2.5  Penelitian Terdahulu
Mulyati dkk 2009  meneliti  “Rancang  Bangun  Sistem  Manajemen Rantai Pasokan dan Risiko Minyak Akar Wangi Berbasis IKM di Indonesia”.
Hasil  penelitian  ini  adalah  teridentifikasi  peta  potensi  minyak  akar  wangi  di Indonesia,  gambaran  rantai  pasokan  minyak  akar  wangi  berbasis  IKM  di
Indonesia,  dan  teridentifikasi  faktor  internal  dan  eksternal  yang mempengaruhi  usaha  minyak  akar  wangi.  Potensi  pengembangan  minyak
atsiri  masih  terbuka  karena  tanah  dan  iklim  Indonesia  cocok  untuk pengembangan atsiri, didukung oleh ketersediaan areal potensial, terbukanya
peluang  pasar  baik  lokal  maupun  ekspor,  serta  adanya  dukungan  lembaga penelitian  yang  menyiapkan  teknologi  untuk  peningkatan  mutu.  Gambaran
rantai  pasokan  minyak  akar  wangi  tidak  berbeda  jauh  secara  umum  dengan rantai  pasokan minyak  atsiri.  Penelitian  ini  menjadi  bahan  masukan  untuk
mengkaji  manajemen  rantai  pasokan  minyak  akar  wangi  dan  risiko  minyak akar wangi.
Hadiguna  2010  meneliti  “Perancangan  Sistem  Penunjang Keputusan  Rantai  Pasokan  dan  Penilaian  Risiko  Mutu Pada  Agroindustri
Minyak  Sawit  Kasar”.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  merumuskan  cara penilaian  risiko  operasional,  merumuskan  model  matematik  manajemen
panen-angkut-olah  dan  menghasilkan  rancang  bangun  sistem  penunjang keputusan  yang  berfungsi  untuk  pengelolaan  risiko  penurunan  dan  optimasi
rantai  pasokan  minyak  sawit  kasar.  Rancangan  sistem  penunjang  keputusan yang  dihasilkan  bernama  SIRPO yang  berguna  untuk  menganalisis  risiko
penurunan  mutu  dan  optimasi  rantai  pasok.  SPK  dirancang  dengan  dengan mengintegrasikan teknik  optimasi  dan  mekanisme  protokol  atau  rule  base
sehingga  mampu  memberikan  keluaran  sesuai  kebutuhan  pengambil keputusan. Rancangan ini dimaksudkan untuk mengintegrasikan pengelolaan
mutu dan optimasi rantai pasok. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian risiko mutu menggunakan teknik Non-Numeric Multi-Expert
Multi  Criteria  Decision  Making  ME-MCDM  dengan  agregasi  penilaian menggunakan teknik Ordered Weighted Averaging OWA.
Santoso 2005 meneliti “Rekayasa Model Manajemen Risiko Untuk Pengembangan  Agroindustri  Buah-buahan  Secara  Berkelanjutan”.  Penelitian
ini  membahas  secara  komprehensif  manajemen  risiko  agroindustri  buah- buahan  khususnya  mangga  dengan  mengkombinasikan  berbagai  teknik
pengambilan  keputusan  kriteria  majemuk. Hasil  penelitian  ini  adalah  sistem penunjang  keputusan  M-RISK,  yang  terdiri  dari  lima  model  utama  yang
membatu  pengambil  keputusan  dalam  pengembangan  agroindustri  buah- buahan.Model M-RISK  dapat digunakan untuk  menentukan prioritas produk
agroindustri  unggulan,  menganalisis  risiko  dan  merumuskan  strategi manajemen risiko pengadaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran produk
agroindustri,  merumuskan  manajemen  kelembagaan  dan  menganalisis kelayakan usaha agroindustri dengan berbagai skenario. Risiko yang tertinggi
dari penelitian tersebut adalah aspek pengadaan bahan baku. Kaitan penelitian ini  adalah  sebagai  referensi  proses  manajemen  risiko dan  teknik  yang
digunakan. Kusnandar  dan  Marimin  2003  meneliti  “Pengembangan  Produk
Agroindustri  Jamu  dan  Analisis  Struktur  Kelembagaannya”.  Penelitian tersebut  menghasilkan  bahwa  produk  jamu  serbuk  merupakan  alternatif
terbaik  dengan  kategori  tinggi  T  dengan  pendekatan  fuzzy  non  numeric decision  making.  Kaitannya  dengan  penelitian  ini  adalah  sebagai  referensi
metode agregasi OWA dan pengambilan keputusan dengan pendekatan fuzzy non numeric.
Santoso  dan  Marimin  2001  meneliti  “Produk  Olahan  Apel Unggulan  Menggunakan  Teknik  Fuzzy  Non  Numerik  dan  Analisis  Struktur
Serta  Pola  Pembinaan  Kelembagaannya”.  Hasil  penelitian  tersebut  adalah kategori  tinggi  T  untuk  dodol  apel,  sari  buah  dan  keripik  kategori  sedang
M,  dan  ketegori  rendah  R  untuk  produk  lainnya.  Kaitan  penelitian  ini adalah sebagai referensi penentuan keputusan menggunakan pendekatan fuzzy
non numeric.
III. METODE PENELITIAN
3.1.   Kerangka Pemikiran Konseptual
Permintaan minyak akar wangi dunia diperkirakan terus meningkat. Hal  tersebut  merupakan  salah  satu  kesempatan  bagi  Indonesia  untuk
mengembangkan  industri  minyak  akar wangi.  Pengembangan  industri minyak  akar  wangi  harus  didukung  oleh  suatu  sistem  yang  mampu
mengoptimalkan produktivitasnya. Sistem tersebut adalah manajemen rantai pasokan  yang  terdiri  dari  petani,  pengumpul  akar  wangi,  penyuling,
pengumpul minyak akar wangi, dan eksportir. Sistem  rantai  pasokan  yang  panjang  tidak  menguntungkan  bagi
usaha. Selain itu, peranan anggota rantai pasokan yang tidak seimbang juga menyebabkan  tidak  optimalnya  suatu  produksi,  sehingga  hanya  dapat
menguntungkan  pihak-pihak  tertentu.  Dalam  hal  ini  eksportir  sangat dominan dalam menentukan harga minyak akar wangi.
Manajemen  rantai  pasokan  minyak  akar  wangi  tidak  menutup kemungkinan  adanya  ketidakpastian  kualitas  dan  kuantitas,  penjualan,  dan
permodalan  usaha.  Ketidakpastian  tersebut  dapat  menjadi  risiko  yang mengakibatkan  kerugian  usaha.  Risiko  yang  dikaji  adalah  risiko
operasional,  risiko  pemasaran,  dan  risiko  keuangan. Risiko  tersebut  dinilai dan  dibentuk  rancangan  sistem  penunjang  keputusan  risiko  rantai  pasokan
minyak akar wangi. Risiko perlu dikelola untuk keberlanjutan suatu usaha. Risiko yang
dikelola  dengan  baik  akan  menciptakan keunggulan  kompetitif  bagi usaha. Keunggulan  kompetitif  yang  dimaksud  adalah  keunggulan  dalam  hal  mutu
dan  biaya.  Keunggulan  kompetitif  mampu  menciptakan  ketahanan dan keberlanjutan usaha. Ketahanan usaha minyak akar wangi tersebut menjadi
rumusan  kerangka  pemikiran  penelitian  ini.    Diagram  kerangka  pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.