Kesimpulan Saran Model pengembangan perikanan pelagis di Perairan Maluku
DAFTAR PUSTAKA
Abidin SZ, 2004. Kebijakan Publik. Yayasan Pancur Siwah Jakarta. Hal 63-76. Andarto E, Sutedjo D. 1993. Proses Perencanaan Kapal Tuna Long Line.
Surabaya. Halaman 76-89. Adhuri DL,Wahyono A, Indrawasih R. 2005
. Fishing In, Fishing Out: Memahami
Konflik-Konflik Kenelayanan di Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur. Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan PMB-
LIPI. Jakarta.
Atmaja SB, Haluan J. 2003. Perubahan Hasil Tangkapan Lestari Ikan Pelagis di Laut Jawa dan Sekitarnya. Buletin PSP Vol XII No. 2. Hal 31-40.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Atmaja SB, Wiyono ES, Nugroho D. 2001. Karakteristik Sumber Daya Ikan
Pelagis Kecil di Laut Cina Selatan dan Perkembangan Eksploitasinya. Buletin PSP Vol X No. 1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.
Halaman 51-64. Arif S. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. 135 hal.
Arif S. 2007. Konflik Nelayan dan Pengkavlingan Laut
http:groups.yahoo.comgroupppi-kyushumessage1801 . Tanggal
18-01-2010 Ayodhyoa 1972. Craft and Gear. Corespondence Course Center. Jakarta.
Bahari R, 1989. Peranan Koperasi Perikanan dalam Pengembangan Perikanan Rakyat. Jakarta. 18-19 Desember 1989. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian Jakarta. 125 hal.
Baruardi ASR. 2002. Model Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Gorontalo. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. 167 hal.
Barus H, Badrudin, Naamin. 1991. Potensi Sumberdaya Perikanan laut dan Strategi Pemanfaatannya Bagi Pengembangan Perikanan yang
Berkelanjutan. Prossiding Forum II Perikanan, Sukabumi, 18-21 Juni 1991. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian Republik Indonesia, Jakarta. 170 hal.
Mulyono S, 1991. Operations Research. Lembaga Penerbit. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 247 hal.
Baskoro MS, Sondita MFA, Solihin I. 2006. Alat Penangkapan Ikan Berwawasan Lingkungan. Di dalam: Kumpulan Pemikiran Tentang Teknologi
Perikanan Tangkap yang Bertanggungjawab. Kenangan Purnabakti Prof.Dr.Ir. Daniel R. Monintja. M.Sc. Bogor: FPIK. 7-18 hal.
[BPIS] Badan Pengembangan Industri Strategis 1989. Peraturan Konstruksi Kapal Niaga. Jakarta 113 hal.
[BKI] Biro Klasifikasi Indonesia 1996. Buku Peraturan Klasifikasi dan Konstruksi Kapal Laut-Peraturan Kapal Kayu. Jakarta. 75 hal.
Boer M, Azis KA, Widodo J, Djamali A, Gofar A, Kurnia R. 2001. Potensi, Pemanfaatan dan Peluang Pengembangan Sumberdaya ikan Laut di
Perairan Indonesia. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. 44 hal.
Boxton K.1957. Enginering Economics and Ships Design. School of Marine Technology University of Newcastle. Upon Tyne. UK. 45 hal.
[BPS Maluku] Badan Pusat Statistik Maluku. 2007. Maluku Dalam Angka. Tahun 2007. Badan Pusat Statistik Maluku. 606 hal.
Briguglio L, 1995. Small Island States and Their Economics Vulnerabilities. World Development, 23.p1615-1632.
Brown K, 1957. Kapal-Kapal Kayu untuk Perikanan Laut. Jawatan Perikanan Laut. Jakarta.57 hal.
Charles AT. 2001. Sustainability Fisheries System. Blackwell Science Ltd. Oxford.370p.
Choliq A, Sofwan O, Wirasasmita RA. 1993. Evaluasi Proyek Suatu Pengantar. Bandung. Pionir Jaya.89 hal
Clark CW, 1985. Bioeconomic Modelling and Fisheries Management. John Wiley Sons, New York .300 p.
Cochrane KL, 2002. A Fishery Managers Guidebook. Management Measures and Their Application. Senior Fishery Recources Officer. Fishery
Recources Division, FAO Fisheries Departement. Rome. 231 p Cunningham S, 1981. The Evolution of Objectives of Fisheries Management
during the 1970’S. Ocean Management., 1: 7-12. Dahuri R. 2002, Membangun Kembali Perekonomian Indonesia Melalui Sektor
Perikanan dan Kelautan. Lembaga Informasi dan Studi Pembangunan Indonesia. Jakarta. 157 hal.
De Coning CB. 1995. The Nature and Role of Public Policy, Chapter 1 [DEPDIKBUD] 1990 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1090 hal. Direktorat Produksi. Direktorat Jenderal Perikanan. 2000. Petunjuk Teknis
Penangkapan Ikan Ramah lingkungan. Jakarta. 88 hal. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Direktorat Jenderal
Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. DKP RI. 2007. Teknologi Tepat Guna Untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. 129 hal.
Desentralisasi Kelautan dan Kesejahteraan Nelayan 2008. http:web.ipb.ac.id~pksplindex.php?option=com_contenttask=vie
wid=40Itemid=49 Tanggal 18-01-2011
[DJPT] Ditjen Perikanan Tangkap. 2004. Strategi Pengelolaan Kawasan Perikanan Terpadu di Sentra-Sentra Kegiatan Nelayan. Buletin
Kawasan 13. Halaman 17-19. [DKP] Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku 1997. Maluku Dalam
Angka. [DKP] Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku 2007. Pokok-pokok
dalam pengaturan Perikanan Tangkap. Makalah ini disampaikan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku pada Kegiatan
Bimbingan dan Sosialisasi Ketentuan Penanaman Modal Kerjasama BKPM dan BKMPD Provinsi Maluku. Tanggal 16 Agustus 2007.
2003. Data Spasial Sumberdaya Perikanan dan Kelautan, Provinsi Maluku. 267 hal.
2004 Laporan Tahunan. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku. 105 hal
2005 Laporan Tahunan. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku. 110 hal.
2006 Laporan Tahunan. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku. 121 hal
2007. Laporan Tahunan. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku. 125 hal.
[DKP] Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku. 2007
a
.Ground Chek Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku. 134 hal
[DKP] Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, 2006. Data Statistik Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku. 356 hal.
[DKP] Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku 2008. Pemetaan Sumberdaya Ikan di Provinsi Maluku. 245 hal.
[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan RI 2006. Perikanan Tangkap Indonesia Suatu Pendekatan Fisiologis dan Analisis Kebijakan
tanggal 25 Juli 2006. http:www.dkp.go.id.,Tanggal
18-01-2011. [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan Probolinggo 2008. Penggunaan
Cool Box bagi Operasi Penangkapan Ikan. 5 hal. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap 2002. Statistik Perikanan Tangkap
Indonesia 2000. Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktur Jenderal Perikanan tangkap. Jakarta.
2004. Kebijakan Pembangunan Perikanan Tangkap. Disampaikan Pada Rapat Koordinasi Relokasi Nelayan Tingkat Nasional Tahun
2004 Tanggal 9 – 10 Desember 2004 di Hotel Ibis Mangga Dua. Jakarta. Dirjen Perikanan Tangkap. Departemen Kelautan dan
Perikanan. Jakarta. 4 Hal.
Eriyatno. 1998. Ilmu Sistem. Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor: IPB Press. 147 hal.
[FAO] Food Agriculture Organization 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries. Rome. 59 hal.
Fauzi A. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan. Isu, Sintesis, dan Gagasan. PT Gramedia Pustaka Utama. 259 hal.
Fauzi A, Suzy, A. 2005. Pendekatan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan untuk Analisis Kebijakan. Jakarta: Gramedia Pusaka Utama. 343 hal.
Fyson J. 1985. Desain of Small Fishing Vessels. Fishing News Book Ltd. Farm. Survey. England. Hal 35-37.
Gulland JA. 1983. Fish Stock Assessment : A Manual of Basic Methods. New York: John Wiley Sons. 223p.
Haluan J, Nurani TW. 1988. Penerapan Metode Skoring dalam Pemilihan Teknologi Penangkapan Ikan yang Sesuai untuk dikembangkan di
Suatu Wilayah Perairan. Bulletin PSP Vol II, No1. Hal 3-16 Fakultas Perikanan. IPB. Bogor.
Hanafiah, Saefudin AM.1986. Tata Niaga Hasil Perikanan. UI Press.Jakarta. 69 hal.
Heriawan Y. 2008. Alokasi Unit Penangkapan Ikan Pelagis Kecil di Perairan Pandeglang Banten: Menuju Perikanan Tangkap yang Terkendali.
[Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 114 hal.
Hermawan M. 2006. Keberlanjutan Perikanan Tangkap Skala Kecil Kasus Perikanan Pantai di Serang dan Tegal. [Disertasi]. Bogor: Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 389 hal. Ihsan. 2000. Kajian Model Pengembangan Perikanan Tangkap dalam Rangka
Pengelolaan Laut secara Optimal di Daerah Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan. Thesis. Program Pascasarjana. IPB. Bogor. 106 hal.
[IPPTP] Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. 1998. Pembuatan Peti Palka Berinsulasi. Brosur. DKI Jakarta. 5 hal.
Jusuf N. 2005. Analisis Kebijakan Pembangunan Perikanan Tangkap dalam rangka Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Selatan
Gorontalo. Disertasi telah dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 8 hal
Kadariah, Karlina, Gray. 1999 Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Revisi. LPEM. FEUI.181 hal
Karunia RL, Haluan J, Monintja DR, Ratnawati A. 2008. Analisis Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu. Analysis on Property of Fisherman in Kepulauan Seribu Adminitration Regency. Buletin PSP Vol XVII No. 1. Hal 44-
70. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.
Kebijakan perikanan dan Kelautan . 2006. Issu, Sintesis dan Gagasan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,. Jakarta 10270.
www.gramedia.com.Tanggal 18-01-2011.
Kesteven GL.1973. Manual of Fisheries Science. Part 1. An Introduction to Fisheries Science. FAO Fisheries Technical Paper. No 118. 43 p
King M. 1995. Fisheries Biology, Assesment and Management. Fishing News Book, Farnham Surrey. England. 342 p.
[KOMNASKAJIKANLUT].Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Perikanan Laut 2008. Potensi, Pemanfaatan dan Peluang Pengembangan Sumber
Daya Ikan Laut di Perairan Indonesia. Jakata: Kerjasama Komnaskajikanlut dan FPIK IPB. 39 hal.
Kuncoro, W. 2005. Penanganan Hasil Tangkap Sistem Pembekuan. Pusat
Pengembangan dan pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian. Cianjur. 75 hal.
Kusumastanto T. 1996. Dampak Sosial Ekonomi Pelarangan “Pukat Harimau” Trawl: Tinjauan Kebijakan Sumberdaya Perikanan. Makalah pada
Diskusi Ilmiah Pemanfaatan Sumberdaya Ikan di ZEEI dan Permasalahan Pukat Harimau di Indonesia. Kerjasama Fakultas
Perikanan IPB dengan Jaringan Kerja Teknologi Penangkapan Ikan di Indonesia.
[LAN RI] Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2007. Kajian Manajemen Strategik, LAN RI. Jakarta.216 hal.
Lubis E. 2002. Pengantar Pelabuhan Perikanan. Laboratorium Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
Bogor. Institut Pertanian Bogor. 66 hal. Manggabarani H. 2003. Kebijakan Perikanan Tangkap dalam Kaitannya dengan
Pengamanan Sumberdaya Ikan. Lokakarya Nasional Hukum Laut. Penegakan Kedaulatan dan Hukum di laut Yuridiksi Negara Kesatuan
RI ditinjau dari Aspek Pengamanan Batas Wilayah dan Sumberdaya Nasional. 115 hal.
Mangkusubroto K, Trisnadi CL. 1985. Analisa Keputusan. Pendekatan Sistem dalam Manajemen Usaha dan Proyek. Ganeca Exact. Bandung. 79 hal.
Manetsch TJ, Park GL. 1976. System Analysis and Simulation With Application to Economic System. Part I. Chapter II. Michigan State University.
USA. p. 1-49. Manurung VT, Pranadji T, Mintoro A, Kirom MN, Isetiaji, A. Murtiningsih,
Sugiarto. 1998. Laporan Hasil Penelitian Pengembangan Ekonomi Desa Pantai. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan
Litbang Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian. 230 hal. Monintja DR. 1987 Beberapa Teknik Pilihan Untuk Memanfaatkan Sumber
Daya Hayati Laut di Indonesia. Buletin PSP 1. Halaman 14-25. Monintja DR. 2000. Prossiding Pelatihan untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah
Pesisir Terpadu. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 156 hal
Monintja DR. 2001. Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir dalam Bidang Perikanan Tangkap. Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu.
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. 156 hal.
Monintja DR, Yusfiandayani R. 2001. Pemanfaatan sumber Daya Pesisir dalam Bidang Perikanan Tangkap. Proceeding Pelatihan Untuk Pelatih
Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Bogor: Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan IPB. Halaman 56-65.
2003. Strategi Pengembangan Sumberdaya Perikanan Tangkap Berbasis Ekonomi Kerakyatan. Seminar Nasional Strategi
Pengembangan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Berbasis Kerakyatan. Riau. 12 hal.
2005. Makalah Seminar Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap di Kabupaten Kupang, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 156 hal. Martosubroto P. 2007. Pemanfaatan Sumberdaya Ikan di ZEE. Materi Kuliah.
Program Studi TKL, Institut Pertanian Bogor tidak dipublikasi. Masyahoro A. 2004. Model Pengembangan Perikanan Purse Seine yang
Berkelanjutan di Perairan Kabupaten Parigi Moutong, Teluk Tomini. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 263 hal.
Mulyono S. 1991. Operations Research. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 247 hal.
Murdiyanto B. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Pantai. Proyek Pembangunan Masyarakat Pantai dan Pengelaolaan Sumber Daya Perikanan. Jakarta:
COFISH Project. 200 hal. Murdiyanto B. 2007. Persepsi Terhadap Perubahan Perikanan Global dan Arah
Penelitian Global Fisheries Change and Research Needed. Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional Perikanan Tangkap Departemen
PSP FPIK.IPB. 5 Desember 2007. Nanda A. 2004. Pengukuran dan Penggunaan GT Kapal Ikan di Indonesia.
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Institut Pertanian Bogor. 115 hal.
Nasenda B.D dan A. Anwar. 1985. Program Liniear dan Variasinya. PT Gramedia. Jakarta.
Nikijuluw VPH. 2002. Rezim Pengelolaan Perikanan Sumberdaya Perikanan. Pusat Pemberdayaan dan Pembangunan Regional P3R dan PT.
Pustaka Cidesindo. Jakarta. 54 Hal. 2005. Politik Ekonomi Perikanan, Bagaimana dan Kemana
Bisnis Perikanan. PT. Fery Agung Corporation FERACO. Jakarta. Hal 78-79.
Nikijuluw VPH, Abrahams J, Dangeubun FDW. 2007. Kajian Data Base. Perikanan dan Kelautan Maluku untuk Kelayakan Investasi.Hal.57-59
Nomura M, Yamazaki. 1977. Fishing Techniques. Japan International Cooperation Agency. Tokyo. 65 hal.
Nurani TW. 1987. Seleksi Teknologi Penangkapan Ikan yang dapat Dikembangkan di Cilacap. Jawa Tengah. Skripsi Tidak
Dipublikasikan Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Institut Pertanian Bogor. 101 hal
Nurani TW. 1996. Usaha Perikanan Longline Tuna Beku Sashimi dan Kemungkinan Pengembangannya.[Tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 171 hal. Nurhakim S, Nikijuluw VPH, Nugroho D, Prisantoso BI. 2007. Status Perikanan
Menurut Wilayah Pengelolaan. Informasi dasar Pemanfaatan Berkelanjutan. 125 hal.
Pasaribu BP. 1985. Prossiding Seminar Pengembangan Kapal Ikan di Indonesia dalam rangka Implementasi Wawasan Nusantara. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. Hal 37-38 Pengakuan Hak Nelayan Tradisional 2008. Jakarta.
http:groups.google.comgrouppetanionlinebrowse_threadthread1ff 7af064b8b 1911
. Tanggal 18-01-2011
Pollnac RB, Morrissey. 1989. Aspect of Small Scale Fisheries Development. International Center for Marine Resource development at University
of Rhode Island. Hal 78 Purbayanto A, Riyanto M, Fitri A.D.P. 2010. Fisiologi dan Tingkah Laku Ikan
pada Perikanan Tangkap.Hal 53 Rangkuti F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Penenrbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 125 hal.
Rau. J.G and D.C. Wooten. 1980. Environmental Impact Analysis Handbook. Mc Graw Hill Book Company.
[RPPK] Revitalisasi, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 2005. 4 hal http:www.litbang.deptan.go.idspecialrppkfilesL2J1.pdf
Tanggal 18-01-2011
Riyanto B. 1991. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 3. Cetakan ke empat belas. Yayasan badan Penerbit Gajah Mada. Yogjakarta.317
hal. Rumajar T, Haluan J, Mawardi W. 2002. Pendekatan Sistem untuk
Pengembangan Usaha Perikanan Ikan Karang dengan Alat Bantu
Bubu di Perairan Tanjung Manimbaya Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. MARITEK. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol 2
No.1. Hal 69-99. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Saaty TL. 1980. The Analytic Hierarchy Process. Mc. Graw-Hill Book Co. hal 87-89
Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT Pustaka Binaman Perssindi. Jakarta. 270 hal.
1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Terjemahan oleh Liana. 177 hal.
Saaty TL. 1986. Decision Making for Leader. Edisi Bahasa Indonesia. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. 270 hal.
Sainsbury JC. 1996. Commercial Fishing Method an Introduction to Vessel and Gear. Third Edition. Cambridge Marston Book Service Ltd. 359 p
Satria A. 2002. Menuju Desentralisasi Kelautan. Diterbitkan atas Kerjasama Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, Partnership for
Governance Reform in Indonesia, dengan PT. Pustaka Cidesindo. Jakarta.
Salusu J. 1988. Pengambilan Keputusan Stratejik. Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Penenrbit PT. Grasindo. Jakarta. Hal 23.
Schaefer 1957. Bioeconomic Modelling and Fisheries Management. John Wiley and Sons. Toronto. Canada. 291 p.
Siswanto. 1990. System Komputer Managemen LINDO. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia Jakarta. 242 hal.
Siswosudarmo, M.E. Annimulla, B. Susilo. 2001. Analisis Sistem Dinamis Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi dan Manajemen. Penerbit. UMJ
Press. Jakarta. 415 hal. Siswanto. 1993. Goal Programming dengan menggunakan LINDO. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. 242 hal. Soekarwati. 1995. Pembangunan Pertanian. Raja Grafindo, Jakarta. 174 halaman.
Soekarsono NA. 1995. Pengantar Bangunan Kapal dan Ilmu Kemaritiman. PT Pamator Pressindo. Jakarta. 380 hal.
Sparre P, Venema SC. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Jakarta: Buku 1: Manual. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. 438
hal
Suharyanto, Jaya I, Sondita MFA, Haluan J, Moninjta DR. 2005. Evaluasi Kapasitas Masyarakat untuk Berpartisipasi Dalam Manajemen
Perikanan Parsipatif. Buletin PSP, Volume XIV. No.2 Hal. 24-35. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Sunarto N. 1985. Motor Serba Guna. Pragnya Paramita. Jakarta. Hal 98 .
Sutojo S. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Konsep, Teknik dan Kasus, Seni
Manajemen Bank. No 66. PT. Damar Mulia Pustaka. Penerbit Buku Manajemen Terapan dan Perbankan. Jakarta. 225 Hal.
Solihin I. 2003. Masalah dan Upaya Optimalisasi Usaha Perikanan Tangkap: Suatu Tinjauan Kebijakan. Konsep Pengembangan Sektor Perikanan
dan Kelautan di Indonesia. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. IPB. Hal 18-40
Suyasa IN, Sondita MFA, Nikijuluw VPH, Monintja DR. 2007. Status Pemanfaatan Ikan Pelagis Kecil dan Faktor Penentu Efisiensi Usaha
Perikanan di Perairan Pantai Utara Jawa. Buletin PSP Vol XVI No. 2. Hal 232-245. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2004. Tentang Perikanan. Hal 57.
Unus F, Darmawan, Novita Y. 2005. Analisis Kebijakan Internasional Mengenai Keselamatan Nelayan Kapal Ikan. Buletin PSP, Volume XIV. No 1
Hal 46-63. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor
Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah. CV Citra Utama 2004. Jakarta. 404 hal.
Widodo J, Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Yogyakarta: Gajah Mada Press. 252 hal.
Wilson B. 1990. Systems, Concepts, Methodologies and Application. New York: John Willy and Sons. 168p.
Wisudo SH, Nurani TW, Zulkarnain. 1994. Teknologi Penangkapan Ikan yang layak Dikembangkan di Labuan, Jawa Barat. Tidak dipublikasikan.
Fakultas Perikanan. IPB. 136 hal Wisudo HS. 2008. Pengembangan Perikanan Tangkap Bertanggungjawab di
Provinsi Nangroe Aceh Darusallam. Buletin PSP Vol XVII No.1. Hal 1-28. Fakultas Perikanan dan Kelautan. IPB.
Yulistyo. 2006. Analisis Kebijakan Pengembangan Armada Penangkapan Ikan Berbasis Ketentuan Perikanan yang Bertanggungjawab di Ternate,
Maluku Utara. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. 163 hal. Yuliansyah H. 2002. Pengembangan Perikanan Tangkap Untuk Pemberdayaan
Nelayan di Kepulauan Riau dalam Prespektif Otonomi Daerah. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 153
hal
LAMPIRAN
LAMPIRAN
ABSTRACT
ALBERTH CHRISTIAN, NANLOHY. Development of Fisheries Pelagic Model in Maluku Waters.
Supervised by MULYONO S. BASKORO, BUDHI H. ISKANDAR, DOMU SIMBOLON.
Pelagic fish resources are potential enough in Maluku so the development of fisheries in this area is a strategic effort. Based on this consideration, this research
was conducted. The objective of the research is to establish a conceptual development of fisheries pelagic model in Maluku waters. The analysis of potential
resource showed that exploitation rate and utilization rate a pelagic fishery in Maluku water has not been maximum yet. Analysis based on CCRF evaluation criteria
showed that pole and line fishing unit became the main alternative gear for the development of sustainable and environmentally safety fisheries in spite of pole and
line, surface gill net, and trawler. Analysis of scoring method based on biology, technic, social and economy showed that pole and line 743.87 got the priority to be
developed followed by pole and line 57.83, surface gill net 16.73 and purse seine 10.78. Analysis of AHP displayed that optimum allocation of fishing gear included
purse seine 257, beach seine 260, boat lift net 1419, pole and line 1457, troll line 40940 and surface gillnet 30000. Compared to actual allocation, there will be
a decrease in purse seine 15, beach seine 175 and boat lift net 240. It was proposed to develop a kite from fiber glass for pole and line fishing boat
as long as 2.75 m, with boat dimension of length 15.26, width 3.64, and height 2.672 m. The pole and line used circle-shaped hook No. 1 No. 1000-1500. The propose
pole and line boat dimension was l x b x d = 8.50 x 1.85 x 0.72 m using wood or fiberglass as main material, engine 2 x 15 HP or 1 x 40 HP, carosenne fuel, using
compass and lifejacket. The use of styrofoam in modification of pole and line boat deck aimed to produce skipjack loin which was an export commodity.
Fishing technology using a kite line pole made method could save exploitation cost. Modification and construction of pole and line boat that was proposed to be
developed was 20.7 m long, 3.1 m wide, 2.20 m high, using four units of 40 HP motor boat. Technology design of wings at trawler boat was very helpful in fishing
process. Analysis of strategic environment LINSTRA on fisheries development in
Maluku showed that cooperation between the government, community, and enterpreneur is required for the successfull policy implementation in the region, to
support the development of fishing gear in Maluku. Keywords: pelagic fisheries, technology, skipjack loin, winch technology,
conceptual model
RINGKASAN
ALBERTH CHRISTIAN NANLOHY. Model Pengembangan Perikanan Pelagis di Perairan Maluku. Dibimbing oleh MULYONO S. BASKORO, BUDHI
H.ISKANDAR, DOMU SIMBOLON.
Sumberdaya ikan pelagis cukup potensial di Maluku sehingga pengembangan perikanannya merupakan upaya strategis. Bertolak dari hal tersebut maka penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan suatu model pengembangan perikanan pelagis dan desain alat tangkap di perairan Maluku.
Metode analisis data untuk menentukan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis di perairan Maluku dilakukan dengan menggunakan analisis aspek biologi sesuai
pendekatan Gordon Schaefer. Metode analisis data untuk mendapatkan jenis armada penangkapan yang mempunyai keragaan ditinjau dari aspek biologi, teknis, sosial, dan
ekonomi dilakukan dengan menggunakan metode skoring. Metode analisis data untuk menyeleksi unit penangkapan ikan tertentu sesuai aspek keberlanjutan dan aspek ramah
lingkungan mengacu pada CCRF. Untuk mengkaji jumlah alokasi optimal alat tangkap dalam pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis di perairan Maluku dilakukan dengan teknik
linear goal programming LGP. Strategi kebijakan perikanan tangkap di Maluku dirumuskan dengan menggunakan analisis lingkungan strategi LINSTRA. Metode
deskriptif digunakan untuk memodifikasi prototipe alat penangkapan ikan di perairan Maluku. Analisis data untuk menentukan prioritas pengembangan unit penangkapan ikan
di perairan Maluku dilakukan dengan menggunakan metode SWOT dan AHP mengacu pada Saaty 1991.
Analisis potensi sumberdaya menunjukkan tingkat pemanfaatan ikan pelagis kecil adalah ikan tembang 86,58, selar 59,10, teri 58,61, layang 56,87 , kembung
45,72, komu 23,81. Tingkat pengupayaan ikan pelagis kecil adalah ikan teri 79,79, tembang 75,60, kembung 55,45, selar 47,01, komu 54,06, dan layang 45,50.
Tingkat pemanfaatan ikan tuna 51,10, tongkol 22,23, cakalang 13,03, tenggiri papan 2,12, layur 2,00, dan tenggiri 0,88, dengan tingkat pengupayaan adalah ikan
tenggiri 89,98, layur 30,12, tongkol 24,16, tuna 21,69, tenggiri papan 19,36, dan cakalang 14,21.
Hasil analisis berdasarkan kriteria penilaian CCRF menunjukkan bahwa unit penangkapan pancing tonda menjadi opsi pengembangan
utama disamping huhate, jaring insang permukaan, dan pukat cincin berdasarkan aspek keberlanjutan dan aspek ramah lingkungan.
Hasil skoring berdasarkan aspek biologi, teknis, sosial, dan ekonomi menunjukkan bahwa alat tangkap huhate 743,87 di prioritaskan untuk dikembangkan kemudian
diikuti oleh pancing tonda 57,83, jaring insang permukaan 16,73, dan pukat cincin 10,78. Analisis AHP menunjukkan bahwa untuk memenuhi fungsi tujuan yaitu
meminimalkan fungsi deviasi, maka alokasi optimal alat tangkap pukat cincin 257, pukat pantai 260, bagan 1419, huhate 1457, pancing tonda 40940, dan jaring
insang permukaan 30000. Dibandingkan alokasi faktual, terjadi pengurangan pada alat tangkap pukat cincin 15, pukat pantai 175, dan bagan 240. Pengurangan tersebut
sangat berdampak pada nelayan, ditinjau dari aspek tenaga kerja. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa permasalahaan sosial, sehingga kebijakan pengurangan alat
tangkap didahului dengan penyediaan lapangan kerja alternatif yang efektif bagi nelayan yang telah bersedia meninggalkan alat tangkap tersebut.
Diusulkan untuk dikembangkan modifikasi joran pancing dari fiberglass pada kapal huhate dengan panjang 2,75 m sedangkan ukuran panjang kapal 15,26; lebar
3,64; dan tinggi 2,62 meter, sedangkan pancing tonda menggunakan mata kail tipe kail circle-shaped No.1 Nomor 1000-1500. Kapal pancing tonda yang diusulkan
untuk dikembangkan berukuran p x l x d = 8,50 x 1,85 x 0,72 m menggunakan bahan utama kayu susun atau fibreglass, mesin 2 x 15 HP atau 1 x 40 HP, bahan
bakar kerosene, serta menggunakan kompas dan lift jacket. Modifikasi penggunaan bahan styrofoam pada palka kapal huhate bertujuan untuk menghasilkan produk
skipjack loin yang merupakan produk ekspor. Teknologi penangkapan dengan menggunakan metode layang-layang
mempunyai beberapa kelebihan antara lain: 1 menghemat BBM 30-50, 2 konstruksi layang-layang terdiri dari bambu dan plastik dengan ukuran tinggi 1 meter,
lebar 0,75 meter serta diameter bambu 1 cm, 3 biaya eksploitasi kecil. Modifikasi konstruksi kapal pukat cincin yang diusulkan pengembangannya adalah berukuran
panjang 20,7 meter, lebar 3,1 meter, tinggi geladak 2,20 meter dan tinggi garis muat 0,45 meter, dengan menggunakan tenaga penggerak mesin motor tempel berkekuatan
40 HP sebanyak 4 buah. Modifikasi winch pada kapal pukat cincin mempunyai keuntungan antara lain: 1 membantu nelayan pada saat penarikan jaring sehingga
dapat mempercepat proses operasi penangkapan, 2 lebih efektif. Perumusan strategi pengembangan perikanan tangkap didasarkan pada
pendekatan analisis lingkungan strategis LINSTRA terhadap informasi status sumberdaya ikan, dan alokasi unit penangkapan. Strategi-SO 2,90 meliputi
pengembangan usaha perikanan tangkap dengan penambahan armada kapal ikan, penerapan CCRF segera dilaksanakan agar sumberdaya tetap lestari, Strategi-ST
1,85 menerapkan aturan batas penangkapan sesuai dengan fungsi alat tangkap, menetapkan tempat pemasangan rumpon yang sesuai, memaksimalkan potensi
sumberdaya dan penentuan tempat galangan kapal perikanan pada desa nelayan produktif, Strategi-WO 1,65 peningkatan investasi dari luar daerah untuk
peningkatan usaha perikanan skala kecil, menyediakan cold storage dan pengadaan teknologi tepat guna untuk menjaga mutu ikan, Strategi-WT 1,20 menerapkan
adanya basic desain pada armada kapal perikanan yang akan dibangun, modifikasi alat tangkap, teknologi tepat guna dan menerapkan ukuran mata jaring yang selektif.
Diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pengusaha dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang berlaku di daerah dalam
menunjang pengembangan perikanan pelagis di perairan Maluku.
Kata kunci: perikanan pelagis, teknologi, skipjack loin, winch technology, model konseptual.
1 PENDAHULUAN