BAB III
KONTRAK PENGADAAN BARANG DAN JASA
A. Pengertiaan Pengadaan Barang dan Jasa
Pasal 1 angka 1 Perpres Nomor. 54 Tahun 2010 menyatakan : “Pengadaan
barang jasa pemerintah yang selanjutnya disebut dengan pengadaan barang jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang jasa oleh Kementerian Lembaga
Satuan Kerja Perangkat Daerah Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh barang jasa.” Kontrak pengadaan merupakan jenis kontrak yang rutin dilakukan oleh
pemerintah untuk memenuhi aneka kebutuhan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. Objek pengadaan sangat beragam seiring dengan perkembangan
jaman. Demikian pula metode yang digunakan dalam pengadaan dan jenis hubungan hukum yang dibentuk. Pengadaan juga merupakan proses yang
didalamnya terdapat tahapan-tahapan yang diawali penentuan kebutuhan sampai pada pembayarannya kepada pemasok atau kontraktor. Didalamnya terdapat
syarat, prosedur dan standar tertentu yang harus dipenuhi.
69
Di Indonesia batasan kontrak pengadaan dapat ditelusuri dari peraturan yang mengatur pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Dalam Perpres Nomor 4 Tahun 2015 Seperti juga Keppres Nomor 80 Tahun 2003, Perpres 54 Tahun 2010, Perpres Nomor 35 Tahun 20011, Perpres No 70
69
Yohanes Sogar Simamora, Op.Cit., Hal 43.
Tahun 2012, Perpres 127 Tahun 2004. Batasan kontrak dirumuskan dalam Pasal 1 angka 22 Perpres No. 54 2010 yang dinyatakan bahwa kontrak adalah “
perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia barang jasa atau pelaksanaan swakelola.” Untuk memperoleh gambaran lengkap objek pengadaan diperlukan
pemahaman apa yang dimaksud dengan barang dan jasa. Didalam Pasal 4 Perpres No. 54 2010 disebutkan bahwa pengadaan barang jasa pemerintah meliputi
barang, pekerjaan konstruksi, jasa konsultasi dan jasa lainnya.
70
Pengertian barang, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14 Perpres No.
542010 adalah “setiap benda baik yang berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun yang tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan,
dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang.” Sedangkan batasan jasa konsultasi yang dirumuskan pada Pasal 1 angka 16 Perpres No. 54
2010 diartikan sebagai “jasa layanan professional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir
brainware. Sedangkan jasa lainnya dalam Pasal 1 angka 17 Perpres No 502010 diartikan sebagai ”jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan skillware dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas didunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala
pekerjaan danatau penyedia jasa selain jasa konsultasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang.”
Proses pengadaan barang jasa pemerintah tentunya tidak sama dengan pengadaan barangjasa swasta. Dimana pengadaan barang dan jasa pemerintah
lebih rumit dikarenakan pembiayaannya melalui APBNAPBD, baik sebagian
70
Ibid. Hal 45
ataupun keseluruhan, yang mana harus mengacu kepada aturan yang berlaku. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam proses pengadaan barang dan jasa, antara
lain : 1.
Pejabat Pembuat Komitmen PPK adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barangjasa. 2.
Penyedia barangjasa adalah badan usaha atau perseorangan uang menyediakan barang jasa.
3. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian. Yang meliputi bahan
baku, bahan setengah jadi peralatan yang spesifikasinya ditetapkan oleh pengguna barang jasa.
4. Khusus jasa terbagi atas tiga jenis, yaitu jasa pemborongan, jasa konsultasi,
jasa lainnya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran Tanggal 1 Januari - 31 Desember. APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban
APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.
71
APBN merupakan sumber pembiayaan pembangunan yang paling dominan yang dapat mencakup keseimbangan alokasi dan distribusi sumber daya
yang langka keseluruh wilayah Negara. Sejak tahun 1980 mulai dilakukan pengaturan pelaksanaan APBN dengan suatu Keputusan Presiden dimulai dengan
71
http:id.wikipedia.orgwikiAnggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara. 4 februari 2015. 13:22 WIB
Keppres No 14 tahun 1980 dan disempurnakan dengan Keppres No. 24 Tahun 1984 yang merupakan Keppres paling lama bertahan dan disempurnakan kembali
dengan Keppres No. 18 Tahun 2000 dan terakhir keppres No. 80 Tahun 2003 yang diterbitkan pada tanggal 3 November 2003 yang diterbitkan tanggal 31
Desember 2003 sebagai petunjuk pelaksanaan dalam Jasa Kontruksi. Keppres No. 80 Tahun 2003 sendiri hingga saat ini telah di addendum
sebanyak sembilan kali , yang terakhir adalah Perpres No. 4 tahun 2015, maksud dikeluarkannya Perpres ini adalah untuk mengatur pelaksanaan pengadaan
barangjasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayain oleh APBNAPBD seusai dengan tugas , fungsi, hak dan kewajiban serta peranan masing-masing pihak
dalam pengadaan barang jasa instansi pemerintah. Tujuannya agar pelaksanaan Pengadaan barangjasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai APBNAPBD
diperoleh barang jasa yang dibutuhkan instansi pemerintah dan jumlahnya cukup, dengan kualitas dan harga yang dapat dipertanggungjawabkan dalam waktu dan
tempat tertentu secara evisien evektif, terbuka dan bersaing, transparan, adiltidak diskriminatif, akuntabel.
Etika pengadaan barang jasa diatur dalam Keppres No.80 Tahun 2003 Pasal 5 butir a sampai dengan h. yang harus dipatuhi oleh penyedia barangjasa
dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan, yaitu :
72
a. Melaksanakan tugas dan tata tertib, disertai dengan tanggung-jawab
b. Bekerja secara professional dan mandiri atas dasar kejujuran serta menjaga
kerahasiann dokumen pengadaan barang dan jasa.
72
Adrian Sutedi, Op.Cit., Hal 10.
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung guna
menghindari persaingan yang tidak sehat d.
Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak
e. Menghindai dan mencegah terhadinya pertentangan kepentingan para pihak
yang terkait. f.
Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Negara dalam pengadaan barang dan jasa.
g. Menghindari dan mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi , golongan ataupun pihak lain. h.
Tidak menerima tidak menwarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan berupaapa saja kepada siapapun yang diketahui
atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa. Ruang lingkup yang diatur dalam Keppres No 80 Tahun 2003 meliputi
Pengadaan barang jasa yang pembiayaanya sebagian atau seluruhnya : 1
Dibebankan kepada APBN APBD 2
Biaya dari pinjaman hibah luar negeri PHLN yang sesuai atau yang tidak dengan pedoman dan ketentuan pengadaan barang jasa dari bertentangan
pemberian pinjaman hibah bersangkutan 3
Untuk investasi lingkungan BI,BHMN, BUMN, BUMD, dibebankan kepada APBN.
73
Keppres No 802003 juga mengatur bahwa pengadaan barangjasa pemerintah yang dibiayai APBN, apabila tidak lanjut dengan Keputusan Menteri
73
Keppres No. 80 tahun 2003, Pasal 7 Ayat 1
Pimpinan Lembaga Panglima TNI Kapolri Direksi BI Pimpinan BHMD Direksi BUMN dan Peraturan Daerah Keputusan Kepala Daerah yang mengatur
pengadaan barang jasa pemerintahyang dibiayai dana APBD, semuanya harus berpedoman serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan Keppres.
74
Perencanaan pengadaan adalah tahap awal dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah yang peranannya sangat stratejik dan menentukan
kegiatan ini bertujuan utuk mempersiapkan secara rinci mengenai target , waktu, mutu, biaya, dan manfaat dari paket-paket pengadaan barang dan jasa untuk
keperluan pemerintahan yang dibiayai dari dana APBN manupun Bantuan Luar Negeri.
B. Para Pihak dalam Pengadaan Barang dan Jasa