Analisis Manajemen Risiko TINJAUAN PUSTAKA

Ketidakpastian Permintaan Rendah Produk fungsional Tinggi Produk inovatif A ra h S tr at eg i p en g u ra n g an k et id ak p as ti an P as o k an K et id ak p as ti an P as o k an Rendah Proses stabil Tinggi Proses berkembang Pangan, pakaian, pertanian, minyak dan gas Pembangkit listrik hidro, pangan dan pertanian Telekomunikasi, semikonduktor, komputer canggih Pakaian, Komputer Arah strategi pengurangan ketidakpastian permintaan Gambar 2. Ketidakpastian permintaan dan pasokan Lee dalam Hadiguna 2010 Proses manajemen risiko rantai pasokan adalah mengidentifikasikan sumber-sumber risiko. Menurut Norrman dan Jansson dalam Hadiguna 2010, langkah-langkah dalam penanganan risiko yaitu identifikasi dan analisis risiko untuk mencari deviasi dari sebuah kejadian kemudian mencari konsekuensi dari deviasi tersebut termasuk penyebab deviasinya. Kedua, penilaian risiko adalah melakukan penilaian risiko untuk membuat prioritas dari daftar risiko tersebut sehingga dapat diketahui risiko yang lebih prioritas. Penilaian risiko umumnya dilakukan dengan cara melakukan sebuah perhitungan terhadap kerugian yang muncul sebagai konsekuensi terjadinya risiko tersebut. Ketiga, mengelola risiko dengan cara berupa transfer risiko, menanggung bersama risiko, didiamkan saja, dihapus kegiatannya. Keempat, pemantauan risiko yaitu mengikuti pelaksanaan penanganan risiko apakah sudah sesuai dengan biaya yang diperkirakan, jadwal yang direncanakan sehingga diyakini penanganan sudah sesuai rencana.

2.3. Analisis Manajemen Risiko

Menurut Djohanputro 2004 siklus manajemen risiko terdiri dari lima tahapan yaitu identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemetaan risiko, model pengelolaan risiko, monitor, dan pengendalian.

1. Identifikasi Risiko

Pada tahap ini analisis berusaha mengidentifikasi apa saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan tidak selalu menghadapi seluruh risiko. Risiko ada yang dominan dan ada risiko yang minor. Langkah pertama adalah dengan melakukan analisis kepada pihak berkepentingan yaitu pemegang saham, kreditur, pemasok, karyawan, pemain lain dalam industri, pemerintah, manajemen itu sendiri, masyarakat, dan pihak lain yang terpengaruh oleh adanya perusahaan. Langkah kedua, analis dapat menggunakan 7S dari McKenzie yaitu shared value, strategy, structure, staff, skills, system, dan style. Pada tahap pertaman ini dapat diidentifikasi nilai kerugian loss exposures. Metode untuk mengidentifikasi risiko beragam, misalnya menggunakan checklist untuk hal-hal yang dapat diidentifikasi dapat menimbulkan risiko. Identifikasi risiko dapat juga dilakukan dengan analisis kinerja keuangan perusahaan, focus group discussion dengan para manajer, survey terhadap karyawan, diskusi dengan perusahaan asuransi dan konsultan manajemen risiko Mulyati dkk, 2009.

2. Pengukuran Risiko

Pengukuran risiko mengacu kepada dua hal yaitu kuantitas dan kualitas risiko. Kuantitas terkait dengan berapa banyak nilai, atau eksposur yang rentan terhadap risiko. Kualitas risiko terkait dengan kemungkinan suatu risiko muncul. Semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi, maka semakin tinggi pula risikonya. Data historis merupakan salah satu sumber identifikasi risiko sekaligus sumber untuk mengukur besarnya risiko. Kemungkinan terjadinya risiko dapat ditentukan walaupun tidak ada data historis dari masa sebelumnya. Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah dengan metode aproksimasi. Menurut Kountur 2008, pengumpulan informasi pada metode aproksimasi dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu: Expert Opinion, Concensus, atau Delphy. Expert Opinion adalah cara pengumpulan informasi dimana seseorang dianggap yang dianggap ahli diwawancarai untuk mendapatkan informasi tentang berapa besar probabilitas dan berapa besar dampak yang terjadi dari suatu risiko. Concensus adalah cara dimana beberapa orang dikumpulkan untuk diminta pendapatnya tentang besarnya probabilitas dan dampak dari suatu daftar risiko. Beberapa orang tersebut harus membuat kesepakatan besarnya risiko yang akan digunakan dalam membuat peta risiko dan status risiko. Delphy adalah suatu cara dimana beberapa orang yang dianggap ahli untuk memberikan pendapat. Hal tersebut dilakukan dengan jalan mengirimkan formulir atau pertanyaan untuk diisi secara tertulis dan dijawab dengan tertulis. Masing-masing ahli tidak boleh saling mengetahui. Selanjutnya pendapat mereka disebarkan ke ahli yang lain untuk diberi pendapat revisi Kountur, 2008.

3. Pemetaan Risiko

Sebuah manajemen akan mampu menilai risiko dengan adanya pengelompokan terhadap risiko. Pemetaan risiko pada prinsipnya merupakan penyusunan risiko berdasarkan kelompok-kelompok tertentu sehingga manajemen dapat mengidentifikasi karakter dari masing-masing risiko dan menetapkan tindakan yang sesuai terhadap masing-masing risiko Djohanputro, 2004. Peta risiko dapat dilihat pada Gambar 3. Risiko II Risiko I Risiko berbahaya yang jarang terjadi Mengancam pencapaian tujuan perusahaan Risiko IV Risiko III Risiko tidak berbahaya Risiko yang terjadi secara rutin Gambar 3. Diagram Pemetaan Risiko Djohanputro, 2004 Tahap pemetaan menurut Scandizzo 2005 adalah 1 identifikasi kegiatan kunci, 2 analisis pemicu risiko people, process, system dan external; 3 analisis faktor-faktor risiko kuantitas, kualitas, kondisi kritis, failure; 4 identifikasi risiko; 5 identifikasi dan analisis kerugian; dan 6 identifikasi dan analisis Key Risk Indicators KRIs. Probabilitas Rendah Tinggi T ingg i R enda h Berdasarkan peta risiko maka dapat diketahui strategi penanganan risiko. Dua strategi penanganan risiko adalah preventif dan mitigasi. Preventif dilakukan apabila probabilitas besar dan mitigasi dilakukan dengan tujuan memperkecil dampak risiko. Tindakan preventif dapat dilakukan dengan membuat atau memperbaiki prosedur, mengembangkan sumber daya mausia, dan memasang atau memperbaiki fasilitas fisik. Beberapa cara mitigasi adalah dengan diversifikasi, penggabungan, dan pengalihan risiko Kountur, 2008.

4. Model Pengelolaan Risiko

Pengelolaan risiko bisa dilakukan secara konvensional, penetapan modal risiko dan struktur organisasi pengelolaan risiko.

5. Monitoring dan Pengendalian Risiko

Monitoring dan pengendalian risiko bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan rencana, cukup efektif, dan untuk memantau perkembangan terhadap kecenderungan-kecenderungan berubahnya profil risiko. Perubahan ini berdampak pada pergeseran peta risiko yang otomatis merubah prioritas risiko.

2.4 Landasan Matematik Penilaian Risiko