Reorder Point Just In Time Production System

akan tetap dipertahankan, walaupun bahan baku akan berganti dengan yang baru Ahyari, 1992. Persediaan besi safety stock bahan adalah jumlah persediaan bahan yang minimum harus ada untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan yang dibeli agar perusahaan tidak mengalami stock out atau mengalami gangguan kelancaran kegiatan produksi karena habisnya bahan yang umumnya menimbulkan elemen biaya stock out. Untuk menentukan besarnya persediaan besi dapat dipakai metode statistika atau metode penaksiran langsung Supriyono, 1989.

10. Reorder Point

Reorder point ialah saat atau titik di mana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat pada waktu dimana persediaan di atas safety stock sama dengan nol. Dengan demikian diharapkan datangnya material yang dipesan itu tidak akan melewati waktu sehingga akan melanggar safety stock. Apabila pesanan dilakukan sesudah melewati reorder point tersebut, maka material yang dipesan akan diterima setelah perusahaan terpaksa mengambil material dari safety stock. Dalam penetapan reorder point haruslah kita memperhatikan faktor –faktor sebagai berikut; yaitu, penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang procurement lead time dan besarnya safety stock. Dalam penentuan reorder point haruslah memperhatikan faktor sebagai berikut : a. Pengguanaan material selama tenggang waktu mendapat barang procurement lead time b. Besarnya safety stock Reorder point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain : a. Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan presentase tertentu. b. Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock. Riyanto, 2001. Titik pemesanan ulang reorder point menurut Barry Render dan Jay Haizer 2001 dicari dengan cara : ROP = Permintaan per harilead time untuk pemesanan baru dalam hari = d x L Persamaan diatas mengasumsikan bahwa permintaannya sama dan bersifat konstan. Bila tidak demikian halnya, harus ditambahkan stok tambahan, seringkali disebut pengaman safety stock.

11. Just In Time Production System

Filosofi JIT Just in time memusatkan tujuan pada memelihara tingkat persediaan yang minimum. Bahan baku dibeli dan diterima hanya bila dibutuhkan. Penghematan biaya dari mengurangi ruang yang dibutuhkan untuk gudang persediaan, jumlah rupiah untuk penanganan material dan jumlah rupiah keusangan persediaan Tunggal, 1993. Sistem Just in time JIT mula-mula dirancang untuk lingkungan produksi deterministik, seperti waktu proses tetap dan mulus serta permintaan stabil. Bagaimanapun, sekali diterapkan, JIT penuh dengan berbagai jenis ketidakpastian, mencakup variasi dalam waktu proses dan permintaan, gangguan terhadap perencanan, seperti pemeliharaan pencegahan preventive maintenance dan gangguan yang tidak direncanakan, seperti kerusakan peralatan. Ketidakpastian mengarah pada penurunan volume produksi, penurunan utilitas mesin, peningkatan waktu penyelesaian order, peningkatan permintaan yang tertunda dan kebutuhan untuk kerja lembur. Dalam kondisi yang ideal, perusahaan yang menjalankan sistem JIT akan membeli bahan baku hanya untuk kebutuhan hari itu saja. Lebih lanjut perusahan tidak memiliki persediaan barang dalam prosespada akhir tersebut, dan semua barang jadi yang diselesaikan hari itu telah dikirimkan kepada pelanggan begitu produksi selesai. Dengan pola seperti itu, bahan baku diterima segera masuk ke proses produksi. Bahan-bahan produksi yang lain segera digabungkan dan dikerjakan, dan produk yang telah jadi segera dikirimkan pelanggan Garrison, 2006.

12. Analisis ABC