5 a
b Gambar 1.Wadah pemeliharaan ikan lele Clarias sp. a.;Wadah pemeliharaan
ikan nila sebagai filter biologi b.
2.3 Pemeliharaan Benih 2.3.1 Penebaran Benih
Benih lele ditebar kedalam 6 bak pemeliharaan dengan kepadatan 2000, 2500, dan 3000 ekorm
3
sesuai rancangan penelitian. Benih lele yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih yang berumur 40 hari dengan ukuran panjang
5,32±0,17 cm dan bobot 1,41±0,10 gram yang dikelompokan berdasarkan sumber benih yaitu BS dan BL. Ke dalam kolam ditebar ikan nila yang berukuran 3-5 cm
dengan kepadatan 35 ekorm
2
atau sebanyak 1750 ekor per kolam.
2.3.2 Pemberian Pakan
Selama pemeliharaan, pakan yang diberikan berupa pakan komersil yang berupa pakan apung dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari, yaitu pukul
08.00, pukul 13.00, dan pukul 17.00 WIB dengan pemberian pakan secara at satiation.
2.3.3 Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
Ikan lele yang sakit biasanya disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila yang merupakan jenis bakteri patogen yang dapat menyebabkan
penyakit sistemik merusak sel dan jaringan dalam tubuh yang menimbulkan kematian ikan secara masal. Benih ikan lele yang terserang penyakit tersebut,
ditanggulangi dengan treatment air dengan perendaman ikan pada larutan Kalium Permanganat PK sebanyak 1,5-3 ppm selama 30-60 menit, selain itu juga
melalui pemberian pakan campuran dengan obat menggunakan Oxytetracycline
6 OTC sebanyak 0,5 gram, Cyprofish sebanyak 3 gram, atau bawang putih
sebanyak 20 gram dalam 1 kg pakan. Sedangkan langkah yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit adalah menjaga kebersihan alat
–alat yang digunakan, serta penggunaan alat yang berbeda untuk benih sehat dengan benih yang yang
telah terserang penyakit. Pencegahan penyakit juga dilakukan melalui manajemen kualitas air yang baik, seperti membersihkan kotoran yang ada didasar bak, dan
pengaliran air. Gejala klinis yang terjadi antara lain membengkaknya rongga perut oleh cairan, tukak borok yang ditandai dengan luka pada kulit dan otot,
haemorhagic septicaemia yang disebut juga “infectious dropsy” Kabata, 1985.
2.3.4 Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air diperlukan agar benih lele tetap sehat selama pemeliharaan. Kualitas air yang diukur adalah suhu, pH, DO, TOM dan TAN.
Selain kualitas air, dilakukan kegiatan pergantian air dengan sistem resirkulasi. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan dengan menggunakan alat ukur,
seperti termometer, pH meter, DO meter dan Spektrofotometer. Pengukuran kualitas air dilakukan seminggu satu kali pada pukul 09.30 WIB kecuali
pada pengukuran suhu yang dilakukan setiap hari pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB.
2.4 Parameter Pengamatan 2.4.1 Kelangsungan Hidup KH