :

1. Strategi nilai pelanggan

Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan barang/jasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai bagi pelanggan, termasuk karakteristik produk, cara penyampaian, pelayanan dan sebagainya.

2. Sistem organisasional

Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini mencakup tenaga kerja, material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus informasi dan pembuatan keputusan.

3. Perbaikan mutu berkelanjutan

Perbaikan mutu diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah, terutama perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk melakukan pengujian kualitas produk secara berkelanjutan. Dengan perbaikan mutu berkelanjutan, akan dapat memuaskan pelanggan.

2.4. SERTIFIKASI ISO 9000

Sertifikasi ISO (Internasional Standard Organization) adalah bukti kepercayaan lembaga penilai berskala internasional terhadap manajemen


(6)

suatu lembaga/institusi/perusahaan (Umar, 2003). Menurut Nasution (2005) ISO merupakan organisasi internasional khusus dalam hal standarisasi. ISO 9000 merupakan standar sistem manajemen mutu (SMM) internasional, karena ISO 9000 memuat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh sistem manajemen dalam menghasilkan suatu produk (barang atau jasa). Sedangkan ISO 9001 adalah suatu standar yang diakui secara internasional, yang menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen mutu dimana suatu organisasi harus menunjukkan kemampuannya untuk memberikan produk sesuai persyaratan pelanggan, pedoman hukum dan peraturan yang berlaku. Faktor-faktor yang memengaruhi ISO 9001:2008 adalah komitmen manajemen puncak, kebijakan mutu, standar sistem operasional, dokumentasi, pengendalian dokumen, infrastruktur yang dimiliki perusahaan, pelatihan karyawan, komunikasi dan koordinasi (Syukur, 2010).

Menurut Nasution (2005) tujuan utama dari ISO 9001:2008 ada tiga (3), yaitu :

1. Organisasi mencapai dan mempertahankan mutu produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli, atau pelanggan.

2. Organisasi memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya sendiri bahwa mutu yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan. 3. Organisasi memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa mutu

yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk, atau jasa yang dijual.

Standar ISO 9000 diperkenalkan tahun 1987 oleh the International Organisation for Standardisation di Jenewa, Swiss. Standar ISO 9000 didasarkan pada konsep bahwa karakteristik minimun tertentu SMM dapat distandarisasi, SMM memberikan manfaat kepada pemasok dan pelanggan dan berfokus pada proses. ISO 9000 juga memuat prosedur pengendalian manajemen yang didalamnya termasuk pendokumentasian proses disain, produksi dan distribusi untuk menghasilkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan (Purnama, 2005)


(7)

8.4.1 STRUKTUR STANDAR ISO 9000

Menurut Purnama (2005) terdapat lima (5) bagian dari standar ISO 9000, yaitu :

a. Seri ISO 9000: SMM dan penjamin mutu–Panduan untuk pemilihan dan penggunaan standar. Standar ini dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang perlu memberikan jaminan kepada pelanggan bahwa persyaratan tertentu yang diminta telah terpenuhi semuanya, mulai dari perancangan (desain) sampai pelayanan.

b. ISO 9001: Model sistem mutu–Model untuk penjaminan mutu dalam organisasi menyangkut proses perancangan (desain), pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan. Standar ini cocok digunakan khususnya oleh perusahaan manufaktur yang merancang dan membuat produk sendiri.

c. ISO 9002: Model sistem mutu-Model untuk penjaminan mutu organisasi menyangkut proses instalasi, tidak termasuk perancangan (desain) dan pengembangan. Setelah perancangan (desain) dan spesifikasi ditentukan baik secara internal atau dari pelanggan, model ini digunakan untuk memperlihatkan kemampuan dalam produksi dan instalasi. Standar ini cocok digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan produk yang spesifikasinya ditentukan pihak lain.

d. ISO 9003: Model sistem mutu-Model untuk penjaminan mutu dalam organisasi menyangkut proses inspeksi akhir dan pengujian kesesuaian produk dengan persyaratan yang ditetapkan. Model ini digunakan untuk memperlihatkan kemampuan inspeksi dan pengujian, jika produknya dipasok oleh suatu perusahaan pemanufaktur. Standar ini khusus digunakan oleh badan–badan seperti laboratorium pengujian, pusat kalibrasi dan distribusi peralatan yang melakukan pemeriksaan dan pengujian produk-produk yang dipasok.


(8)

4. ISO 9004: Unsur-unsur manajemen mutu dan sistem mutu– Panduan yang berkaitan dengan organisasi. ISO 9004 tidak dimaksudkan untuk kepentingan kontraktual, tetapi merupakan suatu dokumen untuk kepentingan internal organisasi.

Tabel 1. Perbandingan Persyaratan ISO 9001, 9002 dan 9003

No Persyaratan ISO

9001

ISO 9002

ISO 9003

1 Tanggungjawab manajemen   

2 Sistem mutu   

3 Tinajuan kontrak   

4 Pengendalian desain   

5 Pengendalian dokumen dan data 

6 Pembelian  

7 Pengendalian produk yang dipasok oleh pelanggan

  

8 Identifikasi dan kemampuan penelusuran produk

  

9 Pengendalian proses  

10 Inspeksi dan pengujian   

11 Inspeksi, pengukuran dan peralatan pengujian

  

12 Inspeksi dan status pengujian   

13 Pengendalian terhadap produk yang tidak sesuai

  

14 Tindakan koreksi   

15 Penanganan, penyimpanan, pengepakan, dan pengiriman

  

16 Pengendalian catatan mutu   

17 Audit mutu internal   

18 Pelatihan   

19 Pelayanan  

20 Teknik-teknik statistik   

Sumber : Chatab dalam Purnama, 2005. 2.4.2 ISO 9001:2008

ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk SMM. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan penilaian dari suatu SMM. ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk (barang atau jasa). ISO 9001:2008 hanya merupakan standar SMM. Namun, diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu SMM internasional, akan bermutu baik (memenuhi standar),


(9)

sehingga dapat disimpulkan bahwa ISO 9001:2008 adalah prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau di spesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi (Syaffa, 2008)

Pada dasarnya seri ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008 tidak terdapat perubahan yang nyata. Perubahan yang mendasar dari ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008 adalah sasaran mutu lebih terinci, persyaratan kompetensi, lebih fokus pelanggan, menekankan pada perbaikan berkesinambungan serta telah disesuaikan dengan ISO 14001 dan sistem manajemen yang lain (Setyawan, 2010)

Langkah–langkah penerapan ISO 9001:2008 (Setyawan, 2010) : 1. Penetapan komitmen dari manajemen puncak

2. Pembentukan Tim ISO 9001:2008

3. Pelatihan kesadaran Mutu dan dokumentasi 4. Identifikasi proses bisnis

5. Disain sistem dan pendokumentasian

6. Penerapan sistem manajemen ISO 9001:2008 7. Pelatihan audit internal

8. Pelaksanaan audit internal 9. Tinjauan manajemen 10. Sertifikasi

2.4.3 Manfaat ISO 9001:2008 (Syaffa, 2008)

a. Meningkatkan kepercayaan pelanggan b. Jaminan mutu produk dan proses c. Meningkatkan produktivitas perusahaan

d. Meningkatkan motivasi, moral dan kinerja karyawan e. Sebagai alat analisa pesaing perusahaan

f. Meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok g. Meningkatkan cost efficiency dan keamanan produk


(10)

h. Meningkatkan komunikasi internal i. Meningkatkan citra positif perusahaan j. Sistem terdokumentasi

k. Media untuk pelatihan dan pendidikan 2.5 PRODUKTIVITAS

Menurut Nasution (2005), produktivitas merupakan rasio antara hasil kegiatan (output) dan segala pengorbanan (input) dalam menghasikan sesuatu. Dalam memanfaatkan SDM secara optimal untuk peningkatan produktivitas diperlukan struktur organisasi yang baik dan jelas, peningkatan mutu SDM dan keterlibatan total karyawan, serta keterpaduan dari seluruh kegiatan perusahaan.

Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dapat dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan per satuan waktu. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan sasaran strategik, karena peningkatan produktivitas sangat tergantung pada kemampuan tenaga manusia yang memanfaatkannya. Faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah pendidikan, keterampilan, disiplin, motivasi, jaminan sosial, sarana produksi, sikap dan etika kerja, tingkat penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, teknologi dan kesempatan berprestasi.

Faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan perusahaan dapat digolongkan pada tiga (3) kelompok menurut Simanjuntak dalam Sumarsono (2003), yaitu :

1. Mutu dan kemampuan fisik karyawan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan bersangkutan.

2. Sarana pendukung kerja mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja.

3. Supra sarana meliputi kebutuhan pemerintah, hubungan industrial dan kemampuan dalam mencapai sistem kerja optimal.

Sinungan (2008) menyatakan bahwa faktor–faktor produktivitas yaitu kemauan kerja tinggi, kemampuan kerja sesuai dengan isi kerja, lingkungan


(11)

kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimun, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja manusiawi dan hubungan kerja harmonis.

2.6. Structural Equation Modelling (SEM) 2.6.1 Definisi SEM

SEM adalah teknik statistik multivariat yang merupakan kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi (korelasi) yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan antar peubah yang ada pada sebuah model, baik antar indikator atau konstruknya ataupun hubungan antara konstruknya (Santoso, 2007). Structural Equation Modeling merupakan hubungan kausal dan dinilai dapat mengatasi kelemahan dalam model regresi maupun jalur path. Salah satu kelebihan SEM tersebut adalah dapat mengukur suatu hubungan yang tidak bisa diukur secara langsung (Ghozali dan Fuad, 2005).

Penggunaan SEM sebagai alat statistik sangat bermanfaat bagi para peneliti karena untuk membenarkan adanya kausalitas teoritis melalui uji data empirik, selain itu SEM berguna sekali pada seluruh bidang ilmu sosial seperti ekonomi, sosiologi, anthropologi, psikologi, dan lain sebagainya.

2.6.2 Peubah-peubah dalam SEM (Wijayanto, 2008)

a. Peubah Laten atau konstruk laten adalah konsep abstrak. Peubah laten hanya dapat diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada peubah teramati. SEM mempunyai dua jenis (2) peubah laten yaitu eksogen dan endogen. Peubah eksogen adalah peubah yang nilainya ditentukan diluar model. Sedangkan peubah endogen adalah peubah yang nilainya ditentukan dari dalam model.

b. Peubah Teramati atau peubah terukur adalah peubah yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris dan sering disebut sebagai indikator.


(12)

2.6.3 Model-Model dalam SEM (Wijayanto, 2008)

a. Model Struktural menggambarkan hubungan-hubungan yang ada diantara peubah-peubah laten. Persamaan model struktural secara umum dituliskan sebagai berikut :

η= Bη+Γ ξ +ζ ...(1) dimana:

η= vektor peubah laten endogen berukuran m x 1

B= matriks koefisien peubah endogen (η) berukuran m x m Γ= matriks koefisien peubah laten eksogen (ξ) berukuran m x n

ξ=vektor peubah laten eksogenberukuran n x 1

ζ=vektor sisaan acak hubungan antaraη denganξ berukuran m x 1 dengan m= banyaknya peubah laten endogen

n= banyaknya peubah laten eksogen

b. Model pengukuran menghubungkan peubah laten dengan peubah-peubah teramati melalui model pengukuran berbentuk analisis faktor. Terdapat dua persamaan (2) yang digunakan untuk menjelaskan model pengukuran untuk y dan model pengukuran x.

Model persamaan pengukuran untuk y :

У=Λyη + ...(2) Model persamaan pengukuran untuk x:

X=Λx ξ + ...(3) Dimana :

У : vektor peubah endogen yang dapat diamati berukuran p x 1 X : vektor eksogen yang dapat diamati berukuran q x 1

Λy : matriks koefisien regresi antara y terhadap η berukuran p x m

Λx : matriks koefisien regresi antara x terhadap ξ berukuran q x n : vektor sisaan pengukuran terhadap y berukuran p x1

: vektor sisaan pengukuran terhadap x berukuran q x 1 dengan p = banyaknya indikator bagi peubah laten endogen

q = banyaknya indikator bagi peubah laten eksogen Dengan asumsi persamaan model struktural adalah :


(13)

2) tidak berkorelasi dengan η 3) tidak berkorelasi dengan ξ 4) , ζ, dan tidak saling berkorelasi

2.6.4 Tahapan dalam prosedur SEM menurut Bollen dan Long dalam Wijayanto (2008)

a. Spesifikasi model

Tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan struktural, sebelum dilakukan estimasi. Spesifikasi model meliputi aktivitas mendefinisikan peubah laten, mendefinisikan peubah teramati dan mendefinisikan hubungan antara peubah laten dengan peubah teramati.

b. Identifikasi

Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya. Tahapan identifikasi dimaksudkan untuk menjaga agar model yang dispesifikasikan bukan merupakan model yang under identified atau unidentified.

c. Estimasi

Tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang tersedia.

d. Uji kecocokan

Tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data.

e. Respesifikasi.

Tahap ini berkaitan dengan respesifikasi model berdasarkan atas hasil uji kecocokan tahap sebelumnya. Pelaksanaan respesifikasi sangat tergantung kepada strategi pemodelan yang digunakan.


(14)

2.6.5 Ukuran Kesesuaian Model

Ukuran-ukuran yang dapat dijadikan pedoman untuk mendapatkan model yang sesuai dalam SEM, antara lain :

a. Statistik Khi-kuadrat (χ2)

Mengikuti uji statistik yang berkaitan dengan persyaratan nyata, semakin kecil, semakin baik.

b. p-value

p-value diharapkan lebih besar dari 0,05, atau 0,1, yaitu uji tidak nyata, maka matriks input dan estimasi tidak berbeda, maka model yang diajukan layak.

c. Goodness of Fit Indices (GFI)

GFI merupakan suatu ukuran mengenai ketepatan model dalam menghasilkan matriks peragam observasi. Nilai ini harus berkisar antara 0-1, dimana nilai lebih tinggi adalah lebih baik. Nilai GFI yang lebih besar dari 0,9 menunjukkan fit suatu model yang baik. d. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)

AGFI adalah sama seperti GFI, tetapi telah menyesuaikan pengaruh degrees of freedom pada suatu model. Nilai AGFI sebesar 1, berarti bahwa model memiliki perfect fit. Sedangkan model fit adalah yang memiliki nilai AGFI 0,9.

e. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

RMSEA mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model dengan matriks peragam populasinya. Nilai RMSEA yang kurang dari 0,05 mengindikasikan adanya model fit, dan nilai RMSEA yang berkisar 0,08 menyatakan bahwa model memiliki perkiraan kesalahan yang dapat diterima. Sedangkan sampai dengan 0,1 menyatakan bahwa model memiliki fit yang cukup, RMSEA lebih besar dari 0,1 menggambarkan model fit yang sangat jelek.


(15)

f. CN (Critical Number)

Nilai CN ≥200 menunjukkan ukuran contoh mencukupi untuk digunakan mengestimasi model. Kecocokan yang baik, atau memuaskan.

2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Apriyanti (2009) melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Sertifikasi ISO 9001:2000 terhadap Kinerja Perusahaan Jasa (Studi Kasus di PT Jamsostek Persero Cabang Bandung I) dengan Important Performance Analysis (IPA) dan Korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation). Hasilnya menjelaskan bahwa perolehan sertifikasi ISO 9001:2000 memberi pengaruh perbaikan terhadap kinerja di PT Jamsostek Bandung I. Penerapan ISO membuat kinerja perusahaan lebih terstruktur, terdokumentasi, telah memiliki Standardisasi Operasional Perusahaan (SOP) dan telah melakukan tinjauan manajemen setiap satu tahun sekali sebagai wujud dari usaha perusahaan dalam melakukan perbaikan berkesinambungan.

Wulandari (2009) melakukan penelitian berjudul “Kajian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada PT Unitex Tbk, Bogor.” Faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam penerapan SMM ISO adalah SMM, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, serta perbaikan, analisis dan peningkatan. Permasalahan tersebut dianalisis dengan menggunakan metode proses hirarki analitik (AHP). Dari hasil analisis yang harus dilakukan perusahaan adalah memperbaiki sistem informasi.

Maulana (2011) melakukan penelitian mengenai “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada Kantor Manajemen Mutu Institut Pertanian Bogor.” Dengan AHP diketahui bahwa unsur-unsur yang ada dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 menurut hirarki penyusunannya adalah SMM, tanggungjawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, serta perbaikan, analisis dan peningkatan. Dari hasil analisis tindakan yang dilakukan berupa Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dan diklat.


(16)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Persaingan yang semakin ketat pada industri percetakan dan penerbitan buku membuat PT Intan Pariwara untuk membakukan produk buku yang dihasilkan agar dapat bersaing di pasar global. ISO 9000 telah diterima secara luas sebagai acuan SMM dan penjaminan mutu. PT Intan Pariwara adalah salah satu perusahaan yang mendapatkan sertifikasi standar ISO 9001:2008. Implementasi ISO 9001:2008 akan berdampak baik bagi perusahaan apabila disertai dengan peningkatan produktivitas karyawan. Konsep pemikiran penelitian ini diawali dengan mengetahui bagaimana penerapan ISO 9001:2008 di PT Intan Pariwara. Langkah selanjutnya akan dilakukan identifikasi faktor-faktor untuk mengetahui pengaruh ISO 9001:2008 dengan produktivitas kerja karyawan. SMM ISO 9001:2008 dipengaruhi oleh komitmen manajemen puncak, kebijakan mutu, standar sistem operasional, dokumentasi, pengendalian dokumen, infrastruktur yang dimiliki perusahaan, pelatihan karyawan, komunikasi dan koordinasi (Syukur, 2010)

Faktor yang memengaruhi produktivitas menurut Sinungan (2008) adalah kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimun, jaminan sosial memadai, kondisi kerja manusiawi dan hubungan kerja harmonis. Seluruh faktor yang mempengaruhi ISO 9001:2008 dan produktivitas karyawan adalah peubah inidikator. Kemudian melakukan analisis pengaruh peubah laten bebas (ISO 9001:2008) terhadap peubah laten terikat (produktivitas kerja karyawan) dengan menggunakan analisis SEM dengan bantuan software LISREL 8.30 untuk memberikan masukan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan manajemen yang tepat berkaitan dengan pelaksanaan ISO 9001:2008. Dari uraian tersebut, maka kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.


(17)

Gambar 1.Kerangka pemikiran penelitian PT Intan Pariwara

Penerapan ISO 9001:2008

Faktor-faktor ISO 9001:2008 1. Komitmen manajemen

puncak

2. Kebijakan mutu

3. Standar sistem operasional 4. Dokumentasi

5. Pengendalian dokumen 6. Infrastruktur yang dimiliki

perusahaan

7. Pelatihan karyawan

8. Komunikasi dan koordinasi

Faktor-faktor Produktivitas kerja karyawan

1. 1. Kemauan kerja 2. 2. Kemampuan kerja

3. 3. Lingkungan kerja nyaman 4. 4. Penghasilan

5. 5. Jaminan sosial

6. 6. Kondisi kerja manusiawi 7. 7. Hubungan kerja harmonis

Pengaruh ISO 9001:2008 terhadap produktivitas kerja karyawan

Masukan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan manajemen yang tepat terkait ISO 9001:2008


(18)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Intan Pariwara kantor pusat yang berada di jalan Ki Hajar Dewantoro kotak pos 111, Klaten, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan kesengajaan dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini salah satu penerbitan besar di Indonesia dan masih bertahan hingga sekarang sejak berdiri pada tahun 1982. Selain itu PT Intan Pariwara merupakan perusahaan penerbitan buku yang sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2012.

3.2. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan pengisian kuesioner (Lampiran 1) dengan pihak–pihak terkait. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, dokumen perusahan yang berkaitan dengan penelitian, literatur yang dianggap sesuai dengan penelitian dan hasil penelitian terdahulu. Jenis dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis dan sumber data penelitian

Jenis data Sumber data

1. Data primer Responden

 Staf/karyawan 2. Data sekunder

Gambaran perusahaan Tinjauan pustaka

Arsip perusahaan Dokumen yang dimiliki perusahaan

Studi pustaka dan internet

Penyebaran kuesioner dilakukan dengan metode penarikan contoh Non probability sampling, yaitu Purposive sampling yang penetapan contohnya berdasarkan kriteria yang ditetapkan peneliti (Umar, 2005). Sedangkan penentuan jumlah sampel didasarkan pada pendapat Ding et al. dalam Ghozali dan Fuad (2005), bahwa ukuran contoh 100-150 merupakan ukuran contoh minimum dalam menggunakan SEM.


(19)

Skala pengukuran yang digunakan untuk setiap jawaban yang diberikan responden adalah menurut skala Likert, yaitu pemberian skala dengan 5 kategori seperti SS (sangat setuju), S (setuju), KS (kurang setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju). Isi kuesioner meliputi faktor yang memengaruhi implementasi ISO 9001:2008 dan faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas kerja karyawan.

3.3. Pengolahan dan Analisis data 3.3.1 Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengukuran tingkat validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau peubah. Dalam hal ini melakukan korelasi masing – masing skor pertanyaan dengan total skor , dengan hipotesa :

H0 : tidak terdapat korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor peubah ( Sig > alpha )

H1 : terdapat korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor peubah (Sig < alpha)

Langkah-langkah mengukur validitas (Umar, 2002) adalah : a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. b. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden,

minimal 30 orang, sehingga distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal.

c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

d. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus korelasi Pearson product moment berikut :


(20)

 

 

 

    2 2 2 2 xy Y Y n X X n Y X XY n

r ...(4)

Keterangan :

rxy = Korelasi antar X dan Y n = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan dari setiap responden Y = Skor total semua pertanyaan dari setiap responden

Uji validitas dilakukan pada 36 responden dimana nilai yang dihitung dinyatakan sahih, apabila nilai sig < alpha. Pengujian validitas diolah dengan menggunakan Software Statistical Package for Social Science (SPSS) 16 for windows.

3.3.2 Uji reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan tingkat kestabilan data hasil pengukuran dengan teknik alpha cronchbach berikut :                

2

1 2 11 σ σ 1 1 k k

r ...(5) Keterangan : r11 = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan

2= Jumlah ragam butir

12 = Jumlah ragam total

Untuk mencari nilai ragam digunakan rumus berikut :

n n X X

 2 2 2

 ...(6) Keterangan : n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih

Uji reliabilitas dilakukan pada 36 responden, dimana kuesioner dinyatakan reliabel, jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih


(21)

besar dari 0,6. Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan Software SPSS 16 for windows.

3.3.3 SEM

Analisis data SEM digunakan untuk menjelaskan pengaruh antara implementasi ISO 9001:2008 terhadap produktivitas kerja karyawan. Selain itu, analisis data juga digunakan untuk mengetahui faktor paling dominan dari ISO 9001:2008 yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Langkah-langkah SEM dalam penelitian ini adalah :

a. Konseptualisasi model (pengembangan model berbasis teori dan konsep)

Pada tahap ini dilakukan telaah teori yang mendalam tentang pengaruh implementasi ISO 9001:2008 terhadap produktivitas kerja karyawan serta ditentukan peubah laten dan peubah teramati berdasarkan teori.

b. Penyusunan diagram alur (path diagram construction)

Pada tahap ini peubah laten dan peubah teramati dibentuk dalam diagram path, agar lebih mudah memahami hubungan antar peubah.

c. Konversi diagram path ke model struktural

Pada tahap ini model struktural dan model pengukuran digambarkan lebih jelas.

d. Memilih matriks input

Pada tahap ini matriks input dipilih dan dimasukkan ke dalam perhitungan.

e. Penilaian model fit

Pada tahap ini matriks input diolah kemudian diperoleh nilai goodness of fit index dari model. Kriteria penilaian model fit seperti diuraikan dalam Bab 2.


(22)

f. Intepretasi model

Pada tahap ini dilakukan intepretasi model yaitu melihat besarnya pengaruh atau kontribusi peubah teramati terhadap peubah laten dan besarnya pengaruh antar peubah laten.

Analisis data menggunakan SEM dengan peubah laten bebas adalah ISO 9001:2008 (ξ) yang memiliki indikator berikut : X1= Komitmen manajemen puncak

X2 = Kebijakan mutu

X3 = Standar sistem operasional X4 = Dokumentasi

X5 = Pengendalian dokumen

X6 = Infrastruktur yang dimiliki perusahaan X7 = Pelatihan karyawan

X8 = Komunikasi dan koordinasi

Indikator dari peubah X1 sampai X8 dikorelasikan dengan peubah laten terikat, yaitu produktivitas kerja karyawan (η) dengan indikator berikut :

Y1= Kemauan kerja Y2= Kemampuan kerja

Y3= Lingkungan kerja yang nyaman

Y4= Penghasilan yang memenuhi kebutuhan hidup minimun Y5=Jaminan sosial

Y6=Kondisi kerja yang manusiawi Y7=Hubungan kerja

Proses analisis data masing-masing peubah dengan menggunakan software LISREL 8.30. Model SEM pengaruh implementasi ISO 9001:2008 terhadap produktivitas karyawan disajikan pada Gambar 2.


(23)

Dimana :

i = 1,2,3,4,5,6,7,8 j = 1,2,3,4,5,6,7

Gambar 2. Diagram lintas kerangka pengaruh implementasi ISO 9001:2008 terhadap produktivitas kerja karyawan ISO

9001:2008 ( Xi )

Produktivitas kerja ( Yj ) X1

Y1

X6

X8 X2 X3 X4 X5

X7

Y2

Y6 Y5 Y4 Y3


(24)

Perumusan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Terdapat pengaruh positif dan nyata penerapan ISO 9001:2008 terhadap

produktivitas kerja karyawan di PT Intan Pariwara

H2 : Terdapat pengaruh positif dan nyata antara komitmen manajemen puncak,

kebijakan mutu, standar sistem operasional, dokumentasi, pengendalian dokumen, infrastruktur yang dimiliki perusahaan, pelatihan karyawan, komunikasi dan koordinasi secara bersama-sama terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

H3 : Terdapat pengaruh positif dan nyata kemauan kerja, kemampuan kerja,

lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimun, jaminan sosial memadai, kondisi kerja manusiawi dan hubungan kerja harmonis secara bersama-sama terhadap produktivitas karyawan.


(25)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Intan Pariwara pada mulanya adalah toko buku dan alat tulis bernama Sumber Kawruh yang didirikan oleh Bapak Suwito terletak di jalan Pemuda, Klaten. Usaha toko buku ini berkembang sehingga pada tahun 1969 Bapak Suwito mencoba menerbitkan sendiri beberapa buku pelajaran. Tanggapan yang positif dari pasar membuat Bapak Suwito untuk lebih serius mendalami bidang penerbitan. Toko buku Sumber Kawruh akhirnya menjadi perusahaan perorangan.

Buku–buku terbitan Sumber Kawruh mulai digunakan di Jawa Tengah terutama daerah eks-Karesidenan Surakarta. Kemudian perusahaan pun melakukan pengembangan usaha ke provinsi-provinsi lainnya. Pada saat itu penerbitan masih merupakan badan usaha perorangan dengan sembilan karyawan dan berlokasi dirumah Bapak Suwito di jalan Cempaka 40, Klaten. Naskah-naskah yang sudah diedit lalu dikirim ke percetakan diluar kota Klaten untuk dicetak, karena belum memiliki mesin cetak sendiri.

Pada tanggal 3 November 1976 unit bisnis perusahaan dipisahkan untuk mempermudah sistem pengendalian manajemen. Unit bisnis penerbitan diberi nama penerbit Intan yang beralamatkan di jalan Bhayangkara II/20 dengan luas tanah ± 25.641 m2. Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan maka pada tahun 1978 penerbit Intan beralih dari perusahaan perorangan menjadi persekutuan komanditer (CV). Nama CV Intan disahkan dengan akta notaris 12/78 tanggal 20 Juli 1978. Tanggal 8 November 1982 CV Intan diubah menjadi PT Intan Pariwara dan resmi berdiri sebagai perusahaan penerbitan berskala nasional. Intan Pariwara mempunyai arti, Intan adalah permata yang indah, berkilau, bernilai tinggi dan tahan benturan, sehingga diharapkan perusahaan mampu bertahan dalam berbagai situasi


(26)

persaingan bisnis. Nama ini dipilih karena mudah dibaca, dikenal dan diingat. Sedangkan Pariwara berarti penyebar informasi pendidikan dan ilmu pengetahuan kemana-mana dan luas . Oleh karena itu, pada tahun 1984 PT Intan Pariwara pindah di jalan Beringin yang sekarang menjadi jalan Ki Hajar Dewantara PO BOX 111, Klaten, dengan luas tanah ± 3,5 ha. Pada tahun 1992 Intan Pariwara menjadi sponsor tunggal olimpiade fisika tingkat dunia di Amerika Serikat. Buku-buku terbitan PT Intan Pariwara Grup telah mendapatkan pengesahan dari Departemen Pendidikan Nasional melalui SK Dirjen Dikdasmen No. 455/C/Kep/LK/2004 dan No. 505/C/Kep/LK/2004 untuk jenjang SD dan Permendiknas No. 26 Tahun 2005 untuk jenjang SMA. Sekarang PT Intan Pariwara terletak di Jalan Ki Hajar Dewantara, Klaten Utara, Kotif Klaten 57438, Kotak Pos 111, Telp. (0272) 322441, Fax. (0272) 322607 serta sudah memiliki 140 kantor perwakilan di seluruh Indonesia.

4.1.2 Visi dan Misi PT Intan Pariwara 1. Visi PT Intan Pariwara

“Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menyediakan sarana pendidikan bermutu.”

2. Misi PT Intan Pariwara

“Menerbitkan buku ilmu pengetahuan dengan harga terjangkau.” 3. Kredo atau Filosofi PT Intan Pariwara

“Mari bersama Intan Pariwara mencerdaskan bangsa.” 4.1.3 Produk PT Intan Pariwara

Buku pelajaran dari tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Umum (SMU). Buku-buku tersebut antara lain buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Agama Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Seni Musik, buku evaluasi seluruh bidang studi, buku-buku pengayaaan dan referensi.


(27)

4.1.4 Jaringan Perusahaan PT Intan Pariwara

PT Intan Pariwara telah menjalin kerjasama sehingga mempunyai banyak jaringan dengan perusahaan penerbitan buku lainnya untuk mempertahankan konsistensinya di dunia penerbitan. Jaringan perusahaan dari PT Intan Pariwara disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 . Jaringan perusahaan PT Intan Pariwara

PT Pakar Raya (Bandung) Penerbit buku referensi terjemahan dari luar negeri dan buku pelajaran Bahasa Inggris SD sampai SMU PT Sunda Kelapa Pustaka

(Jakarta)

Penerbit buku sains

PT Citra Aji Pratama (Yogyakarta)

Penerbit buku pelajaran dan pelengkap (EYD, Atlas, Tabel matematika)

PT Saka Mitra Kompetensi ( Klaten)

Penerbit buku sekolah kejuruan (SMK)

PT Cempaka Putih (Klaten) Penerbit buku ilmu sosial: PPKN, Sejarah, Ekonomi, Agama,dan buku pengayaan

PT Apsara Tiyasa Sambada (Klaten)

Produk alat tulis sekolah dan alat peraga

PT Pustaka Insan Madani (Yogyakarta)

Penerbit buku-buku Islami

PT Literatur Media Sukses (Jakarta)

Penerbit buku pelajaran mendukung Ujian Akhir Nasional

PT Macanan Jaya Cemerlang (Klaten)

Percetakan

PT Intan Sejati (Klaten) Percetakan Sumber : Bagian HRD PT Intan Pariwara, 2011 (a)


(28)

4.1.5 Struktur Organisasi PT Intan Pariwara

PT Intan Pariwara dipimpin oleh seorang Board of Directors (BOD), dimana dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh BOD assistant yang terdiri dari public relation dan legal office, all round serta corporate secretary. BOD membawahi enam (6) divisi dalam perusahaan diantaranya adalah finance, accounting, warehouse, transportation; information and technology; operational production; business support; marketing dan internal audit. Setiap divisi dipimpin oleh seorang General Manajer (GM), dimana setiap divisi tersebut masih terbagi menjadi bagian-bagian tertentu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.1.6 Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dimiliki PT Intan Pariwara terdiri dari karyawan tetap dan karyawan kontrak. Jumlah karyawan PT Intan Pariwara dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah karyawan PT Intan Pariwara bulan Desember 2011

Bagian Karyawan Tetap (orang)

Karyawan Kontrak

(orang)

Total (orang)

Board of Directors

1 - 1

BoD Assistant 11 - 11 Finance,

Accounting, Warehouse, Transportation

141 57 198

Information and Technology

14 1 15

Operational Production

86 5 91

Bussiness support

40 2 42

Marketing 71 18 89

Internal audit 4 4 8

Jumlah 368 87 455


(29)

4.2. Implementasi SMM ISO 9001:2008

PT Intan Pariwara baru mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 pada bulan Desember 2009 dan penerapannya baru terlihat bulan Januari 2010. Meskipun sebelumnya perusahaan ini belum menerapkan ISO 9001:1994 dan ISO 9001:2000, namun ISO 9001:2008 yang diterapkan sudah cukup efektif, karena pelaksanaannya selalu dipantau oleh divisi internal audit. Divisi yang menerapkan SMM ISO 9001:2008 adalah divisi finance tanpa warehouse dan transportasi, information and technology, bussiness support, operational production, dan marketing. Tujuan implementasi SMM ISO 9001:2008 di PT Intan Pariwara adalah :

1. Memberikan bukti dan jaminan bahwa perusahaan mempunyai SMM dan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan.

2. Membuat sistem kerja menjadi standar kerja yang terdokumentasi sehingga memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

3. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh badan standarisasi internasional tentang penerapan SMM.

4. Memberikan kerangka dasar untuk memperbaiki mutu produk secara terus menerus dan berkesinambungan dalam hubungannya dengan persyaratan SMM.

Implementasi SMM ISO 9001:2008 di PT Intan Pariwara ditandai dengan adanya manual mutu dan standar sistem operasional kerja yang didokumentasikan. Manual mutu menjelaskan ruang lingkup SMM ISO 9001:2008 seperti kebijakan mutu, sasaran mutu dan strategi untuk mencapai sasaran mutu. Sedangkan standar operasional kerja berisi prosedur kerja dan deskripsi kerja. Pendokumentasian mutu berdasarkan pada kegiatan–kegiatan yang dikerjakan setiap hari, seperti pada bagian Human Resource Development (HRD) dilakukan pendokumentasian mulai dari prosedur training, rekruitmen, maupun pelaksanaan pelatihan. Tujuan dari pendokumentasian adalah memudahkan dalam melakukan pengendalian dokumen, sehingga ketika ditinjau ulang, maka revisi dokumen dapat teridentifikasi dengan jelas. Selain adanya manual mutu, implementasi ISO


(30)

9001:2008 di PT Intan Pariwara terkait dengan produktivitas kerja karyawan terlihat dari jumlah judul buku yang diterbitkan seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah judul buku terbitan PT Intan Pariwara

Tahun Jenis buku Jumlah

(judul buku)

Total

2009 (sebelum penerapan ISO 9001:2008)

Buku teks dan evaluasi

360 624

Pengayaan dan referensi

264

2010 (setelah penerapan ISO 9001:2008)

Buku teks dan evaluasi

474 744

Pengayaan dan referensi

270

Sumber : Bagian PPC PT Intan Pariwara, 2011 (b)

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah judul buku yang diterbitkan oleh PT Intan Pariwara sebelum dan sesudah implementasi ISO 9001:2008. Implementasi SMM ISO 9001:2008 di PT Intan Pariwara membuat tiga (3) bagian perusahaan memiliki sasaran mutu dengan target ketercapaian masing-masing seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Sasaran mutu bagian divisi perusahaan PT Intan Pariwara

Bagian Sasaran mutu Rencana

Pelaksanaan Target ketercapaian (%) Information and Technology Tindakan untuk perbaikan, maksimal 2 hari kerja kecuali kasus penggantian hardware Memastikan formulir permintaan perbaikan diisi lengkap, setelah pengecekan menentukan tindakan perbaikan yang akan dilakukan

95

Merespon dengan tindakan pertama maksimal 10 menit dari permintaan perbaikan Memastikan formulir permintaan perbaikan diisi lengkap 95


(31)

Lanjutan Tabel 6.

Bagian Sasaran mutu Rencana

Pelaksanaan Target ketercapaian(%) Customer service Respon menjawab komplain konsumen tidak melebihi 1 x 24 jam

Menyampaikan komplain produk ke bagian product planning control (PPC), kemudian PPC melanjutkan ke bagian terkait dengan isi komplain ;

Menerima jawaban komplain dari PPC untuk melanjutkan ke konsumen. 95 Human Resource Development (HRD Pemenuhan kebutuhan karyawan harus dilakukan dua (2) bulan setelah usulan penambhan karyawan disetujui BOD Memastikan usulan ke BOD segera dibuat setelah ada pengajuan dari departemen terkait ; Segera melakukan tes karyawan apabila usulan sudah di- acc oleh BOD.

80

Program

pelatihan tahunan yang dibuat harus dapat

direalisasikan

Berkoordinasi dengan bagian R & D untuk pembuatan program pelatihan ; Menyiapkan sarana dan prasarana pelatihan 80 Evaluasi kinerja karyawan harus dilakukan minimal setahun sekali yang akan dilaksanakan pada bulan Januari hingga April Membuat form penilaian kinerja karyawan dengan berkoordinasi dengan divisi untuk menentukan kualifikasi kompetensi yang dinilai ; Mensosialisasikan form penilaian kinerja karyawan kepada pimpinan divisi. 100


(32)

Implementasi SMM ISO 9001:2008 menuntut perusahaan untuk melakukan pelatihan kepada seluruh karyawan, agar dapat dengan mudah memahami SMM ISO 9001:2008. Pemantauan mengenai pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 di PT Intan Pariwara dilakukan oleh divisi internal audit. Internal audit melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kesesuaian antara manual mutu dengan pelaksanaan SMM di lapang. Meskipun pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 dipantau oleh internal audit, namun masih terdapat kendala dalam implementasinya, yaitu sulitnya mensosialisasikan SMM ISO 9001:2008 kepada karyawan perusahaan dan kurangnya kesadaran dari karyawan tentang pentingnya mutu. Selain itu anggapan bahwa ISO 9001:2008 hanyalah sebagai dokumen untuk pelaksanaanya sesuai dengan deskripsi kerja masing-masing. Oleh karena itu, hanya beberapa karyawan yang benar-benar mengerti tentang implementasi ISO 9001:2008.

Manfaat yang dapat diperoleh PT Intan Pariwara dengan diterapkannya SMM ISO 9001:2008 adalah memberikan jaminan mutu pada produk yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan daya saing, serta menambah kepercayaan dari pihak luar bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh pelanggan dan peraturan yang berlaku. Selain itu, dapat mengarahkan karyawan untuk lebih berwawasan mutu dan menciptakan kejelasan kerja yang membuat pekerjaan menjadi lebih efisien.

4.3. Pengujian Kuesioner 4.3.1 Uji validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah, atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesiner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh implementasi ISO 9001:2008 terhadap produktivitas kerja karyawan, maka dipilih delapan (8) peubah yang merupakan indikator dari SMM ISO 9001:2008 :


(33)

1. Komitmen manajemen 2. Kebijakan mutu

3. Standar sistem operasional 4. Dokumentasi

5. Pengendalian dokumen

6. Infrastruktur yang dimiliki perusahaan 7. Pelatihan karyawan

8. Komunikasi dan koordinasi

Dipilih tujuh (7) peubah yang merupakan indikator dari produktivitas kerja karyawan, yaitu :

1. Kemauan kerja 2. Kemampuan kerja

3. Lingkungan kerja yang nyaman

4. Penghasilan yang memenuhi kebutuhan hidup minimum 5. Jaminan sosial

6. Kondisi kerja manusiawi 7. Hubungan kerja harmonis

Pengujian validitas dari peubah-peubah penelitian menggunakan korelasi Product Moment dengan bantuan software SPSS 16 for Windows. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semua pertanyaan yang mewakili peubah penelitian adalah valid. Hasil dari pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan . Kuesioner dinyatakan reliabel apabila nilai dari Alpha-Cronbach lebih dari 0,6 (Sugiyono, 2009). Hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan terhadap 36 responden menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan software SPSS 16 for Windows menyatakan bahwa semua pertanyaan yang mewakili peubah penelitian adalah andal dapat dilihat pada Lampiran 4. Pengujian reliabilitas peubah indikator dalam mengukur peubah laten pada SEM dapat dilakukan dengan menggunakan Composite/Construct


(34)

Reliability Measure maupun Variance Extracted Measure. Reliabilitas construct dikatakan baik jika nilai construct reliability≥ 0,70 dan nilai variance extracted≥ 0,50 (Sitinjak dan Sugiarto, 2006). Pada Lampiran 5 dapat dilihat bahwa seluruh nilai construct reliability dari dua (2) peubah laten adalah SMM ISO 9001:2008 (89%) dan produktivitas kerja (82%). Nilai Construct Reliability dari seluruh peubah laten telah memiliki nilai yang baik, yaitu di atas ≥ 70%. Sedangkan nilai Variance Extract dari SMM ISO 9001:2008 (51%) dan produktivitas kerja (46%). Meskipun nilai variance extract dari produktivitas kerja kurang dari 50% namun, nilai peubah laten produktivitas kerja masih dianggap layak, karena nilainya tidak jauh berbeda.

4.4. Karakteristik Responden

Analisis karakteristik responden penting dilakukan, karena karakteristik tersebut mempengaruhi kemampuan responden dalam memahami pertanyaan pada kuesioner. Karakteristik responden ditinjau dari segi jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, masa kerja dan pengalaman kerja.

4.4.1 Jenis Kelamin

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 108 orang terdiri dari lima (5) divisi, yaitu finance, information and technology, bussiness support, operational production, dan marketing. Jenis kelamin dari 108 responden PT Intan Pariwara sebanyak 70% laki-laki dan 30% perempuan. Hal ini dikarenakan padatnya pekerjaan dan dibatasi waktu deadline, sehingga perusahaan cenderung menerima laki-laki daripada perempuan.

4.4.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan 108 responden PT Intan Pariwara dapat dilihat pada Gambar 3, dimana sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA (44%) dan yang terkecil berpendidikan S2 (2%). Hal ini terjadi karena PT Intan Pariwara sengaja melakukan rekruitmen yang lebih besar kepada lulusan SMA sebagai wujud kepedulian


(35)

perusahaan kepada anak-anak yang tidak sanggup melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Rincian dari tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Karakteristik tingkat pendidikan responden 4.4.3 Usia Responden

Usia responden PT Intan Pariwara dapat dilihat pada Gambar 4, dimana jumlah responden paling banyak berusia antara 26-35 tahun dan 36-45 tahun, yaitu 41% dan yang terkecil berusia diatas 55 tahun (2%). Rincian dari usia responden dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4.Karakteristik usia responden 4.4.4 Masa Kerja

Pada Gambar 5 diketahui bahwa masa kerja di atas 10 tahun menempati posisi paling tinggi (38%) dan masa kerja kurang dari satu (1) tahun menempati posisi paling rendah (11 %). Hal ini menunjukkan

44%

15% 39%

2%

SMA D3 S1 S2

13%

41% 41%

3% 2%

<=25 26-35 36-45 46-55 >55


(36)

bahwa loyalitas dari karyawan sangat tinggi. Rincian dari masa kerja responden dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5.Karakteristik masa kerja responden 4.4.5 Pengalaman kerja

Gambar 6 menunjukkan bahwa pengalaman kerja pertama responden menempati posisi paling tinggi (61%). Hal ini semakin menguatkan bahwa karyawan merasa nyaman bekerja di PT Intan Pariwara sehingga sampai bertahan lama bekerja di perusahaan ini. Rincian dari pengalaman kerja responden dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6.Karakteristik pengalaman kerja responden

4.5 Hasil Analisis SEM

Pada penelitian ini, besarnya pengaruh implementasi ISO 9001:2008 terhadap produktivitas kerja karyawan PT Intan Pariwara dapat diketahui

11%

13% 12%

26% 38%

< 1 Tahun 1-3 Tahun 4-5 Tahun 6-10 Tahun > 10 Tahun

61% 23%

9%

7% Pengalaman Pertama

Pengalaman kedua Pengalaman ketiga Lebih dari pengalaman ketiga


(37)

dengan menggunakan teknik SEM yang terdiri dari dua peubah yaitu peubah laten bebas dan peubah laten tidak bebas. ISO 9001:2008 (ξ) merupakan peubah laten bebas dan produktivitas kerja karyawan (η) merupakan peubah laten tidak bebas. Peubah penelitian dan indikator-indikator yang diukur dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Peubah-peubah penelitian Peubah

Penelitian

Indikator yang diukur Nomor Pernyataan

Implementasi ISO 9001:2008 (ξ)

Komitmen Manajemen(X1) Kebijakan Mutu (X2)

Standar sistem Operasional (X3) Dokumentasi (X4)

Pengendalian dokumen (X5) Infrastruktur yang dimiliki perusahaan (X6)

Pelatihan karyawan (X7)

Komunikasi dan koordinasi (X8)

1,2,3,4,5,6,7 8,9,10,11,12,13,14 15,16,17,18 19,20,21 22,23,24 25,26,27 28,29,30,31 32,33,34,35,36 Produktivitas kerja karyawan (η)

Kemauan kerja (Y1) Kemampuan kerja (Y2)

Lingkungan kerja nyaman (Y3) Penghasilan yang memenuhi kebutuhan hidup minimum (Y4) Jaminan sosial (Y5)

Kondisi kerja yang manusiawi (Y6)

Hubungan kerja harmonis (Y7)

37,38,39,40,41 42,43,44,45 46,47,48,49 50,51,52,53 54,55,56,57 58,59,60 61,62,63,64,65

Nilai dari masing-masing pernyataan tiap komponen diambil nilai totalnya. Pengambilan nilai total ini bertujuan untuk mendapatkan satu (1) angka yang dapat mewakili setiap peubah indikator yang ada. Selanjutnya nilai tersebut diolah dengan menggunakan software LISREL 8.30 yang membentuk nilai estimate model struktural pengaruh implementasi ISO 9001:2008 terhadap


(38)

produktivitas kerja karyawan PT Intan Pariwara yang dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7.Nilai estimate model struktural

Gambar 7 menunjukkan bahwa implementasi ISO 9001:2008 memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas kerja karyawan 0,82 (82%) dengan nilai t (Gambar 8) 18,71 pada taraf nyata 5% (> 1,96). Hal ini menunjukkan bahwa penerapan SMM ISO 9001:2008 akan meningkatkan produktivitas karyawan.

Besarnya pengaruh implementasi ISO 9001:2008 terhadap produktivitas kerja karyawan dikarenakan responden menilai bahwa implementasi ISO 9001:2008 merupakan salah satu bentuk kesadaran karyawan tentang pentingnya menghasilkan produk bermutu sesuai dengan persyaratan pelanggan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Syukur (2010) bahwa implementasi ISO 9001:2008 yang diikuti dengan komitmen manajemen, adanya kebijakan mutu, standar sistem operasional, dokumentasi, pengendalian dokumen, pelatihan karyawan, komunikasi dan koordinasi efektif dapat mendorong tercapainya peningkatan produktivitas kerja karena adanya kejelasan kerja, sehingga menjadi lebih efisien waktu dan tenaga. Oleh karena itu, perusahaan perlu meningkatkan efektivitas, atau mempertahankan pelaksanaan ISO 9001:2008 yang diterapkan sekarang agar


(39)

dapat memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan, sehingga tujuan PT Intan Pariwara dapat tercapai.

Gambar 8.Nilai uji nyata (uji-t) Model Struktural

Gambar 8 menunjukkan bahwa semua indikator yang membentuk peubah laten adalah sahih (memiliki t-value lebih dari 1,96), sehingga model tersebut tidak memerlukan modifikasi. Berdasarkan hasil pengolahan dapat dilihat uji kecocokan serta batas-batas nilai yang menunjukkan tingkat kecocokan yang baik (good fit) untuk setiap Goodness of Fit (GOF) seperti tercantum dalam Tabel 8.

Tabel 8. Pengujian GOF model pada model pengaruh implementasi ISO 9001:2008 terhadap produktivitas kerja karyawan PT Intan Pariwara

GOF Tingkat

Kecocokan yang bisa diterima

Hasil Keterangan

Khi-kuadrat Semakin kecil,

semakin baik

109,69 Poor fit p-value ≥ 0,05 0,01046 Poor fit

RMSEA ≤ 0,08 0,062 Good fit

RMR ≤ 0,05 atau ≤

0,10

0,058 Good fit


(40)

Lanjutan Tabel 8.

GOF Tingkat Kecocokan

yang bisa diterima

Hasil Keterangan

GFI ≥ 0,90 0,99 Good fit

CN ≥ 200 273,68 Good fit

4.5.1 Peubah Laten Bebas Implementasi ISO 9001:2008

Peubah laten bebas implementasi ISO 9001:2008 dibentuk oleh beberapa peubah indikator, dimana setiap peubah indikator mempunyai pengaruh yang besarnya masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Komitmen manajemen puncak

Komitmen manajemen di PT Intan Pariwara ditandai dengan adanya penetapan kebijakan dan sasaran mutu, mengadakan tinjauan manajemen, menyediakan sumber daya yang diperlukan serta mengkomunikasikan pentingnya memenuhi permintaan pelanggan dan peraturan terkait. Komitmen manajemen yang telah dilakukan PT Intan Pariwara adalah :

1) Selalu menjaga agar dalam proses penciptaan produk agar terdapat peningkatan.

2) Selalu menjaga agar produk yang diciptakan sesuai dengan pelanggan dan kebijakan pemerintah.

3) Selalu menjaga agar produk yang diciptakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

4) Selalu menjaga agar peningkatan kompetensi kerja terprogram dengan baik.

5) Mengalokasikan dana untuk mendukung peningkatan mutu produk.

Peubah komitmen manajemen (X1) memberikan kontribusi 0,71 atau 71% dalam membentuk implementasi SMM ISO 9001:2008. Nilai ini positif dan berpengaruh cukup nyata, artinya semakin tinggi komitmen manajemen terhadap mutu akan semakin efektif


(41)

implementasi ISO 9001:2008. Berpengaruhnya peubah komitmen menajemen ditandai dengan nilai t 14,77 (> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96 dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima dengan taraf nyata 5% dan kontribusi 71%.

b. Kebijakan Mutu

Pihak manajemen PT Intan Pariwara telah menetapkan kebijakan mutu untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan perbaikan berkelanjutan serta memastikan bahwa kebijakan mutu tersebut dipahami dan diterapkan oleh seluruh karyawan. Kebijakan mutu yang ditetapkan PT Intan Pariwara adalah :

1) Kepuasan pelanggan

i. Menciptakan sarana pendidikan berupa buku pelajaran, buku pedoman pendidik, buku pengayaan, buku referensi dan alat peraga dengan meminimalisir kesalahan, baik kesalahan cetak, maupun kesalahan isi.

ii. Menciptakan produk yang benar-benar dibutuhkan oleh pelanggan dengan mengakomodasi masukan dari pelanggan. iii. Menciptakan produk yang sesuai dengan peralatan

percetakan yang didukung oleh bagian-bagian pendukung produk yang bekerja efektif dan efisien, sehingga menekan biaya produksi, yang pada akhirnya menekan harga produk sehingga terjangkau oleh pelanggan.

iv. Menyelesaikan produk tepat waktu, sehingga tidak menghambat kerja.

2) Peningkatan berkesinambungan

i. Mengevaluasi produk untuk mengetahui penerimaan pelanggan terhadap produk.

ii. Mengajak pemangku kepentingan untuk berperanserta dalam penciptaan produk yang bermutu, tepat waktu dan diterima masyarakat dengan baik.


(42)

iii. Memperbaiki produk untuk menampung masukan dari pelanggan, kebijakan pemerintah dan perkembangan ilmu pengetahuan.

3) Peningkatan Sumber Daya

i. Mengadakan pelatihan kerja bagi editor, ilustrator dan tenaga layout untuk meningkatkan kompetensi kerja.

ii. Bekerjasama dengan nara sumber yang berkompeten untuk menjelaskan isu-isu terkini.

iii. Bekerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi untuk mendapatkan naskah bermutu tinggi.

iv. Memperbarui peralatan kerja seperti komputer, software, printer untuk meningkatkan kinerja.

Peubah kebijakan mutu (X2) berkontribusi 0,74 (74%) dalam membentuk efektivitas implementasi ISO 9001:2008. Kontribusi ini sedikit lebih besar dibandingkan komitmen manajemen, hal ini menunjukkan bahwa kebijakan mutu perusahaan mempunyai pengaruh positif dan nyata terhadap implementasi ISO 9001:2008 yang ditandai dengan nilai t 12,55 (> 1,96). Artinya hipotesis diterima dengan taraf nyata 5% dan kontribusi 74%.

c. SOP

SOP yang ditetapkan oleh PT Intan Pariwara agar seluruh karyawan mematuhi peraturan perusahaan dan mengarahkan karyawan agar berwawasan mutu dalam bekerja untuk memenuhi permintaan pelanggan. Peubah standar sistem operasional (X3) berkontribusi (58%) dalam membentuk efektivitas implementasi ISO 9001:2008. Hal ini menunjukkan bahwa peubah standar sistem operasional berpengaruh nyata terhadap implementasi ISO 9001:2008 dengan nilai t 11,74 (> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96, maka hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh positif dan nyata antara peubah standar sistem operasional terhadap implementasi ISO 9001:2008 diterima dengan taraf nyata 5% dan kontribusi 58%.


(43)

d. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan pada setiap kegiatan perusahaan yang sudah terprogram, maupun belum terprogram pelaksanaanya untuk memudahkan saat dilakukannya evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Selain itu, dokumentasi juga mencakup kebijakan, sasaran dan manual mutu. Peubah dokumentasi (X4) memiliki kontribusi 67%. Hal ini menunjukkan bahwa dokumentasi mempunyai pengaruh cukup berarti dalam membentuk efektivitas implementasi ISO 9001:2008 dengan nilai t 12,42 (> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96 menunjukkan bahwa dokumentasi mempunyai pengaruh nyata dan positif sesuai hipotesis, sehingga hipotesis diterima dengan taraf nyata 5%. e. Pengendalian dokumen

Pengendalian dokumen dilakukan agar dokumen SMM dikelola dan dipelihara, sehingga mudah teridentifikasi saat akan digunakan. Tujuan dari pengendalian dokumen adalah mencegah digunakannya dokumen yang sudah kadaluarsa, memastikan dokumen jelas dan teridentifikasi, memperbarui dan meninjau kembali dokumen. Pengendalian dokumen (X5) mempunyai kontribusi 66% yang menunjukkan bahwa peubah X5 ini berpengaruh nyata dan positif dalam membentuk efektivitas implementasi ISO 9001:2008 dengan nilai t 13,03 (> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96 menunjukkan hipotesis diterima dengan taraf nyata 5%.

f. Infrastruktur yang dimiliki perusahaan

Penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk dan sangat penting sebagai sarana pendukung dalam implementasi ISO 9001:2008. Infrastruktur yang disediakan oleh PT Intan Pariwara adalah bangunan, ruang kerja, peralatan (hardware, maupun software) sarana komunikasi dan transportasi, fasilitas Mandi Cuci dan Kakus (MCK), serta mesin-mesin. Peubah


(44)

Infrastruktur yang dimiliki perusahaan (X6) berkontribusi (73%) dalam membentuk efektivitas implementasi ISO 9001:2008. Peubah ini berpengaruh nyata dengan nilai t 15,38 (> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96, menunjukkan hipotesis adanya pengaruh positif dan nyata antara peubah infrastruktur yang dimiliki perusahaan terhadap implementasi ISO 9001:2008 diterima dengan taraf nyata 5% dan kontribusi 73%.

g. Pelatihan karyawan

Pelatihan karyawan sangat diperlukan, karena bagi karyawan yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan persyaratan produk harus memiliki kompetensi tinggi. Peubah pelatihan karyawan (X7) mempunyai kontribusi paling tinggi, yaitu 82% dalam membentuk efektivitas implementasi ISO 9001:2008. Nilai tersebut berarti pelatihan karyawan berpengaruh positif dan nyata dengan nilai t 16,73 (> 1,96), semakin sering dilakukan pelatihan akan semakin efektif implementasi ISO 9001:2008. Penilaian responden yang tinggi diduga karena pada perusahaan penerbitan buku yang membutuhkan kreatifitas tinggi dalam layout dan desain sangat diperlukan pelatihan karyawan secara berkala. Selain itu, responden menyadari pentingnya pelatihan dalam keberhasilan menerapkan SMM karena dengan adanya pelatihan dapat meningkatkan motivasi dari semua orang dalam perusahaan, terutama dalam penyusunan prosedur kerja. Pelatihan mempunyai peran penting dalam perusahaan dimana, pelatihan karyawan akan menghasilkan pekerjaan yang bermutu tinggi. Hasil kerja yang bermutu merupakan salah satu alat untuk membangun kekuatan perusahaan sehingga tujuan perusahaan tercapai. Nilai t yang lebih besar dari 1,96 menunjukkan bahwa hipotesis diterima dengan taraf nyata 5%.

h. Komunikasi dan koordinasi

Komunikasi dan koordinasi pada PT Intan Pariwara terjadi antara pihak di dalam, maupun dengan pihak di luar perusahaan. Metode


(45)

komunikasi dalam bentuk tertulis atau verbal, pertemuan (meeting), conference. Komunikasi dengan pihak dalam perusahaan terjadi antara top manajemen dengan seluruh karyawan tentang ISO 9001:2008. Sedangkan komunikasi dengan pihak luar adalah pelanggan dilakukan untuk menangani permintaan, menampung keluhan-keluhan serta memberikan informasi produk yang dimiliki perusahaan. Peubah komunikasi dan koordinasi (X8) ini berkontribusi 78% dalam membentuk implementasi ISO 9001:2008. Peubah ini berpengaruh nyata dengan nilai t 16,23 (> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96, hipotesis menunjukkan adanya pengaruh positif dan nyata antara peubah komunikasi dan koordinasi terhadap implementasi ISO 9001:2008 diterima dengan taraf nyata 5% dan kontribusi 78%.

4.5.2 Peubah laten terikat produktivitas kerja karyawan

Peubah laten terikat produktivitas kerja karyawan dibentuk oleh beberapa peubah indikator, dimana setiap peubah indikator mempunyai pengaruh yang besarnya masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Kemauan kerja

Kemauan kerja menunjukkan bahwa seorang karyawan melakukan pekerjaan tanpa diperintah dan melakukan pekerjaan karena kesadaran yang timbul dari diri sendiri. Kemauan kerja muncul ketika seorang karyawan merasa mempunyai tanggungjawab atas pekerjaannya, bekerja dengan sungguh-sungguh tanpa adanya pengawasan dari atasan. Peubah kemauan kerja (Y1) memberikan kontribusi dalam membentuk produktivitas kerja karyawan PT Intan Pariwara 79% berpengaruh nyata dengan nilai t 14,99 (> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96 dapat disimpulkan bahwa peningkatan peubah kemauan kerja akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan 79% dengan taraf nyata 5%. Hal ini berarti peningkatan kemauan kerja akan lebih meningkatkan produktivitas kerja karyawan pada PT Intan Pariwara. Peubah kemauan kerja dinilai tinggi oleh responden, karena adanya asumsi bahwa karyawan tidak akan bekerja tanpa adanya kemauan kerja yang kuat.


(46)

b. Kemampuan kerja

Kemampuan kerja adalah kompetensi, ilmu yang dimiliki dan didukung ketrampilan kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Peubah kemampuan kerja (Y2) memberikan kontribusi 41% dalam membentuk produktivitas kerja karyawan PT Intan Pariwara, berpengaruh nyata dengan nilai t 6,18 (> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96, dapat disimpulkan bahwa peningkatan peubah kemampuan kerja akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan 41% dengan taraf nyata 5%. Walaupun kontribusi yang diberikan oleh peubah kemampuan kerja paling rendah, namun peningkatan atribut ini turut memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan pada PT Intan Pariwara.

c. Lingkungan kerja yang nyaman

Lingkungan kerja dapat memengaruhi seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Lingkungan kerja yang nyaman dapat membuat karyawan bekerja lebih baik. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan dan mengelola lingkungan kerja bagi karyawan yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk. Peubah lingkungan kerja nyaman (Y3) memberikan kontribusi 76% dalam membentuk produktivitas kerja karyawan, berpengaruh nyata dengan nilai t 8,79 (> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96, dapat dinyatakan bahwa peningkatan peubah lingkungan kerja nyaman akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan 76% dengan taraf nyata 5%. Artinya, peningkatan dari lingkungan yang nyaman akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan PT Intan Pariwara.

d. Penghasilan

Penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup bagi karyawannya mendorong seseorang untuk lebih bekerja giat. Penghasilan yang cukup menyebabkan karyawan lebih semangat bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Peubah penghasilan (Y4) memberikan kontribusi dalam membentuk produktivitas kerja karyawan pada PT Intan Pariwara 50% yang berpengaruh nyata dengan nilai t 6,42


(47)

(> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96, dapat disimpulkan bahwa peningkatan peubah penghasilan akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan 50% dengan taraf nyata 5 %. Hal ini berarti peningkatan penghasilan akan lebih meningkatkan produktivitas kerja karyawan yang ada di PT Intan Pariwara.

e. Jaminan sosial

Program jaminan sosial penting diadakan oleh perusahaan karena sangat membantu karyawan yang mengalami kecelakaan kerja, sehingga beban yang ditanggung oleh karyawan menjadi lebih ringan. Peubah jaminan sosial (X5) berkontribusi dalam membentuk produktivitas kerja karyawan 70% yang berpengaruh nyata dengan nilai t sebesar 8,45 (>1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96, dapat disimpulkan bahwa peningkatan peubah jaminan sosial akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan 70% dengan taraf nyata 5%. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jaminan sosial akan diikuti oleh peningkatan produktivitas kerja karyawan.

f. Kondisi kerja yang manusiawi

Kondisi kerja yang manusiawi membuat karyawan diperlakukan dengan baik oleh atasannya, sehingga dapat berpengaruh seorang karyawan dalam bekerja. Kondisi kerja yang berhubungan dengan penjadwalan dari pekerjaan, lamanya bekerja dalam sehari, deskripsi pekerjaan merupakan faktor yang penting diperhatikan, agar karyawan dapat merasa nyaman dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Peubah kondisi kerja yang manusiawi (Y6) berkontribusi 71% dalam membentuk produktivitas kerja karyawan dan berpengaruh nyata dengan nilai t 8,68 (> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96, dapat disimpulkan bahwa peningkatan peubah kondisi kerja manusiawi akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan 70% dengan taraf nyata 5%. Artinya, peningkatan faktor kondisi kerja manusiawi akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan di PT Intan Pariwara.

g. Hubungan kerja

Hubungan kerja yang dibina dengan baik dengan atasan, rekan kerja maupun bawahan penting dilakukan oleh setiap karyawan yang bekerja


(48)

dalam perusahaan. Hubungan kerja yang baik membuat kondisi kerja menjadi lebih nyaman, sehingga berpengaruh terhadap kinerja untuk meningkatkan produktivitas kerja. Peubah hubungan kerja (Y7) berkontribusi 54% dalam membentuk produktivitas kerja karyawan dan memiliki pengaruh nyata dengan nilai t 7,66 (> 1,96). Nilai t yang lebih besar dari 1,96 dapat disimpulkan bahwa peningkatan peubah hubungan kerja akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan 54% dengan taraf nyata 5%. Artinya, peningkatan faktor hubungan kerja akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan pada PT Intan Pariwara. 4.6. Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial untuk implementasi ISO 9001:2008 dan produktivitas kerja karyawan pada PT Intan Pariwara adalah :

1. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa untuk setiap indikator pembentuk efektivitas implementasi ISO 9001:2008 mempunyai nilai kontribusi tinggi, maka diharapkan PT Intan Pariwara dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan kondisi implementasi ISO 9001:2008 yang diterapkan saat ini dengan meningkatkan komunikasi dan koordinasi agar semua karyawan mengerti, memahami melalui sosialisasi secara rutin tentang kebijakan mutu perusahaan, sasaran mutu perusahaan, standar penilaian prestasi, hal-hal yang berkaitan untuk meningkatkan motivasi dan semangat kerja karyawan, sehingga berdampak pada peningkatan produktivitas kerja karyawan.

2. Hasil penelitian membuktikan bahwa implemetasi ISO 9001:2008 memberikan pengaruh bagi produktivitas kerja karyawan pada PT Intan Pariwara, maka perlu memperhatikan dan meningkatkan peubah indikator terendah untuk implementasi ISO 9001:2008 58% dan peubah indikator paling rendah untuk produktivitas kerja karyawan peubah indikator kemampuan kerja 41%.

3. Menyadari pentingnya peranan SDM sebagai aset yang penting dalam perusahaan dengan mengadakan pelatihan karyawan yang terprogram, sehingga dapat dilaksanakan secara berkala dengan mempertimbangkan pengalaman karyawan, pengetahuan, keterampilan, sasaran dan metode


(49)

pelatihan yang digunakan dalam meningkatkan keefektifan implementasi ISO 9001:2008 dan produktivitas kerja karyawan.

4. PT Intan Pariwara sebaiknya memfasilitasi keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan, sehingga setiap karyawan merasa dianggap dalam perusahaan dengan cara penggunaan sistem informasi untuk memberikan saran, pendapat dan diikutsertakan dalam rapat perusahaan.

5. PT Intan Pariwara perlu meningkatkan penyediaan fasilitas yang lebih baik untuk kelancaran pekerjaan, terkait dengan peningkatkan motivasi kerja karyawan seperti upah kerja, tunjangan dan bonus, jika karyawan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Selain itu, fasilitas yang berhubungan langsung dengan pekerjaan seperti ruang kerja, peralatan kerja, komputer juga perlu ditingkatkan, agar karyawan merasa nyaman dalam bekerja yang berdampak pada peningkatan produktifitas kerja karyawan.

6. PT Intan Pariwara perlu meningkatkan evaluasi mengenai implementasi ISO 9001:2008 melalui tindakan perbaikan atas penyimpangan yang terjadi dan mempunyai program peningkatan kerja secara terus-menerus.


(50)

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Implementasi ISO 9001:2008 di PT Intan Pariwara sudah efektif, yang ditunjukkan kondisi di lapangan seperti karyawan melakukan dokumentasi prosedur-prosedur kerja dan kegiatan yang telah dilakukan, adanya peningkatan jumlah judul buku yang diterbitkan, adanya sasaran mutu, melakukan pencatatan setiap melakukan pekerjaannya dengan tujuan mempermudah penelusuran terhadap kesalahan dan lebih fokus terhadap persyaratan pelanggan dalam pembuatan produk.

b. Implementasi ISO 9001:2008 memengaruhi produktivitas kerja karyawan di PT Intan Pariwara 82%, maka penerapan SMM ISO 9001:2008 akan meningkatkan produktivitas karyawan.

c. Faktor SMM ISO 9001:2008 yang berpengaruh adalah pelatihan karyawan (82%) dan faktor standar sistem operasional mempunyai pengaruh paling kecil (58%). Sedangkan produktivitas kerja karyawan yang berpengaruh yaitu kemauan kerja (79%) dan faktor kemampuan kerja mempunyai pengaruh terkecil (41%).

2. Saran

a. Meninjau kembali dan melakukan perbaikan terhadap sistem standar operasional yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini melalui evaluasi pelaksanaan sistem standar operasional secara berkala sehingga efektivitas implementasi ISO 9001:2008 dapat lebih ditingkatkan.

b. Meningkatkan kemampuan karyawan dengan cara mengadakan seminar dan pelatihan secara berkala, sehingga dapat berdampak pada peningkatan produktivitas kerja karyawan.


(51)

i

PT INTAN PARIWARA, KLATEN

Oleh

SEPTI PRIMA YESTI

H24080015

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012


(1)

Y5 = 0.70*Produkti, Errorvar.= 0.51 , R² = 0.49 (0.082) (0.15)

8.45 3.36

Y6 = 0.71*Produkti, Errorvar.= 0.50 , R² = 0.50 (0.082) (0.15)

8.68 3.25

Y7 = 0.54*Produkti, Errorvar.= 0.70 , R² = 0.30 (0.071) (0.15)

7.66 4.85

X1 = 0.71*ISO, Errorvar.= 0.49 , R² = 0.51 (0.048) (0.15)

14.77 3.19

X2 = 0.74*ISO, Errorvar.= 0.46 , R² = 0.54 (0.059) (0.16)

12.55 2.79

X3 = 0.58*ISO, Errorvar.= 0.66 , R² = 0.34 (0.050) (0.15)

11.74 4.40


(2)

X4 = 0.67*ISO, Errorvar.= 0.55 , R² = 0.45 (0.054) (0.16)

12.42 3.53

X5 = 0.66*ISO, Errorvar.= 0.57 , R² = 0.43 (0.051) (0.15)

13.03 3.71

X6 = 0.73*ISO, Errorvar.= 0.47 , R² = 0.53 (0.047) (0.15)

15.38 3.10

X7 = 0.82*ISO, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.68 (0.049) (0.16)

16.73 2.03

X8 = 0.78*ISO, Errorvar.= 0.40 , R² = 0.60 (0.048) (0.15)

16.23 2.57 Error Covariance for Y4 and Y1 = -0.17 (0.11)

-1.55

Error Covariance for Y5 and Y4 = 0.20 (0.11)


(3)

Error Covariance for X2 and Y4 = -0.19 (0.10)

-1.86

Error Covariance for X2 and X1 = 0.21 (0.11)

1.83

Error Covariance for X4 and X2 = 0.19 (0.11)

1.69

Error Covariance for X4 and X3 = 0.18 (0.11)

1.63

Error Covariance for X5 and X3 = 0.22 (0.11)

2.03

Error Covariance for X6 and X4 = -0.17 (0.11)

-1.58

Error Covariance for X7 and X2 = -0.09 (0.11)

-0.77

Error Covariance for X8 and Y4 = 0.26 (0.10)


(4)

Error Covariance for X8 and X5 = -0.15 (0.11)

-1.41

Produkti = 0.82*ISO, Errorvar.= 0.33, R² = 0.67 (0.044)

18.71

Correlation Matrix of Independent Variables

ISO --- 1.00

Covariance Matrix of Latent Variables

Produkti ISO --- --- Produkti 1.00


(5)

Goodness of Fit Statistics (GoF) Degrees of Freedom = 78

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 109.69 (P = 0.010) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 31.69

90 Percent Confidence Interval for NCP = (7.98 ; 63.43) Minimum Fit Function Value = 0.40

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.30 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.075 ; 0.59) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.062

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.031 ; 0.087) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.23

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.81 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (1.59 ; 2.11)

ECVI for Saturated Model = 2.24 ECVI for Independence Model = 20.07

Chi-Square for Independence Model with 105 Degrees of Freedom = 2117.64 Independence AIC = 2147.64

Model AIC = 193.69 Saturated AIC = 240.00 Independence CAIC = 2202.87

Model CAIC = 348.34 Saturated CAIC = 681.86

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.058 Standardized RMR = 0.058

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.99 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.98 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.64

Normed Fit Index (NFI) = 0.98 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.02 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.73

Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.02

Relative Fit Index (RFI) = 0.97 Critical N (CN) = 273.68

The Problem used 38168 Bytes (= 0.1% of Available Workspace) Time used: 0.266 Seconds


(6)

ii bimbingan H. MUSA HUBEIS.

Perkembangan bisnis dan ketatnya persaingan membuat segala macam bentuk perusahaan untuk menghasilkan produk bermutu, maka pengelolaan sistem manajemen mutu (SMM) semakin dirasa perlu dan mendesak untuk diterapkan dalam perusahaan. PT Intan Pariwara merupakan salah satu perusahaan penerbitan dan percetakan buku yang sudah mendapatkan sertifikasi SMM berupa ISO 9001:2008, yang diakui secara internasional guna meningkatkan daya saing produknya.

Penelitian ini bertujuan (1) Mengkaji implementasi SMM ISO 9001:2008 di PT Intan Pariwara, (2) Menganalisis pengaruh implementasi SMM ISO 9001:2008 terhadap produktivitas kerja karyawan, serta (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi SMM ISO 9001:2008 dan produktivitas kerja di PT Intan Pariwara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi langsung dan penggunaan kuesioner kepada karyawan PT Intan Pariwara. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, data perusahaan dan publikasi elektronik. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation

Modelling (SEM) yang diproses dengan menggunakan program Linear Structural

Relationship (Lisrel) 8.30.

Karakteristik karyawan di PT Intan Pariwara didominasi oleh laki-laki 70%, berusia 26-45 tahun (41%), lulusan SMA 44% dan telah bekerja selama lebih dari 10 tahun (38%). Implementasi ISO 9001:2008 di PT Intan Pariwara sudah efektif dan memengaruhi produktivitas kerja karyawan 82%. Hal ini berarti bahwa penerapan ISO 9001:2008 dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Indikator pelatihan karyawan memiliki kontribusi paling besar dalam membentuk SMM ISO 9001:2008, yaitu 0,82 (82%) dan kontribusi terkecil dari peubah standar sistem operasional 0,58 (58%). Kontribusi terbesar terhadap produktivitas kerja karyawan adalah peubah kemauan kerja 0,79 (79%) dan peubah kemampuan kerja memberikan kontribusi terkecil 0,41 (41%).