KARAKTERISTIK BIJI JARAK PAGAR

20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK BIJI JARAK PAGAR

Karakteristik biji jarak pagar yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar air, kadar minyak, kadar asam lemak bebas, kadar protein, kadar abu dan kadar serat kasar. Karakteristik biji jarak pagar tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Kadar air biji jarak pagar adalah 41-43 pada biji basah dan 4-5 pada biji kering. Kadar minyak biji jarak pagar adalah 24-27 dengan kandungan asam lemak bebas 2-5. Tabel 2. Karakteristik biji jarak pagar bb : basis basah Karakteristik jarak pagar yang sangat mempengaruhi perilaku isotermi sorpsi air adalah kadar protein dan kadar minyak Reed, 2006; Christensen, 1974. Protein yang terdiri dari gugus peptida dan asam amino dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Asam amino memiliki sisi polar dan ionik yang jumlah dan jenisnya bervariasi. Air berikatan dengan asam amino pada sisi polar dan ioniknya. Sifat protein ini menyebabkan terikatnya air dalam jarak pagar. Semakin banyak protein maka semakin banyak air terikat pada jarak pagar. Minyak yang dikandung dalam biji jarak pagar merupakan produk utama untuk pembuatan biodiesel. Minyak merupakan senyawa non-polar yang tidak dapat berikatan dengan air. Semakin banyak minyak yang terkandung dalam biji jarak pagar maka air terikat semakin sedikit. Pengaruh Parameter Biji basah Biji kering Kadar air bb 42,01 ± 1,13 4,39 ± 0,14 Asam lemak bebas 3,47 ± 1,17 2,63 ± 0,02 Minyak bb 25,40 ± 1,72 Protein bb 14,95 Abu bb 2,11 Serat kasar bb 14,19 21 kadar minyak dan kadar protein terhadap air terikat akan mempengaruhi aktivitas air. Aktivitas air tersebut kemudian akan mempengaruhi perilaku isotermi sorpsi air biji jarak pagar. Kadar asam lemak bebas biji basah lebih tinggi daripada biji kering. Hal ini diduga karena pada biji basah, jumlah air yang terkandung lebih banyak daripada jumlah air pada biji kering. Air pada biji basah akan berisomer dengan peroksida dan hidroperoksida yang kemudian memecah lemak menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Peroksida dan hidroperoksida terbentuk karena adanya oksidasi pada ikatan rangkap asam lemak tidak jenuh. Oleh karena itu, penyimpanan biji jarak pagar sebaiknya dilakukan setelah biji dikeringkan. Pengeringan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan alat pengering pada suhu 70°C Mellyana, 2010.

B. KADAR AIR KESETIMBANGAN