Para Pihak dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Pimpinan Lembaga Panglima TNI Kapolri Direksi BI Pimpinan BHMD Direksi BUMN dan Peraturan Daerah Keputusan Kepala Daerah yang mengatur pengadaan barang jasa pemerintahyang dibiayai dana APBD, semuanya harus berpedoman serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan Keppres. 74 Perencanaan pengadaan adalah tahap awal dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah yang peranannya sangat stratejik dan menentukan kegiatan ini bertujuan utuk mempersiapkan secara rinci mengenai target , waktu, mutu, biaya, dan manfaat dari paket-paket pengadaan barang dan jasa untuk keperluan pemerintahan yang dibiayai dari dana APBN manupun Bantuan Luar Negeri.

B. Para Pihak dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah, yaitu dalam BAB III PARA PIHAK DALAM PENGADAAN BARANGJASA, Bagian Pertama Organisasi Pengadaan, Pasal 7 disebutkan bahwa Organisasi Pengadaan BarangJasa untuk Pengadaan melalui Penyedia BarangJasa terdiri atas : 1. PAKPA; 2. PPK; 3. ULPPejabat Pengadaan; dan 4. PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan. 74 Keppres No. 80 tahun 2003,Pasal 7 Ayat 2 3 ad. 1. Pengguna AnggaranKuasa Pengguna Anggaran Pengguna anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian NegaraLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna APBNAPBD 75 , sedangkan Kuasa Pengguna Anggaran adalah adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. 76 Secara umum kewenangan pengguna anggaran antara lain adalah : a. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran; b. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran bagi negara; c. Menetapkan pejabat yang melakukan pengujian atas perintah pembayaran; d. Menggunakan barang milik negara; e. Menetapkan petugas yang melaksanakan pengelolaan barang milik negara; f. Mengawasi pelaksanaan anggaran. Dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa, Kuasa Pengguna Anggaran memiliki tugas dan wewenang untuk : 1 Menetapkan Rencana Umum Pengadaan; 2 Mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di website KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat DaerahInstitusi lainnya KLDI; 3 Menetapkan PPK; 4 Menetapkan Pejabat Pengadaan; 75 Perpres No. 54 Tahun 2010, BAB I Bagian Pertama Pasal 1 Ayat 5 76 Perpres No. 54 Tahun 2010, BAB I Bagian pertama Pasal 1 Ayat6 5 Menetapkan PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan; 6 Menetapkan pemenang lelang; 7 Mengawasi pelaksanaan anggaran; 8 Menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan 9 Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULPPejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan pendapat; dan 10 Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen Pengadaan BarangJasa. 77 ad. 2. Pejabat Pembuat Komitmen Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna AnggaranKuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barangjasa. 78 Pejabat Pembuat Komitmen harus memiliki persyaratan sebagai berikut : 79 a. Memiliki integritas; b. Memiliki disiplin yang tinggi; c. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas. Yang dimaksud dengan kualifikasi manajerial tersebut adalah : 1 Berpendidikan paling kurang Sarjana Strata Satu S1 dengan bidang keahlian yang sedapat mungkin sesuai dengan tuntutan pekerjaan, atau 77 Perpres No. 54 Tahun 2010, BAB III Bagian Kedua Pasal 8 Ayat 1 78 Perpres No. 54 Tahun 2010, BAB I Bagian pertama Pasal 1 Ayat 7 79 Perpres No. 54 Tahun 2010, BAB III Bagian Keempat Pasal 12 Ayat 2 berdasarkan Perpres 70 Tahun 2012 dapat diganti dengan paling kurang golongan IIIa atau disetarakan dengan golongan IIIa apabila jumlah pegawai negeri yang memenuhi persyaratan terbatas; 2 Memiliki pengalaman paling kurang 2dua tahun terlibat secara aktif dalam kegiatan dengan Pengadaan BarangJasa; 3 Memiliki kemampuan kerja secara berkelompok dalam melaksanakan setiap tugaspekerjaannya. 80 d. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat KKN; e. Menandatangani Pakta Integritas; f. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar PPSPM dan bendahara, kecuali PPK yang dijabat oleh PAKPA pada Pemerintah Daerah; dan g. Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan BarangJasa. Berdasarkan Pasal 12 Ayat 2 b Perpres No 70 Tahun 2012, apabila tidak ada personil yang memenuhi persyaratan untuk ditunjuk sebagai PPK, maka persyaratan bahwa PPK harus memiliki sertifikat keahlian pengadaan barangjasa dikecualikan untuk : 1 PPK yang dijabat oleh pejabat eselon I dan II di KLDI; danatau 2 PAKPA yang merangkap sebagai PPK. 80 Perpres No. 54 Tahun 2010, BAB III Bagian Keempat Pasal 12 Ayat 3 Tugas pokok PPK dalam pengadaan barangjasa antara lain meliputi : a Menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan BarangJasa; b Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia BarangJasa; c menyetujui bukti pembelian atau menandatangani KuitansiKontrakSurat Perintah Kerja yang selanjutnya disebut SPK; d Melaksanakan Kontrak dengan Penyedia BarangJasa; e Mengendalikan pelaksanaan Kontrak; f Melaporkan pelaksanaanpenyelesaian Pengadaan BarangJasa kepada PAKPA; g Menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan BarangJasa kepada PAKPA dengan Berita Acara Penyerahan; h Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PAKPA setiap triwulan; dan i Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan BarangJasa. 81 PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani kontrak dengan Penyedia BarangJasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia untuk kegiatan yang dibiayai dari APBNAPBD. 82 Adapun kewajiban yang harus dipenuhi oleh Pejabat Pembuat Komitmen di bidang pengadaan barangjasa antara lain adalah: 81 Perpres 54 Tahun 2010, BAB III Bagian Keempat Pasal 11 Ayat 1 82 Perpres 54 Tahun 2010, BAB III Bagian Keempat Pasal 13 . 1 Segera setelah pengangkatannya wajib menyusun organisasi, uraian tugas dan fungsi secara jelas, kebijaksanaan pengadaan, rencana kerja yang menggambarkan kegiatan yang harus dilaksanakan, bentuk hubungan kerja, sasaran yang harus dicapai, tata laksana dan prosedur kerja secara tertulis untuk disampaikan kepada atasan langsung dan unit pengawasan internal; 2 Melakukan pencatatan dan pelaporan serta hasil kerja yang dilaksanakannya; 3 Menyimpan dan menatausahakan seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan barangjasa termasuk berita acara proses pelelanganseleksi; 4 Memberikan tanggapan dan informasi mengenai pengadaan barangjasa yang berada dalam batas kewenangannya. Pejabat Pembuat Komitmen juga memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pembayaran atas pengadaan barangjasa yaitu: a. Membuat dan menandatangani dokumen kontrakperikatan; b. Membuat dan menandatangani dokumen pembayaran; c. Membuat Surat Permintaan Pembayaran SPP untuk diajukan ke Pejabat Penguji dan Penerbit SPM; d. Menatausahakan seluruh dokumen pendukung sebagai bukti pembayaran yang akan dilampirkan pada Surat Permintaan Pembayaran; e. Menandatangani Kuitansi, Berita Acara Pemeriksaan PekerjaanKemajuan Pekerjaan, dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita Acara Pembayaran; f. Menghitung dan menetapkan nilai pembayaran dan segala kewajiban penyedia barangjasa atas pembayaran yang diterimanya berdasarkan penyelesaian pekerjaan; g. Membebankan pengeluaran pada mata anggaran yang tercantum dalam dokumen anggaran. . ad. 3. Unit Layanan Pengadaan Unit Layanan Pengadaan ULP adalah unit yang dibentuk oleh MenteriPimpinan LembagaKepala DaerahPimpinan Institusi yang dapat memberikan pelayanan dan pembinaan dibidang Pengadaaan BarangJasa. 83 Keanggotaan ULP tersebut wajib ditetapkan untuk pengadaan BarangPekerjaan KonstruksiJasa lainnya dengan nilainya adalah di atas Rp200.000.000 dan pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp50.000.000,00. Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh ULP atau 1 satu orang Pejabat Pengadaan. 84 Pemilihan Penyedia BarangJasa dalam ULP dilakukan oleh Kelompok Kerja di mana anggota Kelompok Kerja tersebut berjumlah gasal dengan beranggotakan paling kurang 3 tiga orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan serta dapat dibantu oleh tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis aanwijzer. 85 Anggota ULPPejabat Pengadaan berasal dari pegawai negeri baik instansi sendiri maupun instansi lainnya, kecuali LembagaInstitusi Pengguna APBNAPBD yang memiliki keterbatasan pegawai yang berstatus Pegawai 83 Perpres 54 Tahun 2010, BAB I Bagian Pertama Pasal 1 Ayat 8. 84 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 16 Ayat 1 2 3 85 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 15 Ayat 3 Negeri, Kepala ULPanggota Pokja ULP dapat berasal dari pegawai tetap LembagaInstitusi Pengguna APBNAPBD yang bukan Pegawai Negeri, dan juga untuk Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola, Kepala ULPanggota Kelompok Kerja ULP dapat berasal dari bukan pegawai negeri. Apabila Pengadaaan BarangJasa bersifat khusus sehingga memerlukan keahlian khusus, maka ULPPajabat Pengadaan dapat menggunakan tenaga ahli yang berasal dari pegawai negeri atau swasta. 86 PegawaiPejabat yang ditunjuk sebagai Kepala ULPanggota kelompok kerja ULPPejabat Pengadaan tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; b. Memahami pekerjaan yang akan diadakan; c. Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas ULPPejabat Pengadaan yang bersangkutan; d. Memahami isi dokumen, metode dan prosedur Pengadaan; e. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pejabat yang menetapkannya sebagai anggota ULPPejabat Pengadaan; f. Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan BarangJasa sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan; dan g. Menandatangani Pakta Integritas. 87 86 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 17 Ayat 2a angka 4 5 6 87 Perpres 54 Tahun 2010, BAB III Bagian Keempat Pasal 17 Ayat 1 Adapun tugas pokok dan kewenangan Kepala ULP meliputi: 1 Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan ULP; 2 Menyusun program kerja dan anggaran ULP; 3 Mengawasi seluruh kegiatan pengadaan barangjasa di ULP dan melaporkan apabila ada penyimpangan danatau indikasi penyimpangan; 4 Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan pengadaan barangjasa kepada MenteriPimpinan LembagaKepala DaerahPimpinan Institusi; 5 Melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia ULP; 6 Menugaskan menempatkan memindahkan anggota Pokja sesuai dengan beban kerja masing-masing Pokja ULP; 7 Mengusulkan pemberhentian anggota Pokja yang ditugaskan di ULP kepada PAKPAKepala Daerah; dan 8 Menetapkan Staf Pendukung ULP sesuai dengan kebutuhan. 88 Adapun tugas pokok dan wewenang kelompok kerja ULPPejabat Pengadaan meliputi: a Menyusun rencana pemilihan Penyedia BarangJasa; b Menetapkan Dokumen Pengadaan; c Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran; d Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan BarangJasa di website KLDI masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional; 88 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 17 Ayat 2a e Menilai kualifikasi Penyedia BarangJasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi; f Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk; g Membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada MenteriPimpinan LembagaKepala Daerah Pimpinan Institusi; dan h Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan BarangJasa kepada PAKPA. Selain tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagaimana tersebut di atas, kelompok kerja ULP juga mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: 1 Menjawab sanggahan; 2 Menetapkan Penyedia BarangJasa untuk: a. Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan BarangPekerjaan Konstruksi Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp.200.000.000.000; atau b. Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah; 3 Menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia BarangJasa kepada PPK; 4 Menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia BarangJasa. 89 89 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 17 Ayat 2 huruf g. Selain tugas, wewenang dan tanggung jawab tersebut di atas, Pejabat Pengadaan juga mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Menetapkan Penyedia BarangJasa untuk: 1] Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan BarangPekerjaan KonstruksiJasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000; danatau 2] Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah; b. Menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia BarangJasa kepada PAKPA. 90 Yang dilarang duduk sebagai Kepala ULP dan anggota Kelompok Kerja ULP adalah : 1] PPK; 2] Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar PPSPM; 3] Bendahara; dan 4] APIP, terkecuali menjadi Pejabat Pengadaananggota ULP untuk Pengadaan BarangJasa yang dibutuhkan instansinya. 91 90 Perpres 4 Tahun 2015, Pasal 17 Ayat 2 huruf h angka 1 91 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 17 Ayat 2a angka 7 ad. 4. PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah pejabat atau pegawai yang ditetapkan oleh Pengguna AnggaranKuasa Pengguna Anggaran yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. 92 Anggota PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari pegawai negeri baik dari instansi sendiri maupun instansi lainnya, kecuali apabila PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan pada Instansi lain Pengguna APBNAPBD atau Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola dapat berasal dari bukan pegawai negeri. 93 PegawaiPejabat yang ditunjuk sebagai PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; b. Memahami isi kontrak; c. Memiliki kualifikasi teknis; d. Menandatangani Pakta Integritas; dan e. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar PPSPM dan bendahara. 94 Adapun tugas pokok dan wewenang PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan meliputi : 1 Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan BarangJasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak; 92 Perpres No. 54 Tahun 2010, BAB I Bagian Pertama Pasal 1 Ayat 10 93 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 18 Ayat 1 2 3. 94 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 18 Ayat 4. 2 Menerima hasil Pengadaan BarangJasa setelah melalui pemeriksaan pengujian; dan 3 Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan. 95 Apabila dalam hal pemeriksaan BarangJasa memerlukan keahlian teknis khusus, dapat dibentuk timtenaga ahli yang ditetapkan oleh Pengguna AnggaranKuasa Pengguna Anggaran untuk membantu pelaksanaan tugas PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Sedangkan terhadap pengadaan Jasa Konsultansi, pemeriksaan pekerjaan dilakukan setelah berkoordinasi dengan Pengguna Jasa Konsultansi yang bersangkutan. 96 ad. 5. Penyedia Barang dan Jasa Dalam proses pengadaan barangjasa terdapat pihak lain yang terkait dengan pengadaan barangjasa yaitu Penyedia BarangJasa, yaitu badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan BarangPekerjaan KonstruksiJasa KonsultansiJasa Lainnya. penyedia barangjasa dalam pelaksanaan Pengadaan BarangJasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatanusaha; b. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan BarangJasa; 95 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 18 Ayat 5. 96 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 18 Ayat 6 7 8. c. Memperoleh paling kurang 1 satu pekerjaan sebagai Penyedia BarangJasa dalam kurun waktu 4 empat tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak; d. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dikecualikan bagi Penyedia BarangJasa yang baru berdiri kurang dari 3 tiga tahun; e. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam Pengadaan BarangJasa; f. Dalam hal Penyedia BarangJasa akan melakukan kemitraan, Penyedia BarangJasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasikemitraan yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut; g. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha mikro, usaha kecil dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil; h. Memiliki Kemampuan Dasar KD untuk usaha non-kecil, kecuali untuk Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi; i. Khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket SKP sebagai berikut: SKP = KP – P KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan : 1 Untuk usaha kecil, nilai Kemampuan Paket KP ditentukan sebanyak 5 lima paket pekerjaan; dan 2 Untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket KP ditentukan sebanyak 6 enam atau 1,2 satu koma dua N. P = jumlah paket yang sedang dikerjakan. N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 lima tahun terakhir. j. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan danatau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani Penyedia BarangJasa; k. Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir SPT Tahunan serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 bila ada transaksi, PPh Pasal 25Pasal 29 dan PPN bagi Pengusaha Kena Pajak paling kurang 3 tiga bulan terakhir dalam tahun berjalan. l. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak; m. Tidak masuk dalam Daftar Hitam; n. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman; dan o. Menandatangani p. Pakta Integritas. 97 Perpres 70 Tahun 2014 tanggal 28 Maret 2012 menambahkan satu persayaratan lagi yaitu khusus untuk Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha, apabila Penyedia Jasa Konsultansi pernah melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultansi yang bernilai di atas Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah 97 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 19 Ayat 1 maka Penyedia Jasa Konsultansi tersebut tidak dapat mengikuti paket yang bernilai sampai dengan Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah. Hal-hal yang dikecualikan terhadap syarat-syarat tersebut diatas serta larangan-larangan terhadap Penyedia BarangJasa adalah sebagai berikut: 1 Penyedia BarangJasa Perorangan tidak dikenakan syarat pada huruf c, huruf d, huruf f, huruf h dan huruf i di atas. 98 2 Pegawai KLDI dilarang menjadi Penyedia BarangJasa, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan KLDI. 99 3 Penyedia BarangJasa yang keikutsertaannya menimbulkan pertentangan kepentingan dilarang menjadi Penyedia BarangJasa. 100 Kemampuan Dasar KD pada subbidang pekerjaan yang sejenis untuk usaha non kecil kecuali apabila Pengadaan BarangJasa tidak dapat diikuti oleh perusahaan nasional karena belum ada perusahaan nasional yang mampu memenuhi KD, dihitung dengan ketentuan sebagai berikut : a. Untuk Pekerjaan Konstruksi, KD sama dengan 3 NPt Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir; dan b. Untuk Pengadaan Jasa Lainnya, KD sama dengan 5 NPt Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. 101 Ketentuan mengenai KD tersebut paling kurang sama dengan nilai total HPS dari pekerjaan yang akan dilelangkan. Dalam hal kemitraan, yang 98 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 19 Ayat 2 99 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 19 Ayat 3 100 Perpres 70 Tahun 2012, Pasal 19 Ayat 4 101 Perpres 54 Tahun 2010. Pasal 20 Ayat 1 diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang mewakili kemitraan leadfirm. 102 Apabila sifat dan lingkup kegiatan Pengadaan BarangJasa terlalu luas, atau jenis keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan tidak dapat dilakukan oleh 1 satu Penyedia BarangJasa, maka dalam pelaksanaan Pengadaan BarangJasa : 1 Diberikan kesempatan yang memungkinkan Para Penyedia BarangJasa saling bergabung dalam suatu konsorsium atau bentuk kerja sama lain; danatau 2 Diberikan kesempatan yang memungkinkan Penyedia BarangJasa atau konsorsium Penyedia BarangJasa untuk menggunakan tenaga ahli asing sepanjang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dimiliki dan untuk meningkatkan kemampuan teknis guna menangani kegiatan atau pekerjaan. 103

C. Prakualifikasi dan Pasca Kualifikasi Dalam Pengadaan Barang dan Jasa