Waktu Kerja Kerangka Teori 1. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum Bagi Pekerja

xxiv Di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 telah diatur beberapa pasal untuk memberikan perlindungan kepada para tenaga kerja. Perlindungan ini sebagai wujud pengakuan terhadap hak-hak pekerja sebagai manusia yang harus diperlakukan secara manusiawi dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan fisiknya. Menurut UU No.13 Tahun 2003, lingkup perlindungan terhadap pekerja atau buruh meliputi Abdul Khakim, 2003 : 60-61 : 1. Perlindungan atas hak-hak dasar pekerja atau buruh untuk berunding dengan pengusaha; 2. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja; 3. Perlindungan khusus bagi pekerja atau buruh perempuan, anak, dan penyandang cacat; dan 4. Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial tenaga kerja. Dalam penulisan ini, Penulis hanya akan menjelaskan pasal-pasal yang terkait dengan judul penelitian, terutama terhadap pasal yang berkaitan dengan perlindungan terhadap pekerja dalam pemborongan pekerjaan secara outsourcing yaitu pada UU No.13 Tahun 2003 Bab X yang mencakup Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan dari Pasal 77 sampai dengan Pasal 100 minus Pasal 80-83.

a. Waktu Kerja

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja, sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 77 ayat 1-4 ; 1 Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentutan waktu kerja. 2 Waktu keja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi : xxv a. 7 tujuh jam 1 satu hari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu; atau b. 8 delapan jam 1 satu hari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 5 lima hari kerja dalam 1 satu minggu. 3 Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu. 4 Ketetuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 diatur dengan Keputusan Menteri. Pengusaha yang memperkerjakan pekerja melebihi waktu kerja harus mendapat persetujuan dari pekerja yang bersangkutan dan waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 tiga jam dalam 1 satu hari dan 14 empat belas jam dalam 1 satu minggu Pasal 78 ayat 1 huruf b UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pengusaha yang memperkerjakan pekerja melebihi waktu kerja wajib membayar upah kerja lembur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 78 ayat 2 UU No.13 Tahun 2003. Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja, sebagaimana yang telah ditentukan dalam Pasal 79 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Pada ayat 2 waktu istirahat dan cuti pada ayat 1 tersebut meliputi : a. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 empat jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja b. Istirahat mingguan 1 satu hari untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu atau 2 dua hari untuk 5 lima hari kerja dalam 1 satu minggu xxvi c. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 dua belas hari kerja setelah pekerja yang bersangkutan bekerja selama 12 dua belas bulan secara terus menerus d. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 dua bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing- masing 1 satu bulan bagi pekerja yang telah bekerja selama 6 enam tahun secara terus menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 dua tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 enam tahun. Ayat 3 Pelaksanaan waktu istirahat tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf c diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Ayat 4 Hak istirahat panjang sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huru d hanya berlaku bagi pekerjaburuh yang bekerja pada perusahaan tertentu. Ayat 5 Perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 diatur dengan Keputusan Menteri. Pada Pasal 80 menerangkan perlindungan bagi pekerja mengenai kesempatan dalam melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya. Pasal 84 menerangkan bahwa “Setiap pekerjaburuh yang menggunakan hak waktu istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat 2 huruf b, c, dan d, Pasal 80, dan Pasal 82 berhak mendapat upah penuh”. Untuk pasal 85 menerangkan perlindungan pekerja ketika adanya hari libur resmi serta kewajiban pengusaha yang memperkerjakan pekerjanya ketika hari libur resmi, 1 Pekerjaburuh tidak wajib bekerja pada hari-hari libur resmi. xxvii 2 Pengusaha dapat mempekerjakan pekerjaburuh untuk bekerja pada hari-hari libur resmi apabila jenis dan sifat pekerjaan tersebut harus dilaksanakan atau dijalankan secara terus menerus atau pada keadaan lain berdasarkan kesepakatan antara pekerjaburuh dengan pengusaha. 3 Pengusaha yang mempekerjakan pekerjaburuh yang melakukan pekerjaan pada hari libur resmi sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 wajib membayar upah kerja lembur. 4 Ketentuan mengenai jenis dan sifat pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diatur dengan Keputusan Menteri.

b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama antara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan Wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) Binaan Kantor PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan

0 56 124

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

4 40 96

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DALAM PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN SECARA OUTSOURCING ANTARA PT PLN (PERSERO) DENGAN PT. MUSDIPA INTI SEJAHTERA DI KABUPATEN WONOGIRI

0 13 100

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA OUTSOURCING DALAM PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN OLEH PT POLYMATECH INDONESIA DAN PT ARTHA JASPRA MUTIARA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003.

0 0 1

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

0 0 9

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

0 0 1

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

0 0 17

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

0 1 25

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

0 0 3

PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN (OUTSOURCING) DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN

0 0 10