Manajemen Risiko Rantai Pasokan

2.1.2 Definisi Manajemen Rantai Pasokan

Jonnsson 2008 mendefinisikan manajemen rantai pasokan meliputi perencanaan dan pengelolaan semua kegiatan yang terlibat dalam konversi sumber dan pengadaan, dan semua kegiatan pengelolaan logistik. Manajemen rantai pasokan juga meliputi koordinasi dan kolaborasi dengan mitra saluran, yang dapat berupa pemasok, perantara, pihak ketiga penyedia layanan, dan pelanggan. Menurut Stanford Supply Chain Forum 1999 yang dicetuskan oleh Kepala Forum Hau Lee dalam Tunggal 2009, manajemen rantai pasokan berhubungan erat dengan aliran manajemen bahan, informasi dan finansial dalam suatu jaringan yang terdiri dari pemasok, perusahaan, distributor, dan pelanggan. Menurut Marimin dan Maghfiroh 2010 sistem manajemen rantai pasokan dapat didefinisikan sebagai satu kesatuan sistem pemasaran terpadu, yang mencakup keterpaduan produk dan pelaku, guna memberikan kepuasan pada pelanggan. Menurut Pujawan 2005 manajemen rantai pasokan adalah metode atau pendekatan integratif untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun jasa-jasa logistik. Siagian 2007 menyatakan ruang lingkup Manajemen Rantai Pasokan meliputi: 1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan konsumen termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan. 2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasa kepada para pelanggannya.

2.2. Manajemen Risiko Rantai Pasokan

Risiko dapat didefinisikan sebagai ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini Fahmi, 2010. Menurut Djohanputro 2004, risiko bisa diartikan sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya. Risiko adalah ketidakpastian yang bisa dikuantitaskan yang dapat menyebabkan kerugian atau kehilangan. Menurut Kountur 2008, risiko merupakan kemungkinan kejadian yang merugikan. Risiko rantai pasokan dapat didefinisikan sebagai kerugian yang dikaji dari sisi kemungkinan terjadinya, sisi kemungkinan penyebabnya, dan sisi akibatnya dalam rantai pasokan sebuah perusahaan dan lingkungannya. Jika salah satu pelaku mengalami masalah dalam rantai pasok, maka akan berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung kepada mitra dalam jaringan rantai pasokannya Marimin dan Maghfiroh, 2010. Manajemen risiko rantai pasokan adalah kerjasama dengan mitra kerja rantai pasokan dengan menerapkan alat-alat yang diperlukan dalam proses manajemen risiko sehingga mampu mengatasi risiko dan ketidakpastian yang muncul dari aktivitas atau sumber-sumber logistik Norrman dan Jansson dalam Hadiguna, 2010. Menurut Cavinato dalam Hadiguna 2010, pada dasarnya terdapat lima aliran yang bisa dianalisa dalam manajemen risiko rantai pasok, yaitu: risiko operasional, risiko finasial, risiko informasi, risiko relasional, dan risiko inovasional. Manajemen risiko rantai pasokan pada umumnya fokus pada risiko operasional. Misalnya, risiko dalam penerimaan pesanan, risiko dalam pembelian barang, risiko dalam persediaan, risiko dalam produksi, risiko dalam perencanaan, risiko dalam hubungan antara agen serta prinsipal dan beberapa kejadian lain yang sangat banyak dalam sebuah proses bisnis suatu perusahaan. Menurut Hadiguna 2010, risiko rantai pasokan merupakan kemungkinan dan efek dari ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan. Selanjutnya, konsekuensi risiko dapat diasosiasikan dengan keluaran spesifik rantai pasokan seperti biaya atau kualitas. Risiko rantai pasokan terdiri dari perbedaan dalam hal informasi, aliran bahan dan produk, yang berasal dari pemasok awal sampai dengan pengiriman kepada pengguna akhir Gaonkar dan Viswanadham dalam Hadiguna, 2010. Menurut Pujawan 2005, ketidakpastian suatu rantai pasokan diklasifikasikan menjadi berdasarkan sumber utamanya, yaitu: 1. Ketidakpastian permintaan Sebuah ritel tidak akan mempunyai informasi yang pasti berapa suatu produk tertentu akan terjual pada minggu atau hari tertentu. Ketidakpastian tersebut disebabkan oleh kesalahan administrasi persediaan, syarat jumlah pengiriman minimum, dan keharusan ritel untuk mengakomodasikan ketidakpastian pelanggan mereka. 2. Ketidakpastian dari pemasok Ketidakpastian dari pemasok dapat berupa ketidakpastian pada waktu tunggu pengiriman, harga bahan baku atau komponen, ketidakpastian kualitas, serta kuantitas material yang dikirim. 3. Ketidakpastian internal Ketidakpastian internal dapat terjadi akibat kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, ketidakhadiran tenaga kerja, serta ketidakpastian waktu maupun kualitas produksi. Menurut Austin dalam Hadiguna 2010, risiko kualitas dapat diminimisasi dengan memenuhi spesifikasi bahan baku yang diisyaratkan melalui pengembangan standar spesifikasi bahan baku yang dibutuhkan, penentuan kapasitas produksi bahan baku dan penyediaan insentif bagi produsen yang mampu memenuhi standar produksi dan pengiriman. Tingkat risiko rantai pasokan agroindustri akan tergantung dari jenis komoditasnya. Komoditas yang mempunyai diversifikasi yang sangat tinggi akan berisiko tinggi dari sisi pasokan dan sebaliknya Zsidin, 2003. Menurut Lee dalam Hadiguna 2010, ketidakpastian dalam rantai pasokan bersumber dari dua sisi yaitu permintaan dan pasokan. Hubungan antara ketidakpastian permintaan dan pasokan dapat dilihat pada Gambar 2. Ketidakpastian Permintaan Rendah Produk fungsional Tinggi Produk inovatif A ra h S tr at eg i p en g u ra n g an k et id ak p as ti an P as o k an K et id ak p as ti an P as o k an Rendah Proses stabil Tinggi Proses berkembang Pangan, pakaian, pertanian, minyak dan gas Pembangkit listrik hidro, pangan dan pertanian Telekomunikasi, semikonduktor, komputer canggih Pakaian, Komputer Arah strategi pengurangan ketidakpastian permintaan Gambar 2. Ketidakpastian permintaan dan pasokan Lee dalam Hadiguna 2010 Proses manajemen risiko rantai pasokan adalah mengidentifikasikan sumber-sumber risiko. Menurut Norrman dan Jansson dalam Hadiguna 2010, langkah-langkah dalam penanganan risiko yaitu identifikasi dan analisis risiko untuk mencari deviasi dari sebuah kejadian kemudian mencari konsekuensi dari deviasi tersebut termasuk penyebab deviasinya. Kedua, penilaian risiko adalah melakukan penilaian risiko untuk membuat prioritas dari daftar risiko tersebut sehingga dapat diketahui risiko yang lebih prioritas. Penilaian risiko umumnya dilakukan dengan cara melakukan sebuah perhitungan terhadap kerugian yang muncul sebagai konsekuensi terjadinya risiko tersebut. Ketiga, mengelola risiko dengan cara berupa transfer risiko, menanggung bersama risiko, didiamkan saja, dihapus kegiatannya. Keempat, pemantauan risiko yaitu mengikuti pelaksanaan penanganan risiko apakah sudah sesuai dengan biaya yang diperkirakan, jadwal yang direncanakan sehingga diyakini penanganan sudah sesuai rencana.

2.3. Analisis Manajemen Risiko