Koefisien Keragaman Panjang Parameter Kualitas Air Identifikasi Bakteri Patogen

13

3.1.5 Koefisien Keragaman Panjang

Nilai rata-rata koefisien keragaman panjang ikan lele yang diperoleh pada perlakuan padat tebar 2000, 2500, dan 3000 ekorm 3 masing-masing adalah 10,50, 8,65 dan 8,12 sedangkan koefisien keragaman panjang rata-rata benih BS lebih tinggi dibanding benih BL, yakni masing-masing 8,96 dan 7,81 Lampiran 7. Secara keseluruhan koefisien keragaman panjang ikan yang paling tinggi adalah benih BS yang dipelihara pada kepadatan 2000 ekor, yakni 11,69 Gambar 7. Gambar 7. Koefisien keragaman panjang ikan lele Clarias sp. pada benih sendiri dan benih luar pada padat penebaran 2000, 2500, dan 3000 ekorm 3 dalam sistem resirkulasi.

3.1.6 Parameter Kualitas Air

Kualitas air selama pemeliharaan masih berada dalam kisaran optimal untuk pertumbuhan ikan lele. Berikut merupakan nilai kualitas air pada masing- masing perlakuan disajikan pada Gambar 8 dan Tabel 1. 14 Keterangan : Inlet : sumber air yang keluar dari sistem filter masuk ke dalam wadah pemelihataan. Outlet : sumber air yang keluar dari wadah pemeliharaan masuk ke dalam sistem filter. Gambar 8. Kualitas air media pemeliharaan ikan lele Clarias sp. selama penelitian. Tabel 1. Kisaran kualitas air selama pemeliharaan Parameter kualitas air Perlakuan perbedaan padat tebar Pustaka 2000 ekorm 3 2500 ekorm 3 3000 ekorm 3 Suhu ˚C 24-33 24-33 24-33 22-32 BBAT, 2005 pH 6,54-7,56 6,54-7,48 6,54-7,60 6,5-8,5 Boyd, 1990 DO mgl 1,4-3,5 1,3-2,9 1,1-3,5 1,0 BBAT, 2005 Amonia mgl 0,0028-0,2042 0,0028-0,2256 0,0028-0,2568 0,05-0,2 Wedemeyer, 2001 TAN mgl 0,942-12,33 0,942-11,33 0,942-11,66 1,37-2,2 WHO, 1992 dalam Effendi, 2003 TOM mgl 29,2- 248,2 29,2-233,6 29,2-248,2 kisaran nilai yang baik menurut pustaka

3.1.7 Identifikasi Bakteri Patogen

Berdasarkan hasil identifikasi koloni bakteri yang berasal dari ginjal dan luka borok, koloni yang tumbuh pada media TSA adalah bakteri A. hydrophila yang terdapat pada ginjal dan Acinetobacter yang terdapat pada luka borok Lampiran 8. Berikut adalah morfologi koloni bakteri yang dapat dilihat pada Gambar 8. Koloni dari ginjal Koloni dari luka borok Gambar 8. Hasil pengamatan koloni bakteri dari ginjal dan luka borok pada ikan lele Clarias sp. pada media TSA yang diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar. 15

3.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN Azolla sp. PADA SISTEM RESIRKULASI YANG BERBEDA DALAM PEMELIHARAAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

1 12 31

Pengaruh Padat Penebaran terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) pada Pendederan Menggunakan Sistem Resirkulasi dengan Debit Air 22 L/menit/m³

0 6 68

Pengaruh Padat Penebaran tehadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) dalarn Sistem Resirkulasi dengan Debit Air 33 lpm/m³

0 18 74

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo Clarias Sp. Pada Padat Penebaran 15, 20, 25, Dan 30 Ekor/Liter dalam Pendederan Secara Indoor dengan Sistem Resirkulasi

0 10 58

Kinerja Produksi Pendederan Lele Sangkuriang Clarias sp. pada Padat Penebaran 35, 40, 45 dan 50 ekor/liter dengan Ketinggian Media 30 cm

0 2 82

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat Anguilla marmorata ukuran 1 gram dalam sistem resirkulasi pada padat penebaran berbeda

0 3 28

Pengaruh Padat Penebaran Dengan Ukuran Yang Berbeda Pada Sistem Pendederan Terhadap Kinerja Pertumbuhan Benih Ikan Lele Clarias

0 4 29

Kinerja Probiotik Bacillus Sp. Pada Pendederan Benih Ikan Lele (Clarias Sp.) Yang Diinfeksi Aeromonas Hydrophila

0 5 33

PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN PADAT PENEBARAN YANG BERBEDA PADA WADAH RESIRKULASI African catfish (Clarias gariepinus) seed growth with different stocking density on recirculation container

0 0 7

PENGARUH PADAT PENEBARAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) DI BALAI BENIH IKAN (BBI) KOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO

0 0 8