Index Vigor HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.

26 beda tetapi sumber terkaya dan mungkin tempat sintesisnya ditemukan pada buah,biji,tunas, daun muda dan ujung akar. Kandungan GA sangat bervariasi tergantung pada jenis jaringan dan tahap pertumbuhannya. Pada tunas bambu didapatkan kandungan giberellinsebesar 0,3 µgkg ,dan k andungan giberelin dalam spesies Phaseolus sp mencapai 18 mgkg Pessarakli,2001. Giberellin dalam ekstrak rebung dan ekstrak kecambah kacang hijau, pada proses perkecambahan konsentrasinya berkurang karena giberelin yang terikat dengan glukosa , juga digunakan untuk mengaktifkan enzim amilase dalam proses perkecambahan, seperti dinyatakan oleh Gardner et al 1991 bahwa pada saat perkecambahan, fitohormon giberelin menggiatkan aktifitas enzim hidrolitik , diantaranya enzim amilase. Tunas dorman disebabkan oleh kandungan giberelin yang rendah dari normalnya dan respon terhadap giberellin eksogen seperti dinyatakan Anwarudin dkk 1996 dalam Silvina 2007 bahwa penggunaan hormon tumbuh eksogen hanya dapat berpengaruh terhadap fisiologi tanaman, jika kandungan hormon di dalam jaringan tanaman belum mencukupi sehingga menjadi faktor pembatas.

2. Index Vigor

Vigor adalah sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja benih atau lot benih selama perkecambahan dan munculnya kecambah. Hasil analisis sidik ragam index vigor Lampiran 2b menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan respon beda nyata terhadap index vigor . Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa perlakuan yang 27 memberikan hasil vigor terbaik yakni pada pemberian GA3 0,1 gLdengan lama perendaman 30 menit, yakni sebesar 2,6157 dimana artinya setiap hari ada 2,6157 benih yang berkecambah. Pada perlakuan pemberian ekstrak rebung dan ekstrak kecambah kacang hijau pada berbagai konsentrasi dan lama perendaman tidak menunjukkan respon nyata pada hasil index vigor. Tabel 4. Rerata index vigor pada berbagai perlakuan Perlakuan Index Vigor jumlahhari Kontrol 0.9710 b GA3 0,1 gL, perendaman 30 menit 2.6157 a ERB 1000 gL, perendaman 1 jam 1.6230 b ERB 1000 gL, perendaman 2 jam 1.2080 b ERB 2000 gL, perendaman 1 jam 1.1383 b ERB 2000 gL, perendaman 2 jam 1.0357 b EKH 100 gL, perendaman 15 menit 1.3473 b EKH 100 gL, perendaman 30 menit 1.4650 b EKH 200 gL, perendaman 15 menit 1.5440 b EKH 200 gL, perendaman 30 menit 1.6700 b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak menunjukkan beda nyata pada jenjang nyata 5 berdasarkan uji DMRT. Hal ini disebabkan oleh adanya kinerja dalam benih yakni proses reaksi kimia selama perkecambahan, seperti adanya reaski enzim dan aktivitas respirasi.Adanya induksi giberelin sintetik dari luar, akan mendorong pembentukan RNA baru, cara kerjanya giberelin sintetik menginduksi enzim hodrolase, yang membuat cadangan makanan pada umbi dirombak menjadi energi untuk pertumbuhan tunas sehingga dormansi terpatahkan. Nilai index vigor berkaitan dengan jumlah benih yang berkecambah tiap hari kecepatan berkecambah, semakin besar jumlah benih yang berkecambah setiap harinya, maka semakin besar pula nilai index vigornya. 28 Benih yang memiliki vigor yang baik akan menghasilkan semai normal jika ditumbuhkan pada kondisi yang optimum dan dikatakan memiliki kekuatan tumbuh. Benih yang memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi akan dapat menghasilkan tanaman yang tegar di lapangan meski kondisi lapangan atau lingkungan tempat tumbuh tidak optimum. Parameter kekuatan tumbuh benih dapat diungkapkan oleh tiga kelompok tolak ukur yaitu laju perkecambahan, keserempakan tumbuh dan vigor spesifik Sadjad et al.1999 .

3. Koefisien Perkecambahan