Laju Pertumbuhan Tanaman HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.

36 Pembentukan anakan disebabkan banyak faktor salah satunya banyaknya tunas lateral yang dihasilkan. Seperti dikemukakan Cohat, 1982 dalam Huda 2007 bahwa ukuran bahan tanaman, jumlah tunas lateral dan waktu tanam mempengaruhi jumlah anakan per tanaman, ukuran umbi dan hasil umbi. Tunas lateral adalah tunas lain yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Banyaknya tunas lateral yang dihasilkan tersebut, dipengaruhi oleh kinerja hormon giberelin yang diinduksikan ke dalam umbi bawang merah. Giberellin menstimulasi kinerja auksin, yang mempengaruhi aktivitas meristem pada mata tunas untuk membentuk tunas lateral. Dari tunas lateral ini dapat membentuk cakram baru yang tumbuh menjadi kelopak daun, sehingga terbentuklah umbi baru.

4. Laju Pertumbuhan Tanaman

Penghitungan laju pertumbuhan tanaman dilakukan pada saat umur tanaman 2 minggu dan 4 minggu. Laju pertumbuhan tanaman menunjukkan pertambahan berat dalam komunitas tanaman per satuan luas tanah, dalam satu satuan waktu Sulistyaningsih dkk, 2005 dalam Kusuma 2012. Tabel 9. Rerata laju pertumbuhan tanaman Perlakuan CGR gcm 2 minggu Kontrol 0.00566 a GA3 0,1 gL, perendaman 30 menit 0.00566 a ERB 1000 gL, perendaman 1 jam 0.00750 a ERB 1000 gL, perendaman 2 jam 0.00650 a ERB 2000 gL, perendaman 1 jam 0.00800 a ERB 2000 gL, perendaman 2 jam 0.01033 a EKH 100 gL, perendaman 15 menit 0.00933 a EKH 100 gL, perendaman 30 menit 0.01050 a EKH 200 gL, perendaman 15 menit 0.01083 a EKH 200 gL, perendaman 30 menit 0.01083 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak menunjukkan beda nyata pada jenjang nyata 5 berdasarkan uji DMRT. 37 Hasil sidik ragam pada Lampiran 3d, menunjukkan bahwa semua perlakuan yang diberikan tidak memberikan respon nyata terhadap laju pertumbuhan tanaman . Berdasarkan histogram laju pertumbuhan tanaman Gambar 5 , menunjukkan bahwa perlakuan yang memberikan hasil laju pertumbuhan tanaman cenderung tinggi yakni pada perlakuan P8 EKH 200 gL dengan lama perendaman 15 menit dan P9 EKH 200 gL dengan lama perendaman 30 menit, yakni sebesar 0,010833 gcm 2 minggu. Hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan berat kering tanaman bawang merah pada perlakuan P8 dan P9 sebesar 0,010833 g untuk setiap 1 cm 2 luas lahan dalam setiap minggunya, dari 2 MST- 4 MST. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan giberelin, yang mempengaruhi pembesaran sel peningkatan jumlah ukuran dan mempengaruhi pembelahan sel peningkatan jumlah. Jumlah sel yang meningkat, termasuk di dalam jaringan pada daun memungkinkan terjadinya peningkatan fotosintesis, yang dapat mempengaruhi bobot tanaman Salisbury dan Ross, 1995 dalam Annisah 2009. Adanya kemampuan berfotosintesis dengan baik, menyebabkan fotosintat yang dihasilkan semakin meningkat. Fotosintat tersebut didistribusikan ke organ vegetatif tanaman,sehingga memacu pertumbuhannya. Organ-organ tanaman yang semakin cepat laju pertumbuhannya menyediakan tempat untuk terakumulasinya fotosintat, sehingga berat kering tanaman juga akan meningkat. 38 Gambar 5. Histogram Laju Pertumbuhan Tanaman Keterangan : P0 = Kontrol P1 = GA3 0,1 gL, perendaman 30 menit P2 = Ekstrak rebung 1000 gL, perendaman 1 jam P3 = Ekstrak rebung 1000 gL, perendaman 2 jam P4 = Ekstrak rebung 2000 gL, perendaman 1 jam P5 = Ekstrak rebung 2000 gL, perendaman 2 jam P6 = Ekstrak kecambah kacang hijau 100 gL, perendaman 15 menit P7 = Ekstrak kecambah kacang hijau 100 gL, perendaman 30 menit P8 = Ekstrak kecambah kacang hijau 200 gL, perendaman 15 menit P9 = Ekstrak kecambah kacang hijau 200 gL, perendaman 30 menit

5. Berat Umbi Konsumsi