Tujuan Penelitian Model pengembangan perikanan pelagis di Perairan Maluku

dapat merupakan bahan referensi bagi pengembangan perikanan pelagis, 4 bahan masukan pengembangan industri perikanan tangkap di daerah Maluku.

1.5 Kerangka Pemikiran

Potensi sumberdaya perikanan di perairan Maluku belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Potensi sumberdaya perikanan di perairan Maluku sebesar 1.640 juta tontahun, tingkat pemanfaatannya mencapai 42 DKP Maluku 2007. Belum optimalnya pemanfaatan potensi ini disebabkan karena minimnya sarana dan prasarana penangkapan yang tersedia, kurangnya modal usaha, sumberdaya manusia rendah, penguasaan teknologi masih sederhana, belum terciptanya kemitraan, jangkauan operasi armada penangkapan ikan dekat pantai, peran serta pemerintah daerah masih kurang, pendapatan nelayan rendah serta kebijakan pemerintah dalam menerapkan program dan strategi dinilai kurang tepat sasaran. Kegiatan untuk memanfaatkan sumberdaya ikan semakin meningkat perannya dalam kegiatan usaha penangkapan ikan. Untuk itu, diperlukan adanya pengkajian secara menyeluruh, baik aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi. Aspek biologi terkait erat dengan ketersediaan sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan. Aspek teknis berhubungan erat dengan teknologi dan armada penangkapan. Aspek sosial terkait erat dengan tenaga kerja nelayan dan kesejahteraan serta kemungkinan adanya dampak negatif yang diderita oleh nelayan. Sedangkan aspek ekonomi yang menyangkut efektivitas dan efisiensi biaya operasional yang berdampak pada pendapatan usaha nelayan. Secara teoritis kerangka pemikiran dirancang untuk melihat perikanan tangkap saat ini, dan berdasarkan kinerja yang ada dapat dilakukan berbagai strategi untuk perbaikan di masa depan atau berbagai alternatif pemecahannya. Secara teknis operasioanal, kerangka penelitian dibangun berdasarkan pada issu pengelolaan perikanan di wilayah penelitian. Untuk mewujudkan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, maka dibutuhkan strategi pengelolaan perikanan yang tepat. Dilihat dari perspektif pengelolaan keberlanjutannya, belum ada kajian komprehensif yang sekaligus mencakup berbagai dimensi berkelanjutan yaitu dimensi biologi, ekonomi, sosial, teknologi dan pemasaran, padahal kondisi dimensi tersebut dapat menggambarkan status keberlanjutan perikanan tangkap dan dijadikan pertimbangan pembangunan perikanan ke depan. Kondisi perikanan yang bersifat kompleks di perairan Maluku, maka dibutuhkan suatu pendekatan sistem agar dapat mengkaji berbagai dimensi yang terkait secara komprehensif dan terintegrasi. Kajian dibatasi pada perikanan pelagis dengan tujuan untuk mengetahui potensi sumberdaya ikan pelagis, teknologi tepat guna yang akan diterapkan dan jumlah alokasi unit penangkapan yang optimum serta memodifikasi strategi pengembangannya. Potensi sumberdaya diperoleh melalui analisis Schaefer dan outputnya dapat digunakan untuk menentukan status pemanfaatan dan peluang pengembangan sumberdaya ikan pelagis. Pemanfaatan potensi sumberdaya ikan pelagis dibutuhkan teknologi penangkapan tepat guna dan dianalisis melalui pendekatan teknologi, biologi dan sosial ekonomi dengan menerapkan metode multi criteria analysis MCA. Salah satu karakterisitik sumberdaya ikan pelagis kecil adalah milik bersama common property, yang berimplikasi terhadap tingkat pemanfaatan yang berlebih overfishing, oleh karena itu teknologi penangkapan tepat guna yang sudah diperoleh harus diatur alokasi optimumnya dan untuk tujuan tersebut dapat diterapkan analisis linear goal programming LGP. Langkah selanjutnya untuk mewujudkan perikanan yang berkelanjutan adalah menentukan kebijakan strategis untuk itu, dibutuhkan pendekatan sistem, faktor-faktor yang berpengaruh, yang selanjutnya dianalisis dengan Analitical Hierarchy Process AHP. Hasil dari analisis ini akan digunakan untuk membuatmerancang suatu model konseptual yang merupakan gambaran hasil kajian kondisi saat ini diharapkan dapat dirumuskan kedalam suatu bentuk kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Maluku pada perikanan tangkap yang bertanggungjawab dan berkesinambungan secara konsisten. Kerangka pikir dalam menyusun kebijakan model pengembangan perikanan pelagis dan desain alat tangkap di perairan Maluku disajikan pada Gambar 2, sedangkan alur tahapan penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.