xxxviii Sedangkan pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
b. Pengertian Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja atau arbeidsoverenkoms Arief.S,1995:21 diatur dalam Bab 7A Buku III KUHPerdata tentang perjanjian-
perjanjian untuk
melakukan pekerjaan,
yang terdiri
dari Pasal 1601,1602 dan 1603. Perjanjian kerja dalam Bab 7A Buku III
KUHPerdata mengenal sistem umum, artinya tidak membedakan lapangan perusahaan maupun orang-orang yang mengadakan
perjanjian. Selain itu perjanjian kerja juga diatur dalam Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yaitu
terdapat di dalam Bab IX tentang Hubungan Kerja. Ketentuan-ketentuan perjanjian kerja yang terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan bersifat memaksa, artinya ketentuan perjanjian kerja dalam hukum
ketenagakerjaan wajib ditaati atau diikuti. Para pihak tidak dapat membuat perjanjian kerja yang menyimpang dari ketentuan peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan. Ketentuan-ketentuan dalam hukum perjanjian masih berlaku sepanjang hukum ketenagakerjaan
belum mengaturnya. Apabila undang-undang ketenagakerjaan telah mengaturnya maka ketentuan tersebut bersifat memaksa, artinya tidak
dapat dikesampingkan. Ada beberapa pengertian mengenai perjanjian kerja. Pada
awalnya pengertian perjanjian kerja terdapat dalam pasal 1601a KUHPerdata yang menyebutkan bahwa “Perjanjian kerja adalah
perjanjian dengan mana pihak yang satu, si buruh, mengikatkan
xxxix dirinya untuk di bawah perintah pihak yang lain si majikan, untuk
sesuatu waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan menerima upah”. Dari rumusan pasal tersebut dapat dilihat bahwa hanya pekerja
saja yang mengikatkan diri untuk bekerja. Seharusnya dalam suatu perjanjian kedua belah pihak saling mengikatkan diri mengenai suatu
hal obyek perjanjian. Oleh karena itu pengertian perjanjian kerja menurut Pasal 1601a KUHPerdata dianggap belum tepat.
Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menegaskan bahwa “Perjanjian kerja adalah
suatu perjanjian antara pekerjaburuh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para
pihak”. Selain pengertian normatif di atas, beberapa ahli hukum juga
memberikan pengertian mengenai perjanjian kerja. Iman Soepomo memberikan pengertian mengenai perjanjian kerja sebagai berikut :
“Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di mana pihak yang satu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja pada pihak lain, majikan
selama suatu waktu tertentu dengan menerima upah dan di mana pihak yang lain, majikan, mengikatkan diri untuk memperkerjakan
pihak yang satu, buruh, dengan membayar upah” Imam Soepomo,1983:53 Lalu Husni,2006:54.
Soebekti memberikan pengertian perjanjian kerja yaitu perjanjian antara seorang buruh dengan seorang majikan, perjanjian
mana ditandai oleh ciri-ciri : adanya suatu upah atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan adanya suatu hubungan diperatas
dienstverhooding, yaitu suatu hubungan berdasarkan mana pihak yang satu majikan berhak memberikan perintah yang harus ditaati
oleh orang lain.Soebekti,2002:16
xl
c. Isi Perjanjian Kerja